| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Pertemuan BKSN Minggu III: "Perumpamaan Tentang Lalang Di antara Gandum" (Mat 13:24-30)

Subtema ke-3 BKS 2011 (Matius 13:24-30)

Begitu banyak rupa perumpamaan yang diceritakan Yesus dan ternyata perumpamaan “Tentang Lalang dan Gandum” ini sangat menarik.

Bagaimana orang dapat mempertahankan hidup baik dan bermanfaat di tengah carut marutnya kehidupan saat ini.Banyak sekali godaan yang butuh kepekaan untuk membedakan antara yang baik dan buruk.

Lalang


Lalang dalam bahasa Ibrani ; Zunim, berasal dari bahasa Yunani ; Zizanion adalah tumbuhan yang mengandung racun.Dapat tumbuh dengan cepat di mana saja, tanpa perlu perawatan.

Pada awal pertumbuhan sangat sulit membedakan antara lalang dan gandum tapi ketika sudah mulai bertumbuh besar barulah terlihat perbedaannya tapi sudah terlambat karena akar ke dua tanaman sudah saling terkait dan terjalin sehingga sangat sulit bagi petani untuk mencabutnya tanpa merusak tanaman di sekelilingnya. Karena itulah orang Yunani dahulu menamakan lalang sebagai “gandum haram”

Lalang diibaratkan sebagai orang-orang yang hidupnya tak lebih hanya sebagai pembawa “petaka” bagi orang-orang di sekitarnya.

Gandum


Bibit gandum yang ditanam dan dipelihara dengan baik adalah orang yang selalu menerapkan dan memelihara kehidupan yang baik sehingga berdampak positif bagi orang lain.Namun tak semudah itu menjadi gandum yang bermanfaat karena benih lalang ditaburkan oleh musuh ketika penjaga tidur.

Pengaruh dari kuasa jahat senantiasa membayangi kehidupan orang baik yang hidupnya taat pada Allah.Tumbuh bersama dan saling berlomba untuk saling mempengaruhi. Siapa yang menang ?

Senantiasa waspada terhadap pengaruh negatif dengan segala tipu muslihatnya karena pengaruh negatifnya tidak serta merta terlihat seperti halnya biji gandum dan lalang pada waktu masih berupa benih.

Pengaruh buruk tidak hanya berasal langsung dari manusia lain tapi dari perkembangan zaman yang tumbuh bersama dengan kehidupan.

“Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut” (Yak 1.14-15)

Keinginan memenuhi gaya hidup yang tak sesuai kemampuan dan keperluan, akhirnya dapat masuk ke dalam dosa yang diam-diam menghalalkan segala cara, guna menjaga penampilan untuk selalu diakui seperti yang dikatakan Mario Teguh ;

Ribuan orang jatuh miskin setiap tahun
karena upayanya untuk menghindari kelihatan miskin.

Jangan izinkan orang lain menentukan
apa yang bisa membuat Anda merasa yakin,
selain kesungguhan untuk mencapai
titik ledak keberhasilan pribadi Anda.

Lebih baik tampil seadanya dengan ikhlas,
daripada berhutang dan berbicara tinggi
supaya tidak kelihatan kekurangan.

Bekerja dengan ikhlas
dan jujur dalam kemiskinan
adalah awal dari perjalanan sejati
menuju kekayaan hati dan raga.

Orang yang terjebak dengan perilakunya sendiri akan sama terkejutnya dengan para penggarap (hamba-hamba) ketika menemukan lalang diantara bulir-bulir gandum di ladang tempat mereka mencari nafkah.

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy