Kamis, 27 Oktober 2011
Hari Biasa Pekan XXX
“Aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah” (Rm 8:38-39)
Antifon Pembuka
Makhluk mana pun takkan dapat memisahkan kita dari cinta kasih Allah, yang dinyatakan dalam Kristus Yesus Tuhan kita.
Doa Renungan
Ya Tuhan, hambatan dan tantangan selalu datang silih berganti dalam hidup kami. Tumbuhkanlah dalam hati kami harapan-harapan baru dan perkenankanlah kami tetap setia kepada jalan-Mu sehingga kami tidak mengalami kebinasaan dalam hidup ini. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:31b-39)
Saudara-saudara, jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Allah bahkan tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi menyerahkan-Nya demi kita sekalian. Bagaimana mungkin Dia tidak menganugerahkan segalanya bersama Anak-Nya itu kepada kita? Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka! Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus yang telah wafat? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit? Yang juga duduk di sisi kanan Allah? Yang malahan menjadi pembela kita? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan? Penganiayaan? Kelaparan? Ketelanjangan? Bahaya? Atau pedang? Seperti ada tertulis, 'Karena Engkaulah kami berada dalam bahaya maut sepanjang hari dan dianggap sebagai domba sembelihan.' Tetapi dalam segalanya itu kita akan menang oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, baik maut maupun hidup, malaikat-malaikat maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa baik yang di atas maupun yang di bawah, atau suatu makhluk lain mana pun, takkan dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 109:21-22.26-27.30-31)
1. Engkau, ya Allah, Tuhanku, bertindaklah kepadaku demi kebesaran nama-Mu, lepaskanlah aku karena kasih setia-Mu yang murah! Sebab sengsara dan miskinlah aku, dan hatiku terluka dalam diriku.
2. Tolonglah aku, ya Tuhan, Allahku, selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu, supaya mereka tahu bahwa tangan-Mulah ini, bahwa Engkaulah, ya Tuhan, yang telah melakukannya.
3. Aku hendak bersyukur nyaring kepada Tuhan dengan mulutku, aku hendak memuji-muji Dia di tengah-tengah orang banyak. Sebab Ia berdiri di sebelah kanan orang miskin untuk menyelamatkan dia dari orang-orang yang menghukumnya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:31-35)
Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau." Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem. Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!"
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Yesus masih dalam perjalanan ke Yerusalem sebagai tujuan akhir perjalanan-Nya. Yerusalem adalah tempat para nabi dibunuh. Yesus yang mengerti diri-Nya juga sebagai nabi melihat nasib-Nya akan berakhir di Yerusalem. Ketika para rasul menghalangi dia untuk pergi ke Yerusalem karena mereka tahu bahwa dia pasti akan dibunuh di sana, Yesus dengan tegas menghardik mereka. Dia tidak takut sedikit pun akan apa yang menjadi risiko pilihan hidup-Nya. Dia tidak menunjukkan sikap kompromi kepada orang-orang yang menjadi lawan-Nya. Dia secara terbuka memanggil Herodes sebagai serigala.
Menjadi nabi dan menyerukan suara kenabian memang menanggung risiko berat. Kita menjadi musuh banyak orang. Oleh karena itu, begitu sering kita memperhalus inti pewartaan kita dengan lebih diplomatis dan malah berkompromi dengan orang-orang yang menentang kita dengan mengorbankan kebenaran. Begitu sering kita tidak mengatakan kebenaran hanya karena mau menyenangkan orang lain. Kita begitu takut untuk tidak disenangi orang. Paulus—dalam suratnya kepada umat di Tesalonika—mengingatkan kita supaya ”berbicara” bukan untuk menyenangkan hati manusia, tetapi menyenangkan hati Allah (bdk. 1Tes. 2:4).
Ya Tuhan, berilah aku kekuatan dan keberanian untuk mewartakan hanya kebenaran. Apa pun yang terjadi, kuserahkan segalanya dalam perlindungan-Mu. Amin.
Hari Biasa Pekan XXX
“Aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah” (Rm 8:38-39)
Antifon Pembuka
Makhluk mana pun takkan dapat memisahkan kita dari cinta kasih Allah, yang dinyatakan dalam Kristus Yesus Tuhan kita.
Doa Renungan
Ya Tuhan, hambatan dan tantangan selalu datang silih berganti dalam hidup kami. Tumbuhkanlah dalam hati kami harapan-harapan baru dan perkenankanlah kami tetap setia kepada jalan-Mu sehingga kami tidak mengalami kebinasaan dalam hidup ini. Amin.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:31b-39)
"Tiada makhluk mana pun yang dapat memisahkan kita dari cinta kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus."
Saudara-saudara, jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? Allah bahkan tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi menyerahkan-Nya demi kita sekalian. Bagaimana mungkin Dia tidak menganugerahkan segalanya bersama Anak-Nya itu kepada kita? Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka! Siapakah yang akan menghukum mereka? Kristus Yesus yang telah wafat? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit? Yang juga duduk di sisi kanan Allah? Yang malahan menjadi pembela kita? Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan? Penganiayaan? Kelaparan? Ketelanjangan? Bahaya? Atau pedang? Seperti ada tertulis, 'Karena Engkaulah kami berada dalam bahaya maut sepanjang hari dan dianggap sebagai domba sembelihan.' Tetapi dalam segalanya itu kita akan menang oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, baik maut maupun hidup, malaikat-malaikat maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa baik yang di atas maupun yang di bawah, atau suatu makhluk lain mana pun, takkan dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 109:21-22.26-27.30-31)
1. Engkau, ya Allah, Tuhanku, bertindaklah kepadaku demi kebesaran nama-Mu, lepaskanlah aku karena kasih setia-Mu yang murah! Sebab sengsara dan miskinlah aku, dan hatiku terluka dalam diriku.
2. Tolonglah aku, ya Tuhan, Allahku, selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu, supaya mereka tahu bahwa tangan-Mulah ini, bahwa Engkaulah, ya Tuhan, yang telah melakukannya.
3. Aku hendak bersyukur nyaring kepada Tuhan dengan mulutku, aku hendak memuji-muji Dia di tengah-tengah orang banyak. Sebab Ia berdiri di sebelah kanan orang miskin untuk menyelamatkan dia dari orang-orang yang menghukumnya.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. Diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Terpujilah Engkau di surga.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:31-35)
"Tidak semestinya seorang nabi dibunuh di luar Yerusalem."
Pada waktu itu datanglah beberapa orang Farisi dan berkata kepada Yesus: "Pergilah, tinggalkanlah tempat ini, karena Herodes hendak membunuh Engkau." Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai. Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem. Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!"
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Yesus masih dalam perjalanan ke Yerusalem sebagai tujuan akhir perjalanan-Nya. Yerusalem adalah tempat para nabi dibunuh. Yesus yang mengerti diri-Nya juga sebagai nabi melihat nasib-Nya akan berakhir di Yerusalem. Ketika para rasul menghalangi dia untuk pergi ke Yerusalem karena mereka tahu bahwa dia pasti akan dibunuh di sana, Yesus dengan tegas menghardik mereka. Dia tidak takut sedikit pun akan apa yang menjadi risiko pilihan hidup-Nya. Dia tidak menunjukkan sikap kompromi kepada orang-orang yang menjadi lawan-Nya. Dia secara terbuka memanggil Herodes sebagai serigala.
Menjadi nabi dan menyerukan suara kenabian memang menanggung risiko berat. Kita menjadi musuh banyak orang. Oleh karena itu, begitu sering kita memperhalus inti pewartaan kita dengan lebih diplomatis dan malah berkompromi dengan orang-orang yang menentang kita dengan mengorbankan kebenaran. Begitu sering kita tidak mengatakan kebenaran hanya karena mau menyenangkan orang lain. Kita begitu takut untuk tidak disenangi orang. Paulus—dalam suratnya kepada umat di Tesalonika—mengingatkan kita supaya ”berbicara” bukan untuk menyenangkan hati manusia, tetapi menyenangkan hati Allah (bdk. 1Tes. 2:4).
Ya Tuhan, berilah aku kekuatan dan keberanian untuk mewartakan hanya kebenaran. Apa pun yang terjadi, kuserahkan segalanya dalam perlindungan-Mu. Amin.
Ziarah Batin 2011, Renungan dan Catatan Harian