Bapak, ibu dan saudara-saudari yang terkasih, kita beruntung pada zaman ini, kita tidak ada alasan, untuk mengatakan tidak tahu, bagaimana membaca dan memahami isi Alkitab. Karena kita dapat mengakses dalam internet segala permasalahan dan penafsiran yang ada menyangkut Kitab Suci. Para ahli bermurah hati untuk memfasilitasi kita dengan segala kekayaan yang mereka miliki. Hampir setiap paroki, menuliskan hasil permenungan para gembalanya dan memuatnya di website. Sebenarnya kita dimanjakan dengan segala kemudahan yang ada. Kita bisa membandingkan masing-masing gembala mencoba mengambil makna sabda dari sudut pandang tertentu. Maka akan menjadi lengkap jika kita kreatip untuk mencari dan membacanya. Dengan demikian kita juga tidak akan mudah mengatakan bahwa gembala A lebih pintar atau lebih lucu atau lebih otoriter dalam khotbah, karena masing-masing mencoba untuk menyajikan yang menurut konteksnya dianggap relevan untuk mengambil tema tertentu.
Para Gembala Utama kita mengajak kita, menjadikan Sabda Allah itu sebagai santapan yang harus kita nikmati setiap saat. Oleh karena itu setiap tahun kita diajak dengan cara dan tema tertentu memasuki dan menggali kekayaan firman Tuhan. Yang pasti kita diajak untuk membaca, merenungkan, menghidupi, dan membagi nikmatnya dekat dengan Tuhan, indahnya hidup bersama rahmat Tuhan, damainya hidup dalam persaudaraan sejati, dan kuatnya mengalahkan kejahatan dan kemalasan dengan bersandar pada Sang Sabda kasih ilahi. Firman Allah yang tersurat dalam Alkitab terpenuhi dalam diri Yesus Kristus. Kerajaan Allah ditegakkan di dalam diri Tuhan Yesus, Sabda yang menjelma menjadi manusia itu akan terasa manis di mulut dan di telinga, karena menjanjikan kemenangan kepada gereja yaitu mereka yang bertobat, bahwa mereka akan menikmati perjamuan surgawi dan akan memiliki kehidupan yang kekal. Sementara akan terasa pahit di perut karena menubuatkan hukuman dan dan penderitaan untuk para pendengarnya. Yakni untuk mencapai kemuliaan itu harus melalui sengsara, maut, dikuburkan dan baru mendapatkan kemuliaan kebangkitan. ( bdk. Why. 10:1-11 )
Di sisi lain sabda Tuhan itu juga penuh kuasa, kuasa untuk mengusir setan-setan, kuasa untuk menyembuhkan orang sakit, kuasa untuk mengampuni dosa, bahkan kuasa kunci Kerajaan Surga pun diberikan kepada Petrus, karena Yesus-lah yang diberi kuasa oleh Bapa, yaitu segala kuasa di surga dan di bumi. Siapakah selain Yesus yang mendapatkan kuasa segala surga dan bumi? Siapakah yang memberikan kuasa sedemikian besar kepada kita manusia dengan kuasa Roh Allah yaitu kuasa Roh Kudus? Selain Yesus sendiri.
Semua kuasa itu diberikan kepada kita untuk menyertai kita supaya kita dapat menjadi pewarta kabar gembira (Inji) kepada segala bangsa dan segala makhluk. Demikian kalau kita diajak untuk mencoba mendalami mengapa Yesus mengajar tentang Kerajaan Surga melalui perumpamaan. Yesus sangat memahami kebinekaan pribadi manusia dalam latar belakang budaya, karya dan pengalamaan religius. Dan Yesus menyapa mereka semua dengan sangat personal. Mari kita dalami bersama Sabda Yesus dalam Injil-Nya melalui ceritera tentang perumpamaan Kerajaan Surga. Kepada para imam dan ahli taurat Yesus mengajak melakukan perbuatan kasih kepada sesama, dan Yesus menunjukkan kriteria siapa sesamanya, yaitu mereka yang melakukan kasih kepada siapapun melalui cerita orang Samaria yang baik hati. Tentang pengampunan dosa, Allah mengampuni tanpa batas, maka kita untuk diampuni juga harus mengampuni tanpa batas juga. Perumpamaan tentang anak yang hilang, yang mau menggambarkan kemurahan hati Bapa yang tanpa batas. Dengan cara itu kita diajak untuk mendalami Kitab Suci dan semakin mencintai Tuhan.
Marilah kita belajar mencintai Tuhan dan sesama dengan membaca, merenungkan, menikmati dan menikmati sabda-Nya supaya kita mampu bersatu dalam kasih-Nya dan berbahagia karena kuasa rahmat-Nya.
Salam dan berkat
Pastor Antonius Sumardi, SCJ
Para Gembala Utama kita mengajak kita, menjadikan Sabda Allah itu sebagai santapan yang harus kita nikmati setiap saat. Oleh karena itu setiap tahun kita diajak dengan cara dan tema tertentu memasuki dan menggali kekayaan firman Tuhan. Yang pasti kita diajak untuk membaca, merenungkan, menghidupi, dan membagi nikmatnya dekat dengan Tuhan, indahnya hidup bersama rahmat Tuhan, damainya hidup dalam persaudaraan sejati, dan kuatnya mengalahkan kejahatan dan kemalasan dengan bersandar pada Sang Sabda kasih ilahi. Firman Allah yang tersurat dalam Alkitab terpenuhi dalam diri Yesus Kristus. Kerajaan Allah ditegakkan di dalam diri Tuhan Yesus, Sabda yang menjelma menjadi manusia itu akan terasa manis di mulut dan di telinga, karena menjanjikan kemenangan kepada gereja yaitu mereka yang bertobat, bahwa mereka akan menikmati perjamuan surgawi dan akan memiliki kehidupan yang kekal. Sementara akan terasa pahit di perut karena menubuatkan hukuman dan dan penderitaan untuk para pendengarnya. Yakni untuk mencapai kemuliaan itu harus melalui sengsara, maut, dikuburkan dan baru mendapatkan kemuliaan kebangkitan. ( bdk. Why. 10:1-11 )
Di sisi lain sabda Tuhan itu juga penuh kuasa, kuasa untuk mengusir setan-setan, kuasa untuk menyembuhkan orang sakit, kuasa untuk mengampuni dosa, bahkan kuasa kunci Kerajaan Surga pun diberikan kepada Petrus, karena Yesus-lah yang diberi kuasa oleh Bapa, yaitu segala kuasa di surga dan di bumi. Siapakah selain Yesus yang mendapatkan kuasa segala surga dan bumi? Siapakah yang memberikan kuasa sedemikian besar kepada kita manusia dengan kuasa Roh Allah yaitu kuasa Roh Kudus? Selain Yesus sendiri.
Semua kuasa itu diberikan kepada kita untuk menyertai kita supaya kita dapat menjadi pewarta kabar gembira (Inji) kepada segala bangsa dan segala makhluk. Demikian kalau kita diajak untuk mencoba mendalami mengapa Yesus mengajar tentang Kerajaan Surga melalui perumpamaan. Yesus sangat memahami kebinekaan pribadi manusia dalam latar belakang budaya, karya dan pengalamaan religius. Dan Yesus menyapa mereka semua dengan sangat personal. Mari kita dalami bersama Sabda Yesus dalam Injil-Nya melalui ceritera tentang perumpamaan Kerajaan Surga. Kepada para imam dan ahli taurat Yesus mengajak melakukan perbuatan kasih kepada sesama, dan Yesus menunjukkan kriteria siapa sesamanya, yaitu mereka yang melakukan kasih kepada siapapun melalui cerita orang Samaria yang baik hati. Tentang pengampunan dosa, Allah mengampuni tanpa batas, maka kita untuk diampuni juga harus mengampuni tanpa batas juga. Perumpamaan tentang anak yang hilang, yang mau menggambarkan kemurahan hati Bapa yang tanpa batas. Dengan cara itu kita diajak untuk mendalami Kitab Suci dan semakin mencintai Tuhan.
Marilah kita belajar mencintai Tuhan dan sesama dengan membaca, merenungkan, menikmati dan menikmati sabda-Nya supaya kita mampu bersatu dalam kasih-Nya dan berbahagia karena kuasa rahmat-Nya.
Salam dan berkat
Pastor Antonius Sumardi, SCJ