Mengapa pada Malam Paskah diarak lilin Paskah dan mengapa minggu-minggu setelah Paskah, lilin itu masih diletakkan di dekat mimbar?
Dalam liturgi Malam Paskah ada bagian yang dikenal dengan Upacara Cahaya. Dalam upacara itu diaraklah sebuah lilin besar yang dinyalakan dari api baru yang sudah diberkati. Biasanya lampu-lampu gereja dipadamkan sehingga ruangan menjadi gelap. Hanya nyala lilin paskah dan juga nantinya lilin-lilin kecil yang dipegang umat yang menyala menerangi ruang gereja hingga Madah Kemuliaan dinyanyikan.
Lilin Paskah ini melambangkan kemuliaan Kristus yang menerangi kegelapan dunia akibat kedosaan umat manusia. Ia membawa cahaya baru bagi dunia. Oleh karena itu umat juga menyanyikan lagu “Kristus Cahaya Dunia”. Lilin Paskah itu penuh simbol yang mengungkapkan Kristus Mulia sang pembawa terang bagi dunia. Dalam lilin itu tertera tanda Alfa (Δ) dan Omega (Ω) yang melambangkan awal dan akhir dan tertera pula tahun bersangkutan sebagai lambang Kristus penguasa waktu. Kemuliaan dan kekuasaan-Nya tak habis dimakan zaman.
Setelah diarak dari luar gereja, lilin ini lalu diletakkan di samping mimbar tempat lektor biasanya membacakan Kitab Suci. Secara simbolik posisi ini mau mengajarkan bahwa Kristus yang mulia itu menuntun langkah manusia lewat sabda-sabda kehidupan yang dibacakan dari atas mimbar ini. Lilin paskah ini akan terus ada di samping mimbar selama masa Paskah.