| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 29 Juni 2011 Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus, Rasul

Rabu, 29 Juni 2011
Hari Raya St. Petrus dan St. Paulus, Rasul


Putra Allah harus menderita bagi kita sebagai silih atas dosa, dan sebagai teladan akan bagaimana kita harus bertindak (St. Tomas Aquinas)

Antifon Pembuka

Waktu hidup di dunia mereka menanamkan Gereja dengan menumpahkan darah-Nya. Piala Tuhan diminumnya dan mereka menjadi sahabat Allah.

Doa Renungan

Allah Bapa kami yang mahakuasa dan kekal, Putra-Mu telah berjanji selalu menyertai Gereja-Nya sampai akhir zaman. Semoga Ia selalu menyertai kami. Semoga pengenalan akan Engkau membuat kami semakin mencintai Engkau dan pengenalan diri membuat aku semakin terbuka terhadap sesama.
Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang hidup dan bertakhta bersama Bapa dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Pembacaan dari Kisah Para Rasul (12:1-11)

"Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes."


Waktu terjadi penganiayaan terhadap jemaat, Raja Herodes mulai bertindak dengan keras terhadap beberapa orang dari jemaat. Ia menyuruh membunuh Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang. Ketika ia melihat bahwa hal itu menyenangkan hati orang Yahudi, ia melanjutkan perbuatannya itu dan menyuruh menahan Petrus. Waktu itu hari raya Roti Tidak Beragi. Setelah Petrus ditangkap, Herodes menyuruh memenjarakannya di bawah penjagaan empat regu, masing-masing terdiri dari empat prajurit. Maksudnya ialah, supaya sehabis Paskah ia menghadapkannya ke depan orang banyak. Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah. Pada malam sebelum Herodes menghadapkannya kepada orang banyak, Petrus tidur di antara dua orang prajurit, terbelenggu dengan dua rantai. Selain itu prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus untuk membangunkannya. Kata malaikat itu, “Bangunlah segera!” Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus. Lalu kata malaikat itu kepadanya, “Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu!” Petrus pun berbuat demikian. Lalu malaikat itu berkata kepadanya, “Kenakanlah jubahmu dan ikutlah aku!” Lalu ia mengikuti malaikat itu ke luar, dan ia tidak tahu bahwa apa yang dilakukan malaikat itu sungguh-sungguh terjadi; sangkanya ia melihat suatu penglihatan. Setelah mereka melalui tempat kawal pertama dan tempat kawal kedua, sampailah mereka ke pintu gerbang besi yang menuju ke kota. Pintu itu terbuka dengan sendirinya bagi mereka. Sesudah tiba di luar, mereka berjalan sampai ke ujung jalan, dan tiba-tiba malaikat itu meninggalkan dia. Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata, “Sekarang benar-benar tahulah aku bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Ayat. (Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9; Ul: 2/4)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarkan dan bersukacita.
2. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya. Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
3. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengarkan; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya!
4. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!


Pembacaan dari Surat kedua Rasul Paulus kepada Timotius (4:6-8.17-18)

"Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran."

Saudaraku terkasih, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan, dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; bukan hanya kepadaku, tetapi juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya. Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa. Tuhan akan melepaskan daku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 16:18)
Engkaulah Petrus, dan di atas wadas ini akan Kudirikan jemaat-Ku, dan kerajaan maut tidak akan mengalahkannya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-19)

"Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku."

Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus, sebab bukan manusia yang mengatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga, dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.”

Renungan
RASUL PETRUS DAN PAULUS: PEWARTA YESUS SANG MESIAS

Saudara-saudari yang terkasih,

Hari ini Gereja
merayakan rasul Petrus dan Paulus, dua tokoh besar dan saksi Tuhan Yesus yang telah bangkit. Hidup dan pewartaan mereka membuahkan pondasi yang sangat kokoh bagi umat beriman sehingga terciptalah kerukunan dan persatuan. Meskipun mereka mengalami banyak penderitaan dan ditinggalkan oleh sahabat-sahabat, iman kepercayaan mereka kepada Yesus, Sang Mesias tidak pernah luntur dan tidak goyah. Santo Petrus wafat sebagai martir dengan disalibkan kepala di bawah di bukit Vatikan sekitar tahun 67. Rasul Paulus wafat sekitar tahun 67 pada masa penganiayaan yang dasyat terhadap umat Kristen dalam masa pemerintahan Kaisar Nero. Mereka kokoh dan setia dalam iman karena kepercayaan mereka kepada Yesus, Sang Mesias, Anak Allah yang hidup! (lih. Matius 16:16).

Perikopa yang menjadi permenungan kita adalah Injil Matius 16:13-19, “Pengakuan Petrus”. Pengakuan iman Petrus terjadi dalam sebuah percakapan Tuhan Yesus dengan para murid di Kaisarea Filipi, Palestina Utara. Tuhan Yesus bertanya mengenai pandangan banyak orang mengenai jati diri-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu? (ayat 13). Para murid menyebutkan pengenalan masyarakat pada waktu itu : Herodes Antipas mengira bahwa Yesus adalah Yohanes Pembaptis yang hidup kembali, kembalinya Elia yang diharapkan untuk mengiringi kedatangan Kerajaan Allah, dan Yeremia. Pertanyaan Tuhan Yesus beralih dari “menurut kata orang” kepada “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini? (ayat 15), Tuhan Yesus mengharapkan jawaban yang sangat personal. Menanggapi pertanyaan Tuhan Yesus, Petrus sebagai juru bicara kelompok menjawab, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang
hidup!” (ayat 16). Pengakuan Petrus akan Yesus sebagai Mesias mencerminkan pengharapan para rasul bahwa Yesus akan membebaskan Israel dari para musuh dan mendirikan Kerajaan Allah di dunia.

Ungkapan Anak Allah yang hidup membenarkan dan mengatasi semua implikasi yang ada dalam sebutan “Mesias” (Mesias adalah kata Ibrani yang berarti “yang diurapi”; terjemahan Yunaninya adalah Christos). Pengakuan Petrus adalah pewahyuan dari Allah dan menjanjikan Petrus menjadi “batu karang” yang di atasnya jemaat Kristen akan didirikan sesudah wafat dan kebangkitan Tuhan Yesus. Tidak ada kekuatan yang melawan Allah yang dapat menghancurkan jemaat itu.

Petrus adalah Paus yang pertama, seorang nelayan dari Galilea. Setelah Tuhan Yesus wafat dan bangkit, Petrus tinggal di Roma. Roma adalah pusat seluruh kerajaan Romawi, di kota ini Petrus mempertobatkan banyak orang. Ketika penganiayaan yang kejam terhadap orang-orang Kristen dimulai, Petrus tetap setia mendampingi dan akhirnya wafat di Roma. Paulus adalah rasul besar yang dulunya menganiaya umat Kristen, dan bertobat. Dalam mewartakan Tuhan Yesus yang bangkit, Paulus mengalami pelbagai macam tantangan dan bahaya. Paulus didera, dilempari batu, kapalnya karam, tersesat di laut, dan kerap kali mengalami kelaparan, haus, dan kedinginan. Namun Paulus tetap teguh percaya kepada Tuhan Yesus.

Saudara-saudari yang dicintai Tuhan,

Iman kita berdasarkan iman para rasul. Semoga pengenalan kita yang akrab dan dalam dengan Tuhan Yesus yang bangkit, menjadikan iman kita kokoh “seperti batu karang” dan melalui diri kita, Kristus semakin dikenal oleh banyak orang.

Salam dan berkat,


Pastor L. Setyo Antoro SCJ.

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy