| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Rabu, 05 Oktober 2011 Hari Biasa Pekan XXVII

Rabu, 05 Oktober 2011
Hari Biasa Pekan XXVII

“Orang yang sepenuh hati cinta akan Tuhan, dikenal oleh-Nya” (Mgr. Diadokhus dari Photike)


Antifon Pembuka

Ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.

Doa Pagi


Bapa yang Maharahim, ketika Yunus ingin agar kehendaknya yang terjadi, Engkau tidak berkenan mendatangkan malapetaka atas kota Niniwe. Bantulah aku hari ini untuk hidup sesuai dengan rencana-Mu sendiri. Demi Yesus Kristus, Putera-Mu, Tuhan dan Penolongku. Amin.

Allah itu Maha Pengasih dan Penyayang. Ia panjang sabar dan besar kasih setia-Nya. Kadang manusia, sehebat Yunus pun tidak mampu memahami kebaikan kasih Allah ini. Allah selalu mempunyai cara untuk menunjukkan kasih-Nya kepada manusia. Peristiwa alam sekitar menjadi bukti betapa besar kasih-Nya kepada segala makhluk. Orang beriman patut mensyukuri-Nya.

Bacaan dari Nubuat Yunus (4:1-11)

"Engkau sayang akan pohon jarak itu. Mana mungkin Aku tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu?"

Yunus sangat kesal hatinya dan marah-marah, karena Tuhan mengasihani kota Niniwe. Maka berdoalah ia kepada Tuhan, “Ya Tuhan, bukankah telah kukatakan, ketika aku masih di negeriku. Aku tahu bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia-Nya, yang menyesali malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. Itulah sebabnya aku melarikan diri ke Tarsis. Maka sekarang, ya Tuhan, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati daripada hidup.” Tetapi Tuhan bersabda, “Layakkah engkau marah?” Yunus telah keluar dari kota Niniwe dan tinggal di sebelah timurnya. Di situ ia mendirikan sebuah pondok dan duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu. Lalu atas penentuan Tuhan Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak yang menaungi kepala Yunus, agar ia terhibur dari kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu. Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah pula datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu. Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah, bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus; lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati. Ia berkata, “Lebih baiklah aku mati daripada hidup.” Tetapi Tuhan bersabda kepada Yunus, “Layakkah engkau marah kepada pohon jarak itu?” Jawab Yunus, “Selayaknyalah aku marah sampai mati.” Tuhan lalu bersabda, “Engkau sayang akan pohon jarak itu. Padahal tidak sedikit pun engkau berjerih payah dan tidak pula engkau menumbuhkannya! Pohon itu tumbuh dalam satu malam dan binasa pula dalam satu malam. Nah, mana mungkin Aku tidak sayang akan kota Niniwe yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, dengan ternaknya yang begitu banyak? Padahal mereka itu tak tahu membedakan tangan kanan dan tangan kiri!”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Engkaulah Allah, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia.
Ayat. (
Mzm 86:3-4.5-6.9-10)
1. Engkaulah adalah Allahku, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah aku berseru sepanjang hari. Buatlah jiwa hamba-Mu bersukacita, sebab kepada-Mulah, ya Tuhan, kuangkat jiwaku.
2. Ya Tuhan, Engkau sungguh baik dan suka mengampuni, kasih setia-Mu berlimpah bagi semua yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya Tuhan, dan perhatikanlah suara permohonanku.
3. Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan; mereka akan memuliakan nama-Mu. Tuhan, sungguh besarlah Engkau! Engkau melakukan keajaiban-keajaiban, hanya Engkaulah Allah!

Bait Pengantar Injil
Ref. Alelluya
Ayat. Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak; dalam roh itu kita akan berseru, ‘Abba, ya Bapa’.

Sebagai makhluk spiritual, tiap orang mampu mengadakan komunikasi dengan Allah sang Pencipta. Melalui doa-doanya, ia mengucap syukur atas segala karya Allah atas dirinya. Dalam doa Bapa Kami, Yesus mengajar para murid berdoa dengan cara yang mempersatukan surga dan bumi. Kasih bagi dunia dan pengalaman akan Allah dipadukan secara harmonis.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:1-4)

"Tuhan, ajarlah kami berdoa."

Pada waktu itu Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya, “Tuhan, ajarlah kami berdoa sebagaimana Yohanes telah mengajar murid-murid-Nya.” Maka Yesus berkata kepada mereka, “Bila kalian berdoa, katakanlah: ‘Bapa, dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu. Berilah kami setiap hari makanan yang secukupnya, dan ampunilah dosa kami sebab kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Ada titik tertentu dalam kehidupan ini, yakni orang merasa terbatas. Itulah situasi batas kehidupan, misalnya sakit, penderitaan atau menjadi tua. Situasi itu membawa orang kepada suatu kenyataan bahwa ada yang tidak terbatas. Hal itu hanya ada pada Tuhan sendiri. Doa adalah bahasa iman bahwa dalam situasi yang serba terbatas, ada hal yang tidak terbatas. Tuhan, Bapa yang baik, akan menganugerahkannya bagi kita.

Doa Malam

Tuhan Yesus, terima kasih atas ajaran-Mu tentang doa yang begitu indah agar kami memuji Bapa, bersyukur, mengampuni dan mohon rejeki secukupnya. Berilah kami semangat untuk mengimani Dikau agar nama-Mu semakin dimuliakan. Amin.


RUAH

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy