| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 17 September 2011 Hari Biasa Pekan XXIV

Sabtu, 17 September 2011
Hari Biasa Pekan XXIV

TANAH YANG BAIK

Kata Yesus : Dan sebagian benih itu jatuh di tanah yang baik, dan setelah tumbuh berbuah seratus kali lipat." Setelah berkata demikian Yesus berseru: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" (Luk 8:8)


Doa Renungan

Tuhan Yesus Kristus, tinggallah di tengah kami dan jadilah gembala kami. Dalam kesibukan sehari-hari menyambung hidup, jangan biarkan kami melupakan sesama yang menderita dan susah hidupnya. Tuntunlah agar dalam tutur kata dan perilaku, kami selalu rendah hati dan riang hati dalam memberi, membawa ketentraman dan damai. Biarkan rahmat-Mu mengasah hati kami sehingga kami semakin peka pada sesama yang rindu akan sabda penghiburan-Mu. Semoga kehadiran kami menjadi tanda belas kasih-Mu. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.

Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (6:13-16)

"Taatilah perintah ini tanpa cacat sampai saat kedatangan Tuhan."

Saudara terkasih, di hadapan Allah yang menghidupkan segala sesuatu dan di hadapan Yesus Kristus yang memberi kesaksian yang benar di hadapan Ponsius Pilatus, aku memperingatkan engkau, "Taatilah perintah ini tanpa cacat dan tanpa cela hingga pada saat Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Saat itu akan ditentukan oleh Penguasa satu-satunya yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja dan Tuan diatas segala tuan. Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada kematian, dan bersemayam dalam cahaya yang tak terhampiri. Tak seorang pun pernah melihat Dia, dan tak seorang manusia pun dapat melihat Dia. Bagi Dialah hormat dan kuasa yang kekal. Amin.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 100:2.3.4.5; Ul: 3c)
1. Beribadatlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!
2. Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita, dan punya Dialah kita; kita ini umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya.
3.Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, masuklah ke pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya, dan pujilah nama-Nya!
4. Sebab Tuhan itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Berbahagialah orang yang menyimpan sabda Allah dalam hati yang baik dan tulus ikhlas dan menghasilkan buah dalam ketekunan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (8:4-15)

"Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati, dan menghasilkan buah dalam ketekunan."

Banyak orang datang berbondong-bondong dari kota-kota sekitar kepada Yesus. Maka Yesus berkata dalam suatu perumpamaan, "Adalah seorang penabur keluar menaburkan benih. Waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak-injak orang dan dimakan burung-burung di udara sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan tumbuh sebentar, lalu layu karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, sehingga terhimpit sampai mati oleh semak-semak yang tumbuh bersama-sama. Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dan berbuah seratus kali lipat." Sesudah itu Yesus berseru, "Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah mendengar." Para murid menanyakan kepada Yesus maksud perumpamaan itu. Yesus menjawab, "Kalian diberi kurnia mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi hal itu diwartakan kepada orang lain dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat, dan sekalipun mendengar mereka tidak mengerti. Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah Sabda Allah. Yang jatuh di pinggir jalan ialah orang yang telah mendengarnya, kemudian datanglah Iblis, lalu mengambil sabda itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu, ialah orang yang setelah mendengar sabda itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar. Mereka hanya percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad. Yang jatuh dalam semak duri, ialah orang yang mendengar sabda itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran, kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik ialah orang yang mendengar sabda itu dan menyimpannya dalam hati yang baik, dan menghasilkan buah dalam ketekunan."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan

Dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. Amin.


Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus

Yesus menggambarkan sifat manusia lewat perumpamaan tentang penabur. "Adalah seorang penabur keluar untuk menaburkan benihnya. Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu diinjak orang dan burung-burung di udara memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan setelah tumbuh ia menjadi kering karena tidak mendapat air. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, dan semak itu tumbuh bersama-sama dan menghimpitnya sampai mati. Benih itu ialah firman Allah. Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batu itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentar saja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.

Saudara-saudari terkasih,

Benih yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang. Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan." Apakah hati kita termasuk jenis tanah dipinggir jalan yang hidup seenaknya sendiri? Apakah hati kita termasuk jenis tanah berbatu-batu yang mudah bertobat dan mudah juga berbuat dosa? Apakah hati kita termasuk jenis tanah dalam semak duri yang gampang dipengaruhi oleh hal-hal dunia dan hanya mengejar hal-hal yang lahiriah? Apakah hati kita termasuk jenis tanah yang baik? Tanah yang baik akan berbuah lebat dan bisa dirasakan oleh orang lain. Buah-buah itu berupa kesabaran, kejujuran, kesetiaan, kelemah-lembutan dan penguasaan diri.

Saudara-saudari terkasih,

Setiap dari kita ingin menjadi manusia yang baik dan berguna bagi orang lain. Namun keinginan saja tidak cukup. Dibutuhkan usaha dan perjuangan terus-menerus. Usaha dan perjuangan manusia menjadi syarat mutlak untuk seseorang menjadi sukses. Ada orang yang awalnya bersemangat untuk bekerja tetapi lama-kelamaan semangatnya menjadi kendur. Ada lagi yang berusaha untuk sukses dan jadi orang baik. Tetapi saat ada tantangan dan masalah, orang itu menyerah dan putus asa. Sebagian besar manusia menempuh jalan yang singkat dan pintas. Mereka tidak sadar bahwa jalan yang singkat dan pintas justru membawa manusia kepada kesesatan dan penderitaan.manusia cenderung menghindari jalan yang terjal, berliku-liku dan sempit. Padahal justru jalan yang terjal, berliku-liku dan sempit justru membawa manusia kepada kebaikan dan keselamatan. Dan hanya sedikit orang memilih jalan tersebut. Mereka yang memilih jalan itu adalah orang-orang yang mendengar sabda Tuhan dan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari.

Saudara-saudari terkasih,

Orang yang mendengar sabda Tuhan dan melakukannya adalah orang yang hatinya baik. Hati yang baik sama dengan tanah yang baik. Hati yang baik dibentuk lewat tahap-rahap tertentu. Setiap manusia memang lahir dalam kondisi yang baik adanya. Namun pengaruh-pengaruh dosa bisa membawa manusia kepada kejahatan dan kesengsaraan. Maka sangat penting kita memelihara hati kita sejak lahir sampai kita mati. Dan ketika seseorang lahir, menjadi tugas orang tua untuk memberi makan kepada anak tersebut sekaligus membimbing dan menuntun anak tersebut kepada kebaikan. Orang tua tidak cukup memberi makan dan minum. Orang tua hendaknya mengarahkan anak yang masih kecil untuk dapat mengenal dan mencintai Tuhan. Pengenalan dan cinta akan Tuhan mampu menjauhkan manusia dari perbuatan yang jahat dan tercela. Anak perlu dilatih untuk menghormati dan mencintai Tuhan, orang tua, sesama dan diri sendiri. Jika demikian maka kita sedang menyiapkan tanah yang baik untuk anak kita.

REFLEKSI:


Apakah aku hatiku sudah menjadi tanah yang baik atau hatiku masih menjadi tanah yang tidak baik?

MARILAH KITA BERDOA:

Tuhan Yesus Kristus, setiap saat Engkau menaburkan benih sabdaMu dalam hati kami. Namun terkadang hati kami bagaikan tanah di pinggir jalan, tanah berbatu-batu, atau tanah yang bersemak duri. Curahkanlah rahmat-Mu agar hati kami menjadi tanah yang baik sehingga menghasilkan buah. Doa ini kami persembahkan dalam nama Yesus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.



LUMEN NO : 6982 --- Renungan Lumen Indonesia

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy