Hari Biasa Pekan XVII
YOHANES, HERODES, HERODIAS
”Sebab memang, Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggu dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, Isteri Filipus, saudaranya. Karena Yohanes pernah menegornya: ”Tidak halal engkau mengambil Herodias.” (Mat 14 : 3 - 4.)
Doa Renungan
Tuhan Yesus, Engkau telah memanggil kami dari kegelapan menuju terang-Mu yang mengagumkan. Biarlah terang-Mu bersinar lebih cerah dalam diri kami, mengusir segala kegelapan dan memancarkan kebaikan kepada orang-orang. Bimbinglah dengan demikian semua orang untuk hidup yang benar. Sebab Engkaulah, Tuhan, Pengantara kami. Amin.
Pembacaan dari Kitab Imamat (25:1.8-17)
Tuhan bersabda kepada Musa di Gunung Sinai, "Engkau harus menghitung tujuh tahun sabat, yakni tujuh kali tujuh tahun. Jadi tujuh tahun sabat itu sama dengan empat puluh sembilan tahun. Lalu engkau harus membunyikan sangkakala di mana-mana dalam bulan ke tujuh, pada tanggal sepuluh. Pada hari raya Pendamaian kalian harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu. Kalian harus menguduskan tahun yang kelima puluh dan memaklumkan kebebasan bagi segenap penduduk negeri. Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu. Janganlah kalian menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kalian tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kalian petik buahnya. Karena tahun itu tahun Yobel, maka haruslah menjadi kudus bagimu; hasil tahun itu yang hendak kalian makan harus diambil dari ladang. Dalam tahun Yobel itu semua harus pulang ke tanah miliknya. Apabila kalian menjual sesuatu kepada sesamamu atau membeli dari padanya, janganlah kalian merugikan satu sama lain. Apabila engkau membeli dari sesamamu haruslah menurut jumlah tahun sesudah tahun Yobel. Dan apabila ia menjual kepadamu haruslah menurut jumlah tahun panen. Makin besar jumlah tahun itu makin besarlah pembeliannya, makin kecil jumlah tahun itu, makin kecillah pembeliannya, karena jumlah panenlah yang dijualnya kepadamu. Janganlah kalian merugikan satu sama lain, tetapi engkau harus takwa kepada Allahmu. Akulah Tuhan, Allahmu."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 67:2-3.5.7-8)
1. Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa.
2. Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas bumi.
3. Tanah telah memberi hasilnya; Allah, Allah kita memberkati kita. Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takwa kepada-Nya!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah yang dikejar-kejar karena taat kepada Tuhan, sebab bagi merekalah Kerajaan Surga.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (14:1-12)
"Herodes menyuruh memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Kemudian murid-murid Yohanes memberitahukan hal itu kepada Yesus."
Sekali peristiwa sampailah berita tentang Yesus kepada Herodes, raja wilayah. Maka ia berkata kepada pegawai-pegawainya, "Inilah Yohanes Pembaptis. Ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya." Sebab memang Herodes telah menyuruh menangkap Yohanes, membelenggu dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus, saudaranya. Sebab Yohanes pernah menegur Herodes, "Tidak halal engkau mengambil Herodias!" Herodes ingin membunuhnya, tetapi ia takut kepada orang banyak yang memandang Yohanes sebagai nabi. Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah puteri Herodias di tengah-tengah mereka dan menyenangkan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya. Maka setelah dihasut oleh ibunya, puteri itu berkata, "Berikanlah kepadaku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam." Lalu sedihlah hati raja. Tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, diperintahkannya juga untuk memberikannya. Disuruhnya orang memenggal kepala Yohanes di penjara, dan membawanya di sebuah talam, lalu diberikan kepada puteri Herodias, dan puteri Herodias membawanya kepada ibunya. Kemudian datanglah murid-murid Yohanes Pembaptis mengambil jenazah itu dan menguburkannya. Lalu pergilah mereka memberitahu Yesus.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Yohanes tidak takut menegur raja Herodes yang mengambil Herodias, isteri Filipus. "Tidak halal engkau mengembnil Herodias." Bagi Yohanes kebenaran dan kebaikan harus disuarakan. Ia prihatin, karena begitu banyak penyimpangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Keadilan dilanggar, rumah tangga orang dirusak, orang kecil ditindas, kekayaan bangsa disalah gunakan dan keuntungan diperoleh dengan cara yang tidak halal: mencuri, korupsi, menipu dan membodohi. Untuk itu, sudah saatnya semangat Yohanes Pembaptis dihidupkan kembali, untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Untuk membuka aib serta kebusukan yang ada. Beranikah kita meneladani Yohanes Pembaptis di jaman ini? Yang tidak jauh berbeda dengan jaman Yohanes Pembaptis, menghadapi kehidupan di kalangan istana Herodes. Begitu pula dalam kehidupan orang-orang yang suka korupsi, berjudi, main perempunan, mabok-mabokan dan minum miras. Beranikah kita mengingatkan mereka, bahwa hidup bukan untuk berfoya-foya?
Saudara-saudari terkasih.
Menjaga penampilan, atau jaga image, atau "jaim". Menjaga nama baik, menjaga wibawa. Awalnya, Herodes begitu terpesona oleh puteri Herodias yang bisa menari dengan amat baik. Ia lalu bersumpah untuk memberikan apa saja yang diminta puteri- nya itu. Ternyata puteri itu meminta kepala Yohanes Pembaptis. Dengan kata lain Yohanes harus dibunuh. Namun, karena sudah terlanjur bersumpah di depan para tamunya, Herodes tega memerintahkan memenggal kepala Yohanes Pembaptis. Jaga image, sesungguhnya bukanlah sesuatu yang salah atau jelek atau pun jahat. Tetapi "jaim" menjadi jelek atau salah atau jahat; apabila dengan jaim itu kita mengorbankan orang lain. Bila jaim itu demi nama baik kita, tetapi dengan cara menjatuhkan orang lain, menjelek-jelekkan orang lain, menipu dan membohongi orang lain. Tentu itu tidak baik, tidak benar!
Saudara-saudari terkasih.
Dalam retret atau dalam latihan rohani, kita disarankan tidak membuat keputusan yang penting mengenai hidup kita. Saat diliputi kegembiraan yang memuncak, perasaan yang luar biasa, itu pasti akan sangat mempengaruhi pikiran kita. Pengalaman Herodes dapat menjadi contoh bagi kita. Sebenarnya, puteri Herodias itu telah menari apa? Sehingga membuat Herodes lupa diri? Bahkan sampai berani bersumpah akan memberikan apa saja yang dimintanya. Pada saat seperti itu, tidak jarang orang membuat kesalahan fatal, yang menghancurkan hidupnya. Pengalaman Herodes ini, dapat menjadi contoh bagi kita. Di sisi lain Herodes memang sedang jatuh cinta kepada Herodias, perempuan cantik isteri Filipus, saudaranya. Sehingga Herodes ingin memberikan apa pun yang bisa menyenangkan hati Herodias. Herodes ingin agar kemesraan yang ada antara Herodes dan Herodias janganlah berlalu. Maka ia ingin mempertahankan "kemesraan" itu dengan mengikat Herodias dalam gelora asmara yang tinggi. Bukankah kita pun sering mengalami seperti itu, dan melakukan kesala- han yang sama?
Saudara-saudari terkasih.
Sebagai manusia biasa, yang mempunyai nafsu serta selera, kita pun tidak jarang juga berada dalam situasi seperti Herodes. Sebagai suami isteri, sebagai orangtua, sering kita terbawa dalam situasi serta kondisi memuncak oleh peristiwa yang kita alami. Bisa saja itu oleh kemesraan kita sebagai suami isteri, sehingga kita merasa terbang tinggi, menikmati cinta. Bahkan tidak jarang terjadi pula, pada muda-mudi, lupa dan keterusan dalam bercinta, lupa bahwa belum boleh melakukan hubungan badan. Kita berjanji dan bersumpah, kita membual bahwa kita akan segera menikah. Begitu pula sebagai orangtua, ayah atau ibu kita berjanji, akan memberikan apa saja kepada anak kita, karena telah berhasil, telah melakukan yang kita perintahkan. Begitu seterusnya, bahwa sesungguhnya dalam luapan kegembiraan yang luar biasa, orang lupa akan dirinya, akan janji dan sumpahnya yang sebetulnya tidak mungkin dia lakukan. Karena janji dan sumpahnya diucapkan dalam keadaan mabuk asmara dan situasi hati yang tidak seimbang.
REFLEKSI:
Akankah kita biarkan keadilan dan kebenaran diputarbalikkan demi pribadi dan kelompok tertentu?
MARILAH KITA BERDOA:
Tuhan Yesus, sucikanlah pikiran, perkataan dan perasaan kami; agar jangan sampai menjadi sumber kesalahan dan kekeliruan dalam hidup kami. Semoga kata-kata serta keputusan-keputusan kami tidak membawa bencana dan penderitaan bagi sesama kami, ya Yesus... Doa ini kami persembahkan dalam nama-Mu yang Kudus, Tuhan dan Penyelamat kami. Amin.
Renungan Lumen 2000