Hari Biasa Pekan I Prapaskah
"...jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." (Mat 6:14-15)
Doa Renungan
Allah Bapa, Engkaulah sumber kehidupan dan keselamatanku. Aku bersyukur kepada-Mu atas perlindungan yang Kauberikan sepanjang malam yang telah lalu. Bantulah aku agar senantiasa berdoa dalam nama-Mu. Cukupkanlah aku, dengan kebutuhan jasmani dan rohani, serta lepaskanlah dari segala marabahaya. Semoga hari ini aku dapat membawa kasih kepada sesama serta mengampuni orang-orang yang bersalah kepadaku. Amin.
Pembacaan dari Kitab Yesaya (55:10-11)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
Ayat. (Mzm 34:4-5.6-7.16-17.18-19; R:18b)
1. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
2. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan: Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
3. Mata Tuhan tertuju pada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka yang minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
4. Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan: dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. (Mat 4:4b)
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Frans pernah mengalami pengalaman buruk ketika ia harus hidup dengan keluarga pamannya selama beberapa tahun. Mereka rupanya memperlakukan Frans layaknya orang upahan. Pengalaman ini sudah berlalu puluhan tahun, tapi sampai saat ini ia selalu dihantui perasaan takut untuk menjadi bawahan dan selalu konflik dengan bossnya di perusahaan tempatnya bekerja.
Lain halnya dengan Nani. Ia ini seorang perfeksionis, maunya semua berjalan dengan sempurna. Ia selalu ketakutan akan apa yang akan terjadi besok dengan pekerjaannya. Pikirannya selalu dihantui dengan kata "jangan-jangan". Jangan-jangan besok rupiah melemah. Jangan-jangan besok ia sakit parah. Jangan-jangan minggu depan temannya membencinya karena sikapnya yang tegas. Jangan-jangan tahun depan perusahaannya bangkrut. Malam-malam dilaluinya selalu dengan ketakutan dan mimpi buruk akan masa yang akan datang.
Dalam Injil hari ini, Yesus mengajarkan kebijaksanaan Timur tentang hidup pada hari ini, pada saat ini, saat Dia mengajar doa: "Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya." Yesus tidak mengajar kita untuk mohon rezeki untuk masa lalu, karena hal itu udah berlalu. Ia juga tak mengajar kita untuk mohon rezeki masa depan, karena masa depan belum datang. Kedua waktu itu tidak nyata: yang satu sudah lewat dan yang lain belum tiba. Apa yang nyata adalah saat ini. Saat ini adalah juga kekekalan itu sendiri. Ketika Allah mewahyukan diri pada Musa, Ia memperkenalkan diri dalam waktu present sebagai, "I AM who AM" (Kel. 3:14)
Sering kali sebagai orang muda kita dihantui oleh masa lalu yang buruk dan ketakutan akan apa yang akan terjadi pada masa depan, sehingga saat ini dan hari ini berlalu begitu saja tanpa makna. Yesus mengajak kita untuk mempercayakan diri pada Bapa dan hidup saat demi saat dengan kepercayaan besar ini. Allah menyelenggarakan segala yang baik untuk kita, tak perlu kita ketakutan karena masa lalu dan akan masa depan.
Ya Allah, sang penguasa waktu, anugerahilah aku kebijaksanaan dan iman agar aku boleh berjalan bersama-Mu pada saat ini, karena saat inilah saat yang nyata dan penentu masa depanku. Amin.