| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 05 Juni 2011 Hari Minggu Paskah VII

Minggu, 05 Juni 2011
Hari Minggu Paskah VII
(Novena Roh Kudus Hari Ketiga)

MENJADI KOMUNIKATOR KASIH

"Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya." (Yoh 17:8a)

Doa Penerangan Roh Kudus PS 147

Ya Bapa, utuslah Roh Kudus memenuhi hati umat-Mu, dan menyalakan di dalam api cinta-Mu.
P. Utuslah Roh-Mu, maka semuanya akan dicipta kembali.
U. Dan Engkau akan membaharui muka bumi.

Marilah kita berdoa (hening).
Ya Allah, Engkau telah mengajar hati umat-Mu dengan penerangan Roh Kudus. Berilah supaya berkat Roh yang kudus ini kami senantiasa berpikir benar, bertindak bijaksana, serta selalu bergembira karena penghiburan-Nya. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.


Antifon Pembuka

Tuhan, dengarkanlah suara seruanku, kasihanilah aku dan kabulkanlah doaku. Seturut sabda-Mu kucari wajah-Mu, wajah-Mu kucari, ya Tuhan. Jangan wajah-Mu Kausembunyikan daripadaku.

Doa Renungan


Allah Bapa kami yang mahamulia, kami mengimani bahwa Kristus telah bersatu dengan Dikau dalam kemuliaan dan bahwa Dialah Penyelamat umat manusia. Dengarkanlah doa kami, semoga Ia senantiasa menyertai kami sampai akhir zaman seperti dijanjikan-Nya. Sebab Dialah Putera-Mu, Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dan dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kisah Para Rasul (1:12-14)

"Dengan sehati mereka semua bertekun dalam doa."

Setelah Yesus diangkat ke surga, dari bukit yang disebut Bukit Zaitun kembalilah para rasul ke Yerusalem yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya. Setelah tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, Simon orang Zelot, dan Yudas bin Yakobus. Dengan sehati mereka semua bertekun dalam doa bersama dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 47:2-3.6-3.8-9; R:6)

1. Tuhan adalah terang dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gentar?
2. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, satu inilah yang kuingini: Diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya.
3. Dengarlah, ya Tuhan, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! Wajahmu kucari, ya Tuhan, seturut firman-Mu "Carilah wajah-Ku!"


Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Petrus (4:13-16)

"Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus."

Saudara-saudara terkasih, bersukacitalah sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus. Dengan demikian kamu pun boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Kristus menyatakan kemuliaan-Nya. Berbahagialah kamu, jika dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah, ada padamu. Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri, penjahat atau pengacau. Tetapi, jika kamu harus menderita sebagai orang Kristen, janganlah malu karena hal itu. Malah kamu harus memuliakan Allah dalam nama Kristus itu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Yoh 14:18)
Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu, sabda Tuhan. Aku akan datang lagi, dan hatimu akan bersukacita.
=>Alleluya

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (17:1-11a)

"Bapa, permuliakanlah Anak-Mu."

Dalam perjamuan malam terakhir Yesus menengadah ke langit dan berdoa: "Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada. Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu. Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu.

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Mohon Tujuh Karunia Roh Kudus PS 93

Datanglah, ya Roh Hikmat, turunlah atas diri kami, ajarlah kami menjadi orang bijak terutama agar kami dapat menghargai, mencintai, dan mengutamakan cita-cita surgawi; dan semoga kami Kaulepaskan dari belenggu dosa dunia ini.

Datanglah, ya Roh Pengertian, turunlah atas diri kami. Terangilah budi kami, agar dapat memahami ajaran Yesus, Sang Putra, dan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari.

Datanglah, ya Roh Nasihat, dampingilah kami dalam perjalanan hidup yang penuh gejolak ini; semoga kami selalu melakukan yang baik dan menjauhi yang jahat.

Datanglah, ya Roh Keperkasaan, kuatkanlah hamba-Mu yang lemah ini, agar tabah menghadapi segala kesulitan dan derita. Semoga kami Kaukuatkan dengan memegang tangan-Mu yang senantiasa menuntun kami.

Datanglah, ya Roh Pengenalan akan Allah. Ajarlah kami mengetahui bahwa semua yang ada di dunia ini sifatnya sementara saja. Bimbinglah kami, agar tidak terbuai oleh kemegahan dunia. Bimbinglah kami, agar dapat menggunakan hal-hal duniawi untuk kemuliaan-Mu.

Datanglah, ya Roh Kesalehan, bimbinglah kami untuk terus berbakti kepada-Mu. Ajarilah kami menjadi orang yang tahu berterimakasih atas segala kebaikan-Mu; dan berani menjadi teladan kesalehan bagi orang-orang di sekitar kami.

Datanglah, ya Roh takut akan Allah, ajarlah kami untuk takut dan tunduk kepada-Mu di manapun kami berada; tegakkanlah kami agar selalu berusaha melakukan hal-hal yang berkenan kepada-Mu.

Bapa Kami

Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

Doa Penutup
PS 92

Allah, Penyelamat kami, kami percaya bahwa Kristus telah bersatu dengan Dikau dalam keagungan. Semoga dalam Roh-Nua Ia selalu menyertai kami sampai akhir zaman, seperti dijanjikan-Nya. Sebab Dialah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa. Amin.



Renungan



bacalah Pesan Bapa Suci Benediktus XVI
untuk Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke- 45, 5 Juni 2011Kebenaran, pemakluman dan hidup otentik di zaman digital


DOA YESUS BAGI PARA MURID


Rekan-rekan yang budiman!

Pada hari Minggu Paskah VII tahun ini dibacakan doa Yesus dalam Yoh 17:1-11a. Minggu Paskah VII tahun lalu dibacakan akhir doa itu, yakni ay. 20-26. Di situ Yohanes menjelaskan bahwa pengalaman rohani bersatu dengan Yesus dapat membuat murid-murid semakin mengerti keakraban antara Yesus dengan Bapanya. Hari-hari ini saya berkonsultasi dengan Oom Hans mengenai beberapa pokok dalam ay. 1-11a. Saya bicarakan dengannya arti "memuliakan" (ay. 1,4,5,10). Tentunya yang dirujuk ialah peristiwa salib dan kebangkitan, pokok yang sudah lama digeluti oleh para teolog. Tapi seluk beluknya belum sepenuhnya jelas. Berikut ini saya teruskan jawabannya apa adanya. Ia tidak berkeberatan suratnya ikut dibaca rekan-rekan.

Akan ditambahkan beberapa catatan mengenai bacaan pertama (Kis 1:12-14) pada akhir surat-menyurat ini.

Selamat mengikuti!
A. Gianto


Gus yang baik!

Dalam bab 17 itu kucatat doa Yesus kepada Bapanya pada malam sebelum ia berpisah dengan para murid. Para murid yang ada di situ ikut mendengar isi doa Yesus. Oleh sebab itu, mereka dapat juga merasakan keakraban yang ada di antara Yesus dengan Yang Mahakuasa yang sudah beberapa lamanya diperkenalkannya sebagai Bapa itu. Bagi para murid, ikut merasakan betapa dekatnya Yesus dengan Bapanya itu termasuk khasiat langsung doa itu. Yesus mengajarkannya bukan dengan serangkai penjelasan melainkan dengan doa dan mengikutsertakan mereka dalam pengalamannya sendiri. Ia berani meminta agar Bapanya memperhatikan dan memberikan hal-hal yang paling dibutuhkan.

Sebelum menjawab pertanyaanmu mengenai apa artinya "memuliakan", marilah sebentar kita ingat hal yang tentunya tak amat asing lagi, yakni kemiripan doa Yesus di sini dengan doa Bapa Kami yang kalian kenal dari Luc dan Matt. Dalam Yoh 17:1-2 Yesus mengutarakan permohonan agar Bapa memuliakan dirinya supaya nanti ia juga dapat memuliakan Bapanya. Permintaan itu mengingatkan pada kata-kata "Bapa Kami yang ada di surga, dimuliakanlah (harfiahnya "dikuduskanlah" Luk 11:2 dan Mat 6:9) nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu." Kemudian dalam ay. 4-5 Yesus mempersembahkan semua yang dilakukannya sebagai pemenuhan tugas yang diberikan Bapa sendiri kepadanya sejak dulu. Kalian akan ingat ungkapan "jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga." Selanjutnya dari ay. 6-11 kita tahu Yesus membuat kita mengenal Bapa yang berfirman kepada kita semua lewat Yesus sendiri. Jelas yang dibawakan Yesus itulah rezeki hari demi hari yang membuat kita tetap hidup. Erat kaitannya dengan permohonan "berilah kami rezeki pada hari ini." Kita ini kan hidup dari firmannya (Ul 4, Mat 4:4). Dalam ay. 15 yang tak ikut kalian bacakan, Yesus berkata, "...supaya Engkau (Bapa) melindungi mereka (para murid) dari yang jahat." Doa ini amat mirip dengan "Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat" yang mengakhiri doa Bapa Kami. Jadi dalam saat-saat terakhir bersama murid-muridnya itu Yesus mengucapkan doa dengan sikap batin yang sudah sejak lama diajarkannya kepada murid-muridnya.

Boleh jadi banyak orang akan terbantu bila Yoh 17 diterangkan dengan rujukan kepada doa Bapa Kami seperti di atas. Sikap batin seperti itu dapat membuat kalian semakin meresapi arti "memuliakan" tadi. Bila berguna, pahami gagasan "memuliakan" dalam teks Injilku dengan "Bapa membiarkan Putra menunjukkan kebesaran dirinya" sehingga nanti Putra dapat "menunjukkan kemuliaan Bapa". Beginilah penjelasannya.

Yesus memohon agar Bapanya tetap mendampinginya pada hari-hari terakhirnya. Kami tahu Yesus minta kekuatan agar tak mundur menghadapi penolakan dari pihak orang-orang yang didatanginya. Ia mohon agar tidak dibiarkan sendirian ketika diperlakukan dengan buruk, dipersalahkan, dan bahkan sampai dihukum mati. Perhatian Bapa di dalam penderitaan yang mesti dilalui sampai akhir itulah yang diminta Yesus ketika ia berdoa agar Bapa memuliakan Putra. Ada satu hal yang perlu kutekankan. Permohonan Yesus agar disertai Bapa itu tidak dimaksud untuk meminta Bapa menyingkirkan penderitaan dari dirinya. Ia bahkan sudah berniat menjalani apa saja hingga selesai. Mengapa?

Kudalami perkara itu cukup lama. Satu ketika aku menduga bahwa Yesus yakin Bapanya di surga itu bisa tiba-tiba menyuruh malaikat-malaikat datang menolong Putra terkasihNya yang mendapat perlakuan buruk di dunia ini. Inilah yang digelisahkan Yesus. Ia khawatir Bapanya tak bisa menerima perlakuan tadi dan mengirim balatentara surga meremukkan lawan-lawan. Gus, mungkin tak pernah kau berpikir ke situ. Tapi itulah kiranya yang membuat Yesus memohon kepada Bapa agar dibiarkan menjalani semua itu sampai tuntas, sampai "sudah terlaksana" di kayu salib (Yoh 19:30). Yesus ingin agar dapat menunjukkan kepada dunia betapa Yang Ilahi tak segan mendekati dunia yang telah menyingkirinya. Ia bahkan minta kepada Yang Mahakuasa agar membiarkannya mengalami jerih payah mempersaksikan hal ini. Inilah maksud Yesus ketika memohon kepada Bapa supaya Bapa "memuliakan" Putranya, membiarkan Putra memperlihatkan kebesaran dirinya dalam penderitaan nanti. Ini semua perlu terjadi agar dunia tertebus dari kekuatan-kekuatan jahat. Yah, penebusan dunia itu kan yang sejak awal dimaui Yang Mahakuasa sendiri. Yesus mau memperlihatkan kepada dunia yang masih ada di bawah kuasa gelap bahwa Yang Mahakuasa tidak mundur dan melupakannya, tapi malah mendatanginya dan membawanya kembali di jalan benar menuju terang yang memberi hidup, dengan pengorbanan apapun. Begitulah pemahamanku mengenai permintaan Yesus agar Bapa memuliakan Putra.

Dengan cara tadi barulah kebesaran Bapa bisa ditunjukkan oleh Putra. Begitulah akan kelihatan bahwa Yang Mahakuasa itu bukan yang mau menang sendiri. Bila begitu dengan mudah semuanya bisa dijalankan. Tapi kerugiannya besar. Ia tidak akan tampil sebagai pribadi matang yang bisa menerima diri bahwa tidak sendirian lagi, dan menerima bahwa kebersamaan itu memiliki nilai tersendiri, sekalipun dapat menyakitkan. Rasa pilu melihat karya besarnya kini merosot ditanggungnya pula, juga kemarahan ditahan-Nya. Inilah kasih sayang yang menjadi inti kebesaran Yang Ilahi. Bila Ia tiba-tiba memasuki kembali jagat ini dan menatanya seperti dimauinya, maka manusia tidak ada harganya lagi. Sekedar barang mainan. Tapi bukan itulah maksud-Nya ketika Ia menciptakan kita. Bukankah Ia menjadikan manusia sebagai gambar dan rupa diri-Nya sehingga bisa menjadi "penerus"-nya di dunia ciptaan ini? Dan Putra yang diutus-Nya ke dunia itu, Putra terkasihnya itu, dialah yang bakal memungkinkan dunia melihat kebesaran Bapa yang demikian tadi.

Mudah-mudahan catatan di atas berguna. Jangan ragu-ragu bertanya lebih jauh. Bagiku juga hingga hari ini tetap ada sisi-sisi baru yang muncul.



Hans

Oom Hans yang baik!

Terima kasih buat masukan yang membuka pikiran itu. Ada pertanyaan lagi. Dalam ay. 3 tertulis kata-kata Yesus: "Inilah hidup yang kekal, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus." Heran, kok Yesus menyebut diri sebagai Yesus Kristus. Jangan-jangan ay. 3 itu Oom karang sendiri dengan maksud memberi catatan kaki pada ungkapan "hidup abadi" yang disebut Yesus dalam ay. 2?

Teriring salam, juga buat Oma Miryam!
Gus


================

Gus yang baik!


Memang Yoh 17:3 itu kumaksud untuk menjelaskan bagaimana orang bisa memperoleh hidup kekal yang disebut Yesus dalam ayat sebelumnya. Bukankah itu pertanyaan yang memenuhi batin orang banyak? Ingat pertanyaan orang kepada Yesus bagaimana caranya mencapai hidup kekal (Mrk 10:17, lihat juga Mat 19:16 Luk 18:18). Di situ Yesus mengajak orang yang amat teguh beragama itu untuk melangkah lebih jauh ke dalam kerohanian sejati dan menemukan pengetahuan mengenai inti keilahian sendiri. Dalam kisah yang dilaporkan ketiga rekan penginjil itu Yesus mengajarkan, kalau orang mau sampai tingkat sempurna, tinggalkan apa-apa yang dipunyai dan amalkan bagi orang lain, lalu ikuti dia. Inilah pengetahuan sejati tadi. Nah dalam hubungan itulah Yoh 17:3 menjelaskan bahwa hidup kekal timbul dari kemauan untuk mengenali satu-satunya Allah yang benar dan mengakui Yesus Kristus sebagai utusan-Nya. Jalan ke hidup kekal ialah mengikuti Yesus dengan batin merdeka. Namun, sekali lagi ini bukan pengetahuan di kepala melulu, bukan pula sekadar kemantapan batin semata-mata, melainkan kesatuan diri dengan Yang Ilahi tanpa lebur ke dalamnya, tetapi dalam bimbingan sang Putra. Ini spiritualitas yang mematangkan batin.

Tengok juga Yoh 17:10. Di situ Yesus menegaskan bahwa dirinya sudah dimuliakan di dalam mereka yakni dalam diri murid-murid yang didoakan kepada Bapa itu. Murid-murid menemukan jalan benar sampai ke Bapa lewat Yesus. Ia bisa mengajak orang sungguh mendekat kepada Bapa tanpa luluh tapi malah semakin menemukan diri, seperti ia sendiri.

Sampai lain kali,
Hans


================

TAMBAHAN DARI BACAAN PERTAMA


Dalam Kis 1:12-14 digambarkan bagaimana setelah menyaksikan kenaikan Yesus para rasul kembali ke kehidupan mereka sehari-hari di Yerusalem. Ada bersama dengan mereka juga beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus. Marilah kita rasa-rasakan keadaan mereka. Meskipun telah menyaksikan bagaimana Yesus kini terangkat mulia, mereka sendiri sebenarnya sadar masih berada di sini, di dunia. Menarik ditengok bagaimana nama kota Yerusalem di sini, pada ayat 12, dieja dalam teks Yunaninya, yakni Ierousaleem. Bila ditulis demikian maka hendak dikatakan wilayah yang telah menolak Yesus dulu, dan tentunya para rasul juga merasakan penolakan itu. Mereka kini berkumpul - tentu dengan rasa waswas bagaimana nanti bila terus menerus dimusuhi, bahkan bisa jadi dihabisi oleh pihak-pihak yang mau menumpas kelompok Yesus ini.

Penulisan nama kota Yerusalem dalam karya Injil Lukas dan Kisah amat berperan. Disebutkan dalam Kis 1:3, Yesus yang telah bangkit mendatangi para rasul berulang-ulang selama 40 hari. Kemudian pada Kis 1:4 diceritakan bahwa ketika ia makan bersama mereka, ia pun melarang mereka meninggalkan Yerusalem - di sini dieja dalam satu bentuk Hierosolyma - untuk menantikan dipenuhinya janji Bapa tentang datangnya Roh Kudus bagi mereka. Bila dieja demikian, hendak ditampilkan wahana Yesus mendapatkan kemuliaan. Pada kesempatan itulah para rasul diminta agar tidak meninggalkan wahana seperti ini. Nanti ketika mereka melihat bagaimana Yesus diangkat ke surga, mereka diberitahu olehnya, Kis 1:8, bahwa mereka akan menerima kekuatan, yakni bila Roh Kudus turun ke atas mereka. Dan mereka akan menjadi saksi-saksinya di Yerusalem - dieja Ierousaleem - dalam arti lingkungan yang serba memusuhi

Nanti pada hari Roh Kudus turun ke atas para rasul, disebutkan dalam Kis 2:5 bahwa di Yerusalem - Ierousaleem - ada banyak orang Yahudi yang saleh yang berdatangan dari pelbagai penjuru bumi. Maksudnya, meski saleh mereka ini masih ada dalam pihak yang menolak. Kesalehan mereka bisa pula membuat mereka sendiri jauh bahkan menolak yang benar. Nanti dalam awal khotbah Petrus, Kis 2:14, mereka akan disapa demikian, dan sebentar kemudian mereka jadi sadar dan memilih ikut Yesus. Dan ini terjadi dalam kuasa Roh Kudus. Inilah konteks bacaan pertama hari Minggu ini.

Kelompok para rasul dan para perempuan yang dibicarakan dalam bacaan pertama kali ini mengujudkan komunitas orang-orang yang berada dalam wahana yang menerima Yesus yang bangkit. Mereka akan dikuatkan oleh Roh Kudus untuk tidak mundur hidup di lingkungan yang tidak selalu menerima dan bahkan memusuhi. Inilah warta bab-bab pertama dalam Kisah Para Rasul.

Salam hangat,
A. Gianto

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy