Kanonisasi Kitab Suci

Kitab Suci yang kita terima dalam gereja bukanlah kitab yang tiba-tiba jatuh dari langit begitu saja, melainkan terbentuk dalam sejarah dan tradisi Gereja. Bukan pula hanya berisi sekedar kitab sejarah kronologis umat manusia, melainkan lebih merupakan inspirasi iman berkat karunia Roh Kudus melalui para penulis yang merefleksikan misteri keselamatan Allah bagi umat manusia.

Sebelum terbentuk Kitab Suci yang ada saat ini, dulu ada banyak juga tulisan-tulisan yang mencoba mengungkapkan pengalaman iman menangkap wahyu Allah, yang biasa disebut sebagai kitab-kitab apokrip. Akan tetapi gereja perlu menentukan kriteria-kriteria kanonisasi supaya terjamin otentisitas dan kebenarannya, sehingga terciptalah Kitab Suci kita sekarang ini. Adapun kriteria-kriteria tersebut antara lain: 1.) berciri apostolis, yaitu berasal dari para rasul, orang-orang rasuli atau yang disahkan oleh mereka. 2.) memiliki sumber inspirasi dari Roh Kudus.

Berkat kanonisasi tersebut kini kita memperoleh Kitab Suci yang ada hingga saat ini, yang terbagi dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, Kitab Suci Perjanjian Baru, dan juga Deuterokanonika. Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, tata keselamatan yang diramalkan, diceritakan dan diterangkan oleh para nabi dan pengarang Kitab Suci yang merupakan Sabda Allah yang benar (DV, art. 14). Dalam Injil seluruh pewartaan Kitab Suci Perjanjian Lama ditampung sepenuhnya dan dalam Kitab Suci Perjanjian Baru memperoleh dan memperlihatkan maknanya yang penuh. Dan sebaliknya Kitab Suci Perjanjian Lama pun menyinari/menjelaskan Kitab Suci Perjanjian Baru.

terima kasih telah mengunjungi renunganpagi.id, jika Anda merasa diberkati dengan renungan ini, Anda dapat membantu kami dengan memberikan persembahan kasih. Donasi Anda dapat dikirimkan melalui QRIS klik link. Kami membutuhkan dukungan Anda untuk terus menghubungkan orang-orang dengan Kristus dan Gereja. Tuhan memberkati

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy