Hari Biasa Pekan XXII
SANGSI, HORMAT, & PERCAYA
Simon Petrus tersungkur di depan Yesus dan berkata: ”Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa”. Kata Yesus: ”Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia”. Simon dan teman-temannya pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus. (Luk 5: 8, 10 – 11)
Doa Renungan
Allah Bapa kami di surga, kami bersyukur atas kehidupan yang masih kami alami serta kesehatan yang telah kami terima. Buatlah kami mampu menyadari kasih-Mu sehingga sepanjang hari ini dimampukan untuk memulai, melaksanakan dan mengakhiri semua pekerjaan dan tugas kami dalam nama-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putera-Mu yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dalam persekutuan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin.
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (1:9-14)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya.
Ayat. (Mzm 98:2-3ab.3cd-4.5-6)
1. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
2. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!
3. Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring, bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mrk 1:17)
Mari, ikutlah Aku, sabda Tuhan, dan kalian akan Kujadikan penjala manusia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (5:1-11)
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya. U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Dia, hendak mendengarkan firman Allah. Maka Ia pun melihat ke sekeliling-Nya, mencari tempat berpijak yang tepat, agar pengajarannya jelas dan dapat ditangkap oleh semua orang. Ia melihat ada dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Yesus naik ke dalam salah satu perahu, yakni perahu Simon, dan menyuruh dia menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Simon tidak membantah, melainkan langsung menuruti perintah Yesus. Mengapa? Karena Simon sudah kenal siapa Yesus, yakni seseorang yang dihormati banyak orang sebagai guru, dan pernah menyembuhkan ibu mertuanya yang sakit keras. Lalu Yesus duduk di perahu dan Ia mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai bicara, Yesus berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam, dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan".
Saudara-saudari terkasih.
Bagaimana tanggapan Simon mendengar perintah itu? Simon menjawab: "Guru, sepanjang malam kami bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga". Pada awalnya, Simon sedikit sangsi akan petunjuk Yesus. Bukankah malam adalah waktu yang lebih baik untuk menangkap ikan daripada pagi menjelang siang? Pun malam tadi mereka sudah bekerja keras dan hasilnya nihil. Namun rasa sangsi itu jauh lebih kecil daripada rasa hormatnya kepada Yesus. Karena yang menyuruh adalah guru yang sungguh dihormatinya, maka ia mematuhi perintahNya. Dan mereka pun menangkap banyak sekali ikan, sampai jala mereka koyak, sampai perlu dibantu oleh sebuah perahu lain untuk menampung ikan yang tertangkap, bahkan kedua perahu sampai hampir tenggelam. Mengalami itu, Simon amat malu. Ia tersungkur dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa"
Saudara-saudari terkasih.
Simon merasa berdosa karena sempat meragukan apa yang dikatakan Yesus. Namun Yesus paham sekali, bahwasanya Simon sungguh menghormati-Nya, sehingga meski ia ragu, namun ia tetap patuh melakukan apa yang disuruhkan Yesus kepadanya. Maka Yesus pun menenangkan Simon, katanya: "Jangan takut, mulai sekarang, engkau akan menjadi penjala manusia". Seseorang yang pernah ragu dan kurang percaya kepada Yesus, namun kemudian menyesal dan bertobat, akan menjadi seseorang yang sungguh percaya pada kuasa-Nya. Percaya bukan karena mendengar dari orang lain atau membacanya dari buku, melainkan percaya karena pernah mengalaminya sendiri. Orang yang percaya, karena sudah mengalaminya sendiri, akan memberitakan apa yang dipercayainya dengan sangat yakin kepada orang lain. Pemberitaannya bukanlah basa basi belaka. Pemberitaannya berdasarkan pengalaman sendiri yang nyata. Orang lain yang mendengarkannya pun jadi lebih mudah mempercayai berita yang disampaikannya.
Saudara-saudari terkasih.
Kita sudah sering mendengar bahwa Yesus adalah Tuhan. Namun, sungguhkah kita meyakini hal tersebut? Beranikah kita berkata bahwa Yesus itu adalah anak manusia, sekaligus juga sungguh-sungguh Tuhan? Bukankah kita kadang ragu bahwa Yesus itu mungkin hanya sekedar nabi? Mengapa? Karena kita sesungguhnya masih ragu, belum sepenuhnya percaya, bahwa, kita ini memang adalah citra Allah, anak-anak Allah. Kita masih menempatkan diri kita sendiri sebagai hamba Allah. Mengapa kita masih ragu? Karena kita belum pernah bertemu dengan Allah yang ada di dalam diri kita sendiri. Meskipun demikian, kita menghormati Tuhan, maka kita patuh dan mengiyakan saja bahwa memang kita ini anak-anak Allah. Melalui pengalaman hidup kita selanjutnya, ada saatnya kita bertemu dengan Allah yang ada dalam diri. Pada saat itulah kita baru sungguh paham serta percaya, bahwa Tuhan nyata hadir di dalam diriku, bahwa Tuhan dan aku telah menjadi satu. Barulah kita mampu mengimani Yesus sebagai Tuhan dengan sungguh.
REFLEKSI:
Apakah kita percaya bahwa Yesus adalah Tuhan? Pernahkah kita mengalami bersatu dengan Tuhan?
MARILAH KITA BERDOA:
Tuhan Yesus, aku bersyukur kepada-Mu, karena Engkau telah menunjukkan jalan yang perlu kutempuh, saat aku merasa ragu. Engkau mengijinkanku untuk menghayati rasa raguku, sekaligus tetap menghormatiMu sebagai Tuhan. Dan pada saatnya, Engkau menunjukkan kuasaMu melalui pengalaman hidupku, ya Yesus... doa ini kami persembahkan dalam nama-Mu, Tuhan dan penyelamat kami. Amin
LUMEN NO : 6966
Renungan Lumen Indonesia