| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 01 September 2011 Hari Biasa Pekan XXII

Kamis, 01 September 2011
Hari Biasa Pekan XXII


SANGSI, HORMAT, & PERCAYA

Simon Petrus tersungkur di depan Yesus dan berkata: ”Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa”. Kata Yesus: ”Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan menjala manusia”. Simon dan teman-temannya pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikuti Yesus.
(Luk 5: 8, 10 – 11)

Doa Renungan

Allah Bapa kami di surga, kami bersyukur atas kehidupan yang masih kami alami serta kesehatan yang telah kami terima. Buatlah kami mampu menyadari kasih-Mu sehingga sepanjang hari ini dimampukan untuk memulai, melaksanakan dan mengakhiri semua pekerjaan dan tugas kami dalam nama-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putera-Mu yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dalam persekutuan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin
.

Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Kolose (1:9-14)

"Bapa telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam kerajaan Putra-Nya yang terkasih."

Saudara-saudara, sejak kami mendengar tentang kalian, tak henti-hentinya kalian kami doakan. Kami mohon semoga kalian menerima segala hikmat dan pengertian yang benar untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna. Maka hidupmu akan layak di hadapan-Nya, dan berkenan di hati-Nya dalam segala hal. Kalian akan menghasilkan buah dalam segala pekerjaan baik, dan bertumbuh dalam pengetahuan benar tentang Allah. Kalian akan diperkuat dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaan Allah untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang membuat kalian layak mendapat bagian dalam apa yang ditentukan bagi orang-orang kudus di dalam Kerajaan terang. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam kerajaan Anak-Nya yang terkasih; Dalam Kristus itulah kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa!
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya.
Ayat. (Mzm 98:2-3ab.3cd-4.5-6)
1. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.
2. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi, bergembiralah dan bermazmurlah!
3. Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu merdu; dengan nafiri dan sangkakala yang nyaring, bersorak-sorailah di hadapan Raja, yakni Tuhan!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mrk 1:17)
Mari, ikutlah Aku, sabda Tuhan, dan kalian akan Kujadikan penjala manusia.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (5:1-11)

"Mereka meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Yesus."

Pada suatu ketika Yesus berdiri di pantai Danau Genesaret. Orang banyak mengerumuni Dia hendak mendengarkan sabda Allah. Yesus melihat dua buah perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahu itu sedikit jauh dari pantai. Lalu Yesus duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu. Selesai berbicara Ia berkata kepada Simon, "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan." Simon menjawab, "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa. Tetapi atas perintah-Mu aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap ikan dalam jumlah besar, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain, supaya mereka datang membantu. Maka mereka itu datang, lalu mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. Melihat hal itu Simon tersungkur di depan Yesus dan berkata, "Tuhan, tinggalkanlah aku, karena aku ini orang berdosa." Sebab Simon dan teman-temannya takjub karena banyaknya ikan yang mereka tangkap. Demikian juga Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, yang menjadi teman Simon. Yesus lalu berkata kepada Simon, "Jangan takut. Mulai sekarang engkau akan menjala manusia." Dan sesudah menghela perahu-perahunya ke darat, mereka lalu meninggalkan segala sesuatu, dan mengikuti Yesus.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya. U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Dia, hendak mendengarkan firman Allah. Maka Ia pun melihat ke sekeliling-Nya, mencari tempat berpijak yang tepat, agar pengajarannya jelas dan dapat ditangkap oleh semua orang. Ia melihat ada dua perahu di tepi pantai. Nelayan-nelayannya telah turun dan sedang membasuh jalanya. Yesus naik ke dalam salah satu perahu, yakni perahu Simon, dan menyuruh dia menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Simon tidak membantah, melainkan langsung menuruti perintah Yesus. Mengapa? Karena Simon sudah kenal siapa Yesus, yakni seseorang yang dihormati banyak orang sebagai guru, dan pernah menyembuhkan ibu mertuanya yang sakit keras. Lalu Yesus duduk di perahu dan Ia mengajar orang banyak dari atas perahu. Setelah selesai bicara, Yesus berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam, dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan".

Saudara-saudari terkasih.

Bagaimana tanggapan Simon mendengar perintah itu? Simon menjawab: "Guru, sepanjang malam kami bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga". Pada awalnya, Simon sedikit sangsi akan petunjuk Yesus. Bukankah malam adalah waktu yang lebih baik untuk menangkap ikan daripada pagi menjelang siang? Pun malam tadi mereka sudah bekerja keras dan hasilnya nihil. Namun rasa sangsi itu jauh lebih kecil daripada rasa hormatnya kepada Yesus. Karena yang menyuruh adalah guru yang sungguh dihormatinya, maka ia mematuhi perintahNya. Dan mereka pun menangkap banyak sekali ikan, sampai jala mereka koyak, sampai perlu dibantu oleh sebuah perahu lain untuk menampung ikan yang tertangkap, bahkan kedua perahu sampai hampir tenggelam. Mengalami itu, Simon amat malu. Ia tersungkur dan berkata: "Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa"
Saudara-saudari terkasih.

Simon merasa berdosa karena sempat meragukan apa yang dikatakan Yesus. Namun Yesus paham sekali, bahwasanya Simon sungguh menghormati-Nya, sehingga meski ia ragu, namun ia tetap patuh melakukan apa yang disuruhkan Yesus kepadanya. Maka Yesus pun menenangkan Simon, katanya: "Jangan takut, mulai sekarang, engkau akan menjadi penjala manusia". Seseorang yang pernah ragu dan kurang percaya kepada Yesus, namun kemudian menyesal dan bertobat, akan menjadi seseorang yang sungguh percaya pada kuasa-Nya. Percaya bukan karena mendengar dari orang lain atau membacanya dari buku, melainkan percaya karena pernah mengalaminya sendiri. Orang yang percaya, karena sudah mengalaminya sendiri, akan memberitakan apa yang dipercayainya dengan sangat yakin kepada orang lain. Pemberitaannya bukanlah basa basi belaka. Pemberitaannya berdasarkan pengalaman sendiri yang nyata. Orang lain yang mendengarkannya pun jadi lebih mudah mempercayai berita yang disampaikannya.

Saudara-saudari terkasih.

Kita sudah sering mendengar bahwa Yesus adalah Tuhan. Namun, sungguhkah kita meyakini hal tersebut? Beranikah kita berkata bahwa Yesus itu adalah anak manusia, sekaligus juga sungguh-sungguh Tuhan? Bukankah kita kadang ragu bahwa Yesus itu mungkin hanya sekedar nabi? Mengapa? Karena kita sesungguhnya masih ragu, belum sepenuhnya percaya, bahwa, kita ini memang adalah citra Allah, anak-anak Allah. Kita masih menempatkan diri kita sendiri sebagai hamba Allah. Mengapa kita masih ragu? Karena kita belum pernah bertemu dengan Allah yang ada di dalam diri kita sendiri. Meskipun demikian, kita menghormati Tuhan, maka kita patuh dan mengiyakan saja bahwa memang kita ini anak-anak Allah. Melalui pengalaman hidup kita selanjutnya, ada saatnya kita bertemu dengan Allah yang ada dalam diri. Pada saat itulah kita baru sungguh paham serta percaya, bahwa Tuhan nyata hadir di dalam diriku, bahwa Tuhan dan aku telah menjadi satu. Barulah kita mampu mengimani Yesus sebagai Tuhan dengan sungguh.

REFLEKSI:

Apakah kita percaya bahwa Yesus adalah Tuhan? Pernahkah kita mengalami bersatu dengan Tuhan?

MARILAH KITA BERDOA:

Tuhan Yesus, aku bersyukur kepada-Mu, karena Engkau telah menunjukkan jalan yang perlu kutempuh, saat aku merasa ragu. Engkau mengijinkanku untuk menghayati rasa raguku, sekaligus tetap menghormatiMu sebagai Tuhan. Dan pada saatnya, Engkau menunjukkan kuasaMu melalui pengalaman hidupku, ya Yesus... doa ini kami persembahkan dalam nama-Mu, Tuhan dan penyelamat kami. Amin


LUMEN NO : 6966

Renungan Lumen Indonesia

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy