| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Kamis, 04 Agustus 2011 Peringatan Wajib. St. Yohanes Maria Vianey, Imam

Kamis, 04 Agustus 2011
Peringatan Wajib. St. Yohanes Maria Vianey, Imam

"... firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu." (1 Petrus 1:25)


Yohanes Maria Vianney
dilahirkan pada tanggal 8 Mei 1786 di Dardilly, sebuah dusun dekat Lyons, Perancis, dalam sebuah keluarga petani sederhana. Rumah keluarga Vianney yang terletak di antara perkebunan anggur yang indah itu telah dikenal orang dari generasi ke generasi sebagai rumah orang-orang miskin, sebagai wisma para pengemis yang berkelana. Yohanes Maria Vianney ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1815. Sepanjang pelayanannya ia dikenal sebagai pekerja keras tak kenal lelah, yang mendengarkan pengakuan dosa umat dari berbagai penjuru dunia rata-rata 16 jam per hari! Hidupnya dipenuhi dengan karya-karya awal dan kasih. Telah tercatat bahwa seorang pendosa paling keras hati sekali pun akan dilayaninya dan pada akhirnya sungguh-sungguh bertobat. Santo Yohanes Maria Vianney wafat pada tanggal 4 Agustus 1859, dan dikanonkan sebagai Orang Kudus pada tanggal 31 Mei 1925 dan diangkat sebagai pelindung surgawi bagi 'para pastor paroki'.


Doa Renungan


Allah Bapa kami sumber kehidupan, hidup kami telah Kauberi arti baru serta kesuburan dalam diri Yesus, Putra-Mu. Berilah kami keberanian untuk mengikuti jejak-Nya, dan menghimpun orang-orang menjadi satu umat, di mana harapan akan kedamaian takkan pernah memudar dan sabda-Mu menjadi daya kekuatan untuk membahagiakan dunia. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.


Pembacaan dari Kitab Bilangan (20:1-13)


"Engkau akan mengeluarkan air dari bukit batu bagi seluruh jemaat."

Pada waktu itu sampailah segenap umat Israel di padang gurun Zin pada bulan pertama. Mereka lalu tinggal di Kadesh. Di sana Miryam meninggal dunia dan dikuburkan. Sekali peristiwa, ketika tidak ada air minum bagi umat, maka berkumpullah mereka mengerumuni Musa dan Harun. Mereka bertengkar dengan Musa, katanya: "Mengapa kami mati binasa pada waktu saudara-saudara kami mati di hadapan Tuhan? Mengapa kalian memimpin jemaat Tuhan ke padang gurun ini? Mengapa kami dan ternak kami harus mati di sini? Mengapa kalian memimpin kami keluar dari Mesir dan membawa kami ke tempat celaka ini? Ini bukan tempat menabur, tidak ada pohon ara, anggur dan delima, bahkan air minum pun tidak ada!" Maka pergilah Musa dan Harun meninggalkan umat; mereka masuk ke Kemah Pertemuan, dan bersujud. Lalu mereka berseru kepada Tuhan, "Ya Tuhan Allah, dengarkanlah seruan umat-Mu dan bukalah harta benda-Mu, sumber air hidup, agar mereka dipuaskan lalu berhenti menggerutu. Mak tampaklah kemuliaan Tuhan kepada mereka. Tuhan lalu bersabda kepada Musa, "Ambillah tongkatmu itu dan bersama dengan Harun, kakakmu, suruhlah umat berkumpul. Katakanlah di depan mata mereka, kepada bukit itu, supaya memberikan air. Maka engkau akan mengeluarkan air bagi mereka dari bukit batu itu dan memberi minum umat beserta ternaknya." Musa lalu mengambil tongkat itu dari hadapan Tuhan seperti diperintahkan Tuhan kepadanya. Sesudah itu Musa dan Harun mengumpulkan jemaat itu di depan bukit batu. Berkatalah Musa kepada mereka, "Dengarkanlah, hai orang durhaka! Masakan kami dapat mengeluarkan air bagimu dari bukit batu ini?" Kemudian Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dua kali dengan tongkatnya. Maka keluarlah banyak air, sehingga umat dan ternak mereka dapat minum. Tetapi, Tuhan bersabda kepada Musa dan Harun, "Karena kalian tidak percaya kepada-Ku, dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan orang Israel, maka kalian tidak membawa umat ini masuk negeri yang Kuberikan kepada mereka." Itulah mata air Meriba, tempat orang Israel bertengkar dengan Tuhan, dan Tuhan menunjukkan kekudusan-Nya di tengah-tengah mereka.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=es, 4/4, PS 854
Ref. Singkirkanlah penghalang sabda-Mu, cairkanlah hatiku yang beku, dan bimbinglah kami di jalan-Mu.
Ayat. (Mzm 95:1-2.6-7.8-9; Ul: 8)
1. Marilah kita bernyanyi-nyanyi bagi Tuhan, bersorak-sorai bagi Gunung Batu keselamatan kita. Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorailah bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
2. Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, kita ini umat gembalaan-Nya dan kawanan domba-Nya.
3. Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara-Nya, janganlah bertegar hati seperti di Meriba, seperti waktu berada di Masa di padang gurun, ketika nenek moyangmu mencobai dan menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.

Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 16:18)
Engkau adalah Petrus, di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-23)

"Engkau adalah Petrus. dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku."

Sekali peristiwa, Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di surga. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga." Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya memberitahukan kepada siapa pun, bahwa Dialah Mesias. Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem, dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia, katanya, "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." Tetapi Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus, "Enyahlah Iblis! Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau memikirkan bukan yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.


Renungan

Karang pantai adalah lapisan batuan keras yang dihasilkan oleh suatu proses sedimentasi alamiah dalam kurun waktu evolusi yang panjang. Sifatnya yang keras sangat ideal untuk membangun apa pun di atasnya. Tahan benturan dan hantaman. Tak mudah dihancurkan oleh kekuatan yang biasa-biasa saja.

Yesus memberi nama 'Petrus' kepada Simon karena Ia mengenal watak dan karakternya. Yesus ingin agar Petrus menjadi murid istimewanya. Tak mudah goyah, tak gampang menyerah, tahan banting. Maka, Yesus memilih dan menunjuk Petrus menjadi pengikat dan pondasi bagi jemaat yang didirikan-Nya, yang kini kita namai Gereja.

Waktu kita dibaptis, Yesus melalui orang tua kita masing-masing juga memberikan sebuah nama baru. Tentu ini bukan sekedar untuk keren-kerenan karena Yesus juga berharap kita bisa ambil bagian secara nyata dalam kehidupan menggereja, sebagaimana Simon Petrus telah melakukannya.

Seandainya Yesus bertanya kepada kita masing-masing, 'Hai Rosa, hai Stefanus, hai Bonifasius, hai Gabriela, Aku telah memberikan nama-namai ni kepadamu. Sanggupkah kamu menjadi murid-murid setia-Ku?' Apa yang mau kamu lakukan untuk membuktikan kesetiaanmu itu?

Tuhan Yesus Kristus, sebagaimana Engkau telah memberi nama 'Petrus' kepada Simon, begitu juga Engkau memberiku sebuah nama baptis yang indah. Semoga aku lebih berani ambil bagian dalam kehidupan Gereja-Mu. Amin.

Oase Rohani 2011, Renungan dan Catatan Harian

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy