Hari Biasa Pekan XXVIII
“Hidup yang baik itu tidak lain dari mencintai Allah dengan segenap hati, jiwa dan pikiran” (St. Agustinus)
Antifon Pembuka
Sabda Allah itu hidup dan penuh daya, menguji segala pikiran dan maksud hati.
Doa Pagi
Bapa, penuhilah hatiku dengan kasih-Mu agar aku dapat mengerti apa yang Engkau kehendaki dalam diriku melalui sabda-Mu hari ini. Semoga kasih-Mu memancar dalam kata-kata dan tindakanku. Demi Yesus Kristus, Tuhan yang menyelamatkanku. Amin.
Allah itu satu-satunya hakim Agung. Dia mempunyai hak untuk menghakimi orang yang hidup dan mati. Semua orang tidak mempunyai hak untuk menghakimi. Maka, orang yang menghakimi sesamanya berarti dia melawan Allah karena telah berani mengambil hak Allah. Allah menghakimi tiap manusia dengan adil. Semua orang akan mendapat ganjaran sesuai perbuatannya.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (2:1-11)
Hai manusia, siapapun juga engkau, kalau menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari kesalahan. Sebab dalam menghakimi orang lain, engkau pun menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. Tetapi kita tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian. Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah? Ataukah kauanggap sepi kemurahan-Nya yang berlimpah? Kauanggap sepikah kesabaran dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri untuk hari penghakiman. Saat murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya. Hidup kekal akan diberikan kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, yang mencari kemuliaan, kehormatan dan kebakaan. Tetapi murka dan geram akan diberikan kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani. Sebaliknya kemuliaan, kehormatan, dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani. Sebab Allah tidak memandang bulu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.
Ayat. (Mzm 62:2-3.6-7.9)
1. Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku; hanya Dialah kota bentengku, aku tidak akan goyah.
2. Hanya pada Allah saja aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku; hanya Dialah kota bentengku, aku tidak akan goyah.
3. Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku, sabda Tuhan; Aku mengenal mereka, dan mereka mengenal Aku.
Orang yang punya jabatan dan status sering kali ingin dihormati, didahulukan dan diutamakan. Jarang sekali mereka tetap rendah hati dan berusaha menghormati dan mendahulukan kepentingan orang lain. Sifat-sifat kaum Farisi dan ahli Taurat ini sangat tidak sesuai dengan kehendak Allah. Padahal, Allah selalu menginginkan keadilan dan belas kasih.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:42-46)
Sekali peristiwa Yesus bersabda, “Celakalah kalian, hai orang-orang Farisi! Sebab kalian membayar persepuluhan dari selasih, inggu dan segala jenis sayuran, tetapi kalian mengabaikan keadilan dan kasih Allah. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Celakalah kalian, hai orang-orang Farisi, sebab kalian suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan suka menerima penghormatan di pasar. Celakalah kalian, sebab kalian seperti kubur yang tidak memakai tanda; orang-orang yang berjalan di atasnya, tidak mengetahuinya. Seorang ahli Taurat menjawab, “Guru, dengan berkata demikian, Engkau menghina kami juga.” Tetapi Yesus berkata lagi, “Celakalah kalian juga, hai ahli-ahli Taurat, sebab kalian meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi kalian sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jari pun.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Kembali Yesus mengecam orang-orang Farisi. Mengapa? Mereka hanya memerhatikan seluk beluk kecil dalam hal keagamaan. Mereka hanya mengharapkan pujian dari pihak manusia. Ahli-ahli Taurat pun tak luput dari kecaman Yesus. Mereka hanya membuat peraturan-peraturan picik dari hukum Taurat. Mereka hanya membebankannya kepada orang lain, dan sebaliknya mereka sendiri tidak melakukannya. Baik orang-orang Farisi maupun ahli-ahli Taurat gagal dalam membangun keutamaan-keutamaan hidup lewat hukum dan peraturan yang berlaku. Mereka gagal bertanggung jawab sebagai pemimpin-pemimpin umat.
Doa Malam
Tuhan, Engkau menghendaki supaya aku tidak mudah menghakimi sesama dengan kesadaran bahwa aku pun tidak luput dari kesalahan dan dosa. Bantulah aku untuk mau bersikap adil terhadap sesama dan tekun dalam berbuat baik. Amin.