Jumat, 09 September 2011
Hari Biasa Pekan XXIII
1 Tim 1:1-2,1214
Luk 8:1-3
SADAR AKAN DOSA
Kata Yesus : ”Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? (Luk 6:42a )
Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus
Yesus tidak menyukai orang-orang yang dengan mudah melihat kesalahan dan dosa oran lain. Sementara mereka tidak mampu melihat kesalahan dan dosa mereka sendiri. Karena itu dalam Injil hari ini, Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang? Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya. Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Di sini kita melihat bagaimana Tuhan Yesus menegur orang Israel yang lebih suka melihat dosa orang lain tetapi dosa mereka sendiri tidak diperhatikan.
Saudara-saudari terkasih,
Dalam kutipan bacaan Injil di atas, Yesus menggunakan kata balok dan selumbar. Balok adalah potongan kayu yang bisa terlihat dengan jelas. Sedangkan selumbar adalah suatu benda kecil yang bisa masuk ke dalam mata manusia. Jika selumbar itu masuk ke dalam mati kita, tentu kita tidak bisa mengeluarkannya sendiri. Kita membutuhkan orang lain untuk dapat mengeluarkannnya. Sebab kita sendiri tidak dapat melihat selumbar itu. Sementara orang lain dapat melihat dengan jelas posisi selumbar tersebut. Kedua kata ini dipakai oleh Yesus untuk menggambarkan sifat manusia. Manusia sangat mudah melihat dosa orang lain meskipun dosa orang itu cuma sekecil selumbar. Sebaliknya manusia sangat sulit untuk melihat dosanya sendiri walaupun dosa itu sebesar balok. Dan inilah kenyataan hidup yang sering kita alami. Kita dengan mudah menghakimi atau mengadili orang lain karena kesalahan dan dosa yang telah mereka perbuat.
Saudara-saudari terkasih,
Hampir setiap hari kita melihat dan mendengar berita tentang orang-orang yang berbuat kesalahan atau dosa. Ada orang yang melakukan korupsi, ada yang melakukan penipuan, ada yang membunuh dan perbuatan lain yang dianggap dosa. Tidak jarang kita sebagai umat Kristen dan Katolik ikut-ikutan menghujat dan merendahkan mereka yang telah berbuat salah dan dosa. Tentu menjadi kewajiban bagi kita para pengikut Yesus untuk memberantas kejahatan dan melawan dosa seperti yang kita ucapkan dalam janji baptis. Namun sebaiknya kita terlebih dahulu berkaca. Apakah hidup kita sudah pantas dan layak sebagai orang Kristen? Jangan-jangan kita mau memberantas korupsi malahan kita ikut korupsi. Kita mau mengajak orang untuk bertobat malahan kita yang membawa sesama ke dalam dosa. Inilah makna terdalam dari perkataan Yesus : "Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Saudara-saudari terkasih,
Salah satu pengaruh dosa yang paling berbahaya yaitu ketidakmampuan manusia untuk mengenal dan menyadari bahwa dirinya adalah orang berdosa. Dosa mampu membuat mata hati kita kabur dan tidak jernih sehingga sulit untuk membedakan yang benar dan salah. Orang-orang yang hidup rohaninya asal-asal dan hanya sekedar mengikuti aturan terkadang dengan gampang melihat dosa orang lain. Mereka berpikir bahwa mereka menjadi suci dan saleh karena sering ke Gereja dan berdoa. Mereka pun bisa menjadi sombong rohani. Orang yang sombong rohani merasa dirinya lebih baik dari sesama. Mereka suka mengkotbahi dan menggurui orang lain. Berbeda dengan orang yang hidup rohaninya mendalam. Orang yang hidup rohaninya mendalam justru akan semakain rendah hati. Mereka tidak mudah menghakimi dan menyalahkan orang lain. Dan orang yang hidup rohaninya mendalam tidak suka memamerkan diri apalagi sombong. Mereka sadar bahwa mereka tetap manusia biasa yang bisa berbuat dosa dan melakukan kesalahan.
REFLEKSI:
Apakah aku sadar bahwa aku orang yang berdosa ataukah aku lebih suka melihat dosa-dosa orang lain?
MARILAH KITA BERDOA:
Tuhan Yesus Kristus, kami sering dengan mudah melihat kesalahan dan dosa sesama kami. Sementara dosa dan kesalahan kami sendiri terkadang tidak mampu kami lihat. Kami mohon terangilah hati kami agar kami bisa melihat dosa dan kesalahan kami dan berusaha hidup baik sesuai kehendak-Mu. Doa ini kami persembahkan dalam nama-Mu, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
LUMEN NO : 6974
Renungan Lumen 2000
Hari Biasa Pekan XXIII
1 Tim 1:1-2,1214
Luk 8:1-3
SADAR AKAN DOSA
Kata Yesus : ”Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? (Luk 6:42a )
Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.
Saudara- saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus
Yesus tidak menyukai orang-orang yang dengan mudah melihat kesalahan dan dosa oran lain. Sementara mereka tidak mampu melihat kesalahan dan dosa mereka sendiri. Karena itu dalam Injil hari ini, Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang? Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya. Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Di sini kita melihat bagaimana Tuhan Yesus menegur orang Israel yang lebih suka melihat dosa orang lain tetapi dosa mereka sendiri tidak diperhatikan.
Saudara-saudari terkasih,
Dalam kutipan bacaan Injil di atas, Yesus menggunakan kata balok dan selumbar. Balok adalah potongan kayu yang bisa terlihat dengan jelas. Sedangkan selumbar adalah suatu benda kecil yang bisa masuk ke dalam mata manusia. Jika selumbar itu masuk ke dalam mati kita, tentu kita tidak bisa mengeluarkannya sendiri. Kita membutuhkan orang lain untuk dapat mengeluarkannnya. Sebab kita sendiri tidak dapat melihat selumbar itu. Sementara orang lain dapat melihat dengan jelas posisi selumbar tersebut. Kedua kata ini dipakai oleh Yesus untuk menggambarkan sifat manusia. Manusia sangat mudah melihat dosa orang lain meskipun dosa orang itu cuma sekecil selumbar. Sebaliknya manusia sangat sulit untuk melihat dosanya sendiri walaupun dosa itu sebesar balok. Dan inilah kenyataan hidup yang sering kita alami. Kita dengan mudah menghakimi atau mengadili orang lain karena kesalahan dan dosa yang telah mereka perbuat.
Saudara-saudari terkasih,
Hampir setiap hari kita melihat dan mendengar berita tentang orang-orang yang berbuat kesalahan atau dosa. Ada orang yang melakukan korupsi, ada yang melakukan penipuan, ada yang membunuh dan perbuatan lain yang dianggap dosa. Tidak jarang kita sebagai umat Kristen dan Katolik ikut-ikutan menghujat dan merendahkan mereka yang telah berbuat salah dan dosa. Tentu menjadi kewajiban bagi kita para pengikut Yesus untuk memberantas kejahatan dan melawan dosa seperti yang kita ucapkan dalam janji baptis. Namun sebaiknya kita terlebih dahulu berkaca. Apakah hidup kita sudah pantas dan layak sebagai orang Kristen? Jangan-jangan kita mau memberantas korupsi malahan kita ikut korupsi. Kita mau mengajak orang untuk bertobat malahan kita yang membawa sesama ke dalam dosa. Inilah makna terdalam dari perkataan Yesus : "Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Saudara-saudari terkasih,
Salah satu pengaruh dosa yang paling berbahaya yaitu ketidakmampuan manusia untuk mengenal dan menyadari bahwa dirinya adalah orang berdosa. Dosa mampu membuat mata hati kita kabur dan tidak jernih sehingga sulit untuk membedakan yang benar dan salah. Orang-orang yang hidup rohaninya asal-asal dan hanya sekedar mengikuti aturan terkadang dengan gampang melihat dosa orang lain. Mereka berpikir bahwa mereka menjadi suci dan saleh karena sering ke Gereja dan berdoa. Mereka pun bisa menjadi sombong rohani. Orang yang sombong rohani merasa dirinya lebih baik dari sesama. Mereka suka mengkotbahi dan menggurui orang lain. Berbeda dengan orang yang hidup rohaninya mendalam. Orang yang hidup rohaninya mendalam justru akan semakain rendah hati. Mereka tidak mudah menghakimi dan menyalahkan orang lain. Dan orang yang hidup rohaninya mendalam tidak suka memamerkan diri apalagi sombong. Mereka sadar bahwa mereka tetap manusia biasa yang bisa berbuat dosa dan melakukan kesalahan.
REFLEKSI:
Apakah aku sadar bahwa aku orang yang berdosa ataukah aku lebih suka melihat dosa-dosa orang lain?
MARILAH KITA BERDOA:
Tuhan Yesus Kristus, kami sering dengan mudah melihat kesalahan dan dosa sesama kami. Sementara dosa dan kesalahan kami sendiri terkadang tidak mampu kami lihat. Kami mohon terangilah hati kami agar kami bisa melihat dosa dan kesalahan kami dan berusaha hidup baik sesuai kehendak-Mu. Doa ini kami persembahkan dalam nama-Mu, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
LUMEN NO : 6974
Renungan Lumen 2000