Hari Minggu Biasa XXVIII
Hati nurani adalah keputusan akal budi, olehnya manusia mengerti apakah perbuatan tertentu itu baik atau buruk. (Katekismus Gereja Katolik 1796)
Antifon Pembuka (Mzm 129:3-4)
Jika Engkau menghitung-hitung kesalahan, ya Tuhan, siapakah dapat bertahan? Tetapi syukurlah Engkau suka mengampuni.
Doa Renungan
Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau menantikan kami dan siap sedia untuk memberikan tempat kepada kami masing-masing, baik dalam perjamuan pendahuluan di dunia ini, maupun perjamuan yang sebenarnya di surga kelak. Semoga kami jangan sampai acuh tak acuh, melainkan senantiasa mempersiapkan diri sepantas mungkin untuk kehormatan besar itu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Pembacaan dari Kitab Yesaya (25:6-10a)
"Tuhan akan menghidangkan suatu jamuan, dan menghapus air mata dari wajah semua orang."
Di Gunung Sion Tuhan semesta alam akan menghidangkan bagi segala bangsa suatu jamuan dengan masakan mewah, suatu jamuan dengan anggur yang tua benar, suatu jamuan dengan lemak dan sumsum dan dengan anggur tuaa yang disaring endapannya. Di atas gunung ini Tuhan akan mengoyakkan kain kabung yang diselubungkan kepada segala suku dan tudung yang ditudungkan kepada segala bangsa. Tuhan Allah akan meniadakan maut untuk seterusnya; dan ia akan menghapus air mata dari wajah semua orang. Aib umat-Nya akan Ia jauhkan dari seluruh bumi, sebab Tuhan telah mengatakannya. Pada waktu itu orang akan berkata, "Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan supaya menyelamatkan kita. Inilah Tuhan yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita karena keselamatan yang diadakan-Nya!" Sebab tangan Tuhan akan melindungi gunung ini.
Demikianlah sabda TuhanU. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ul:lh.6cd)
1. Tuhanlah gembalaku aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan daku.
2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaan-Mu itulah yang menghibur daku.
3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau menguapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
4. Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku di sepanjang umur hidupku. Aku akan berdiam di dalam rumah Tuhan sepanjang segala masa.
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Filipi (4:12-14.19-20)Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 841
Ref. Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan
Ayat. (Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ul:lh.6cd)
1. Tuhanlah gembalaku aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang, dan menyegarkan daku.
2. Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaan-Mu itulah yang menghibur daku.
3. Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau menguapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
4. Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku di sepanjang umur hidupku. Aku akan berdiam di dalam rumah Tuhan sepanjang segala masa.
"Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."
Saudara-saudara, aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku. Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus. Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin.
Demikianlah sabda TuhanU. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Ef 1:17-18)
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata hati kita supaya kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (22:1-14)
"Undanglah setiap orang yang kalian jumpai ke pesta nikah ini"
Pada suatu ketika Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka rakyat dengan memakai perumpamaan. Ia bersabda, "Hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang raja yang mengadakan perjamuan nikah untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan nikah itu tetapi mereka tidak mau datang. Raja itu menyuruh pula hamba-hamba lain dengan pesan, 'Katakanlah kepada para undangan: Hidanganku sudah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih. Semuanya telah tersedia. Datanglah ke perjamuan nikah ini.' Tetapi para undangan itu tidak mengindahkannya. Ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap para hamba itu, menyiksa dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu. Ia lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Kemudian ia berkata kepada para hamba, 'Perjamuan nikah telah tersedia, tetapi yang diundang tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kalian jumpai di sana ke perjamuan nikah ini. Maka pergilah para hamba dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan nikah itu dengan tamu. Ketika raja masuk hendak menemui para tamu, ia melihat seorang tamu yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya, 'Hai Saudara, bagaimana Saudara masuk tanpa berpakaian pesta?' Tetapi orang itu diam saja. Maka raja lalu berkata kepada para hamba, 'Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap; di sana akan ada ratap dan kertak gigi.' Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."
Inilah Injil Tuhan kita!U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Antifon Komuni (Mzm 33:11)
Orang-orang kaya akan lapar dan merana. Tetapi mereka yang mencari Tuhan tidak akan kekurangan suatu pun.
Renungan
Setiap pesta pernikahan umumnya ramai dihadiri oleh banyak undangan mulai orang dewasa, remaja, dan anak-anak. Dalam pesta itu tentu dihidangkan juga makanan dan minuman yang lezat.
Suatu kali ketika dalam perjalanan pulang dari stasi, perjalanan saya di tengah jalan terhenti karena jalan utama ditutup untuk sebuah pesta pernikahan. Terpaksa saya harus memutar untuk pulang ke paroki. Sebelum saya memutar untuk berbalik arah, sejenak saya memerhatikan bagaimana suasana dalam pesta tersebut. Para undangan mulai datang satu per satu diiringi dengan musik dangdut yang menghentak-hentak dan disertai derai tawa para undangan serta senyum bahagia mempelai yang kebetulan duduk di bangku khusus. Sungguh membawa kegembiraan.
Pengalaman tersebut berbanding terbalik dengan apa yang Yesus katakan dalam Injil-Nya tentang Kerajaan Surga dalam sebuah perumpamaan pesta nikah anak Raja. Sang raja mengundang banyak orang untuk menghadiri perjamuan nikah anaknya. Namun, yang menarik adalah undangan tersebut tidak ditanggapi sehingga raja harus mengundang untuk kedua kalinya. Sayang, tetap saja tidak ada tanggapan atas undangan tersebut. Kita dapat membayangkan bagaimana sang raja mengundang untuk pesta nikah dan tidak ada yang menghadiri undangan tersebut, betapa ia sebagai pihak pengundang merasa malu dan marah. Akhirnya ia mengundang semua orang yang ada di persimpangan jalan yaitu orang-orang jahat dan baik.
Kerajaan Surga yang diumpamakan sebagai perjamuan atau pesta nikah menceritakan tentang keselamatan Allah yang sudah dimulai sejak jaman para nabi sampai dengan Yesus. Para nabi diutus kepada bangsa Israel yang tegar tengkuk dan banyak pula dari mereka yang tidak mengindahkan tawaran keselamatan Allah. Akhirnya Tuhan sendiri datang ke dunia untuk membawa keselamatan kepada banyak orang tetapi yang terjadi sama saja, tawaran Tuhan ditolak dan tak digubris. Hal ini nyata pada kematian Yesus di atas kayu salib.
Saudara yang terkasih, tawaran keselamatan Allah dalam kehidupan kita sehari-hari sebenarnya begitu nyata. Namun, acapkali kita tidak melihatnya dan bahkan menghiraukannya. Keselamatan Allah sangat nyata terutama dalam perayaan Ekaristi yang dirayakan setiap hari dan hari Minggu. Ekaristi adalah puncak iman dan keselamatan orang Kristiani. Dengan Ekaristi kita mendapatkan rahmat dan berkat yang melimpah dan tentunya keselamatan yang dijanjikan Tuhan. Pertanyaannya, berapa banyak dari kita yang menyadari hal ini? Tentu banyak yang mengerti dan banyak yang tidak.
Ekaristi adalah lambang pesta perjamuan Tuhan yang menyerahkan diri-Nya untuk keselamatan banyak orang. Dalam perayaan Ekaristi kita diundang untuk masuk dan menikmati perjamuan surgawi yang sudah Tuhan sediakan. Namun, apakah kita sudah membuka diri pada tawaran atau undangan Tuhan tersebut dalam hidup kita? Pertanyaan ini hanya dapat dijawab dengan iman yang sungguh karena tak jarang pula selain Ekaristi, entah itu dalam bentuk lain, Tuhan menawarkan keselamatannya misalnya melalui saudara-saudara kita yang berkekurangan dan menderita atau dalam keluarga kita sendiri.
Tuhan selalu mengundang kita untuk ikut terlibat dalam peristiwa-peristiwa yang ada dalam hidup ini, entah itu sedih, senang maupun di saat kita merasa sangat terpuruk dan jatuh. Tuhan menawarkan kepada kita kasih-Nya yang menyelamatkan. Sebab itu, marilah kita membuka hati bagi tawaran keselamatan Tuhan itu.
Suatu kali ketika dalam perjalanan pulang dari stasi, perjalanan saya di tengah jalan terhenti karena jalan utama ditutup untuk sebuah pesta pernikahan. Terpaksa saya harus memutar untuk pulang ke paroki. Sebelum saya memutar untuk berbalik arah, sejenak saya memerhatikan bagaimana suasana dalam pesta tersebut. Para undangan mulai datang satu per satu diiringi dengan musik dangdut yang menghentak-hentak dan disertai derai tawa para undangan serta senyum bahagia mempelai yang kebetulan duduk di bangku khusus. Sungguh membawa kegembiraan.
Pengalaman tersebut berbanding terbalik dengan apa yang Yesus katakan dalam Injil-Nya tentang Kerajaan Surga dalam sebuah perumpamaan pesta nikah anak Raja. Sang raja mengundang banyak orang untuk menghadiri perjamuan nikah anaknya. Namun, yang menarik adalah undangan tersebut tidak ditanggapi sehingga raja harus mengundang untuk kedua kalinya. Sayang, tetap saja tidak ada tanggapan atas undangan tersebut. Kita dapat membayangkan bagaimana sang raja mengundang untuk pesta nikah dan tidak ada yang menghadiri undangan tersebut, betapa ia sebagai pihak pengundang merasa malu dan marah. Akhirnya ia mengundang semua orang yang ada di persimpangan jalan yaitu orang-orang jahat dan baik.
Kerajaan Surga yang diumpamakan sebagai perjamuan atau pesta nikah menceritakan tentang keselamatan Allah yang sudah dimulai sejak jaman para nabi sampai dengan Yesus. Para nabi diutus kepada bangsa Israel yang tegar tengkuk dan banyak pula dari mereka yang tidak mengindahkan tawaran keselamatan Allah. Akhirnya Tuhan sendiri datang ke dunia untuk membawa keselamatan kepada banyak orang tetapi yang terjadi sama saja, tawaran Tuhan ditolak dan tak digubris. Hal ini nyata pada kematian Yesus di atas kayu salib.
Saudara yang terkasih, tawaran keselamatan Allah dalam kehidupan kita sehari-hari sebenarnya begitu nyata. Namun, acapkali kita tidak melihatnya dan bahkan menghiraukannya. Keselamatan Allah sangat nyata terutama dalam perayaan Ekaristi yang dirayakan setiap hari dan hari Minggu. Ekaristi adalah puncak iman dan keselamatan orang Kristiani. Dengan Ekaristi kita mendapatkan rahmat dan berkat yang melimpah dan tentunya keselamatan yang dijanjikan Tuhan. Pertanyaannya, berapa banyak dari kita yang menyadari hal ini? Tentu banyak yang mengerti dan banyak yang tidak.
Ekaristi adalah lambang pesta perjamuan Tuhan yang menyerahkan diri-Nya untuk keselamatan banyak orang. Dalam perayaan Ekaristi kita diundang untuk masuk dan menikmati perjamuan surgawi yang sudah Tuhan sediakan. Namun, apakah kita sudah membuka diri pada tawaran atau undangan Tuhan tersebut dalam hidup kita? Pertanyaan ini hanya dapat dijawab dengan iman yang sungguh karena tak jarang pula selain Ekaristi, entah itu dalam bentuk lain, Tuhan menawarkan keselamatannya misalnya melalui saudara-saudara kita yang berkekurangan dan menderita atau dalam keluarga kita sendiri.
Tuhan selalu mengundang kita untuk ikut terlibat dalam peristiwa-peristiwa yang ada dalam hidup ini, entah itu sedih, senang maupun di saat kita merasa sangat terpuruk dan jatuh. Tuhan menawarkan kepada kita kasih-Nya yang menyelamatkan. Sebab itu, marilah kita membuka hati bagi tawaran keselamatan Tuhan itu.
RUAH/Willy