Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus
Jumat Pertama Dalam Bulan
Mereka yang murni hatinya adalah bait Roh Kudus (St. Lusia)
Antifon Pembuka
Hati Tuhan selalu memikirkan umat-Nya untuk melepaskan mereka dari maut dan menghidupi mereka dalam masa kelaparan.
Doa Renungan
Allah Bapa maha pengasih dan penyayang, kata-kata takkan mampu mengungkapkan betapa dalam dan luas cinta kasih-Mu terhadap kami, yang Kautampakkan dalam hati Putra-Mu terkasih. Ajarilah kami menyadari, bahwa barangsiapa menaruh cinta kasih harus memberikan dirinya dan bahwa cinta kasih-Mu harus menjadi inti hidup kami. Dengan pengantaraan Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Pembacaan dari Kitab Ulangan (7:6-11)
"Kamulah yang dipilih dan dikasihi Tuhan!"
Sekali peristiwa, di padang gurun seberang Yordan, Musa berkata kepada umat Israel, “Kamulah umat yang kudus bagi Tuhan, Allahmu; kamulah yang dipilih Tuhan, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya. Bukan karena jumlahmu lebih besar dari bangsa mana pun, maka hati Tuhan terpikat olehmu dan memilih kamu, -sebab nyatanya kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa! -Tetapi karena Tuhan mengasihi kamu dan karena Ia memegang sumpah yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka Tuhan telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat, dan menebus kamu dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir. Sebab itu haruslah kamu ketahui, bahwa Tuhan, Allahmu itu, adalah Allah yang setia. Ia memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan. Tetapi terhadap setiap orang yang membenci Dia, Ia melakukan pembalasan dengan membinasakan orang itu. Ia tidak bertangguh terhadap orang yang membenci Dia. Ia langsung mengadakan pembalasan terhadap orang itu. Jadi berpeganglah pada perintah, yakni ketetapan dan peraturan yang pada hari ini kusampaikan kepadamu untuk dilakukan.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS. No. 809
Ref. Berbelas kasihlah Tuhan dan adil, Allah kami adalah rahim.
Ayat. (Mzm 103:1-2.3-4.6-7.8.10;R:17)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai jiwaku, janganlah lupa akan segala kebaikan-Nya.
2. Dialah yang mengampuni segala kesalahanmu, dan menyembuhkan segala penyakitmu! Dialah yang menebus hidupmu dari liang kubur, dan memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat.
3. Tuhan menjalankan keadilan dan kasih bagi semua orang yang diperas. Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, dan memaklumkan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang Israel.
4. Tuhan adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. Tidak pernah Ia memperlakukan kita setimpal dengan dosa kita, atau membalas kita setimpal dengan kesalahan kita.
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Yohanes (4:7-16)
Saudara-saudaraku yang terkasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allahlah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai silih bagi dosa-dosa kita! Maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Tetapi jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita. Beginilah kita ketahui bahwa kita berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita, yakni bahwa Ia telah mengaruniai kita mendapat bagian dalam Roh-Nya. Kami telah melihat dan bersaksi bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Penyelamat dunia. Barangsiapa mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/2, PS. No. 951
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Mat 11:29ab, 2/4)
Pikullah kuk yang Kupasang, dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (11:25-30)
Sekali peristiwa berkatalah Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, ya Bapa, Tuhan langit dan bumi! Sebab misteri Kerajaan Kausembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Kaunyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan di hati-Mu. Semua telah diserahkan oleh Bapa kepada-Ku, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak, serta orang-orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya. Datanglah kepada-Ku, kamu semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang, dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati. Maka hatimu akan mendapat ketenangan. Sebab enaklah kuk yang Kupasang, dan ringanlah beban-Ku.”
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Firman Tuhan hari ini mengundang kita untuk berani datang kepada Allah saat beban hidup menghimpit. Yesus berulang dan berkali-kali menyerukan kepada kita para pengikutnya untuk senantiasa datang menyerahkan beban salib kehidupan kita kepada Allah. Memang ketika kita percaya kepada Allah dan berserah kepada Allah bukan berarti kesulitan dan masalah kita selesai. Tuhan Allah bukan rumah penggadaian yang mengatasi masalah tanpa masalah. Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa kalau kita datang kepada-Nya, lalu seluruh masalah kita terselesaikan. Yang dijanjikan Tuhan adalah bahwa ia akan memberi kelegaan. Di saat kita berani bersimpuh di hadapan Tuhan, di saat beban menekan, kita akan tetap kuat untuk menahan beban. Di saat kita mempunyai iman, kita akan tetap berani menaruh harapan. Iman kepada Allah bukan menghilangkan beban kesulitan kita, melainkan memampukan kita untuk bertahan dalam kesulitan.
Injil hari ini mengingatkan kepada kita bahwa kita masing-masing harus memikul kuk (salib) kita. Kepada kita Tuhan memberikan salib untuk kita pikul sesuai dengan kemampuan dengan kemampuan kita untuk memanggulnya. Kita masing-masing memiliki salib yang harus kita pikul. Sering kita merasa berat untuk memikulnya, namun demikian Tuhan mengingatkan bahwa kita tidak pernah memanggul salib melebuhi kemampuan kita untuk menanggungnya. "Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Mat 6:34)
Setiap tahun Gereja merayakan Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus yang jatuh pada hari Jumat sesudah Hari Minggu, Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus karena Hati Yesus melambangkan kasih-Nya yang begitu besar bagi umat manusia. Pada tahun 1675, Yesus menampakkan diri kepada St. Maria Margareta Maria Alacoque dan menunjukkan Hati-Nya yang penuh belaskasihan itu berdarah. Yesus menyatakan kerinduan hati-Nya akan kasih umat-Nya dan menunjukkan Hati-Nya yang Mahakudus yang penuh cinta dan belaskasihan serta penyelamatan. Karena itu, Tuhan menetapkan hari Jumat setelah Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus sebagai hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus dan meminta Margereta untuk menghormati Hati-Nya Yang Mahakudus dengan menerima komuni kudus setiap Jumat Pertama dalam bulan selama sembilan bulan berturut-turut.
Dengan menghormati Hati Yesus Yang Mahakudus, kita mendapatkan berkat dari hati ilahi-Nya, yaitu kita mendapatkan segala kebutuhan kita. Kebutuhan yang dipenuhi oleh Hati Yesus terutama adalah kedamaian hati. Kedamaian hati jauh lebih berharga daripada harta benda. Agar kedamaian hati kita dapat terpelihara, kita hendaknya berusaha menyangkal kehendak kita sendiri dan menggantikannya dengan kehendak Hati Yesus yang Mahakudus. Dengan mengikuti kehendak Hati Yesus yang Mahakudus, kehendak-Nya bagi kita dapat terlaksana sehingga Ia semakin dimuliakan dan kita bersukacita karena menjadi alat-Nya dan percaya sepenuhnya kepada-Nya.
Kita merayakan Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus karena Hati Yesus melambangkan kasih-Nya yang begitu besar bagi umat manusia. Dalam Injil kita melihat bagaimana kasih yang melimpah dari hati-Nya, baik dalam kisah-kisah mukjizat, pengampunan orang berdosa atau dalam belas kasihan-Nya kepada mereka yang menderita. Bahkan dalam peristiwa salib, Kristus mencurahkan kasih-Nya sehabis-habisnya bagi kita: lambung-Nya ditikam dengan tombak dan segera mengalirlah keluar darah dan air (Yoh 19:34). Para Bapa Gereja perdana secara nyata menyatakan hormat mereka akan makna Hati Yesus Yang Mahakudus. Devosi ini terus berkembang sepanjang abad pertengahan dan pada tahun 1353 Paus Inosensius VI menetapkan suatu Perayaan Misa khusus guna menghormati misteri Hati Yesus Yang Mahakudus.