Selasa, 25 Oktober 2011
Hari Biasa Pekan XXX
"Solidaritas adalah keutamaan Kristen yang unggul" (Katekismus Gereja Katolik, 1948)
Antifon Pembuka
Orang yang melangkah menangis sambil menaburkan benih, akan pulang dengan sorak-sorai membawa berkas-berkas panenannya.
Doa Pagi
Bapa, setiap hari bahkan setiap saat Engkau memberikan pengajaran kepada kami. Teguhkanlah hati kami untuk menerima dan mengamini agar segala peristiwa hari ini agar hidup kami menjadi lebih bermakna. Tuntunlah langkah kami dalam perkataan, pikiran, dan perbuatan kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Orang beriman hidup dalam pengharapan. Ia selalu optimis menatap masa depan yang cerah. Rasa pesimis dan ragu-ragu sebagai wujud iman yang lemah telah ditinggalkannya. Iman yang tangguh menjadikan dirinya mampu menghayati hidupnya sebagai anugerah Tuhan yang harus dipertanggungjawabkannya. Karena iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:18-25)
Saudara-saudara, aku yakin penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan amat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan karena kehendaknya sendiri, melainkan oleh kehendak Dia yang telah menaklukkannya; tetapi penaklukan ini dalam pengharapan, sebab makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan, dan masuk dalam kemerdekaan mulia anak-anak Allah. Kita tahu, sampai sekarang ini seluruh makhluk mengeluh dan merasa sakit bersalin; dan bukan hanya makhluk-makhluk itu saja! Kita yang telah menerima Roh Kudus sebagai kurnia sulung dari Allah, kita pun mengeluh dalam hati sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan lagi pengharapan. Sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang sudah dilihatnya? Tetapi kalau kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, maka kita akan menantikannya dengan tekun.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6; Ul: lh. 3)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa-ria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
4. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
Orang mudah mengabaikan sesuatu yang kecil dan sedikit. Namun, ALlah memakai yang kecil dan sedikit untuk menunjukkan karya keselamatan-Nya. Biji sesawi dan ragi itu kecil dan sedikit namun sangat berarti dalam hidup manusia. Semua orang beriman hendaknya menjadi biji sesawi dan ragi dalam hidup bersama. Ia menghadirkan Kerajaan Allah di tengah dunia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:18-21)
Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda, "Kerajaan Allah itu seumpama apa? Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon, dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya." Dan Yesus berkata lagi, "Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Perumpamaan hari ini melukiskan datangnya Kerajaan Allah, datangnya pemerintahan Allah yang menyelamatkan dalam diri Yesus. Memang pelan tapi pasti. Karya Allah ini akan digenapi secara luar biasa pada akhirnya, walaupun pada awalnya kelihatan kecil dan sederhana.
Doa Malam
Yesus, dampingilah kami dalam melaksanakan hal-hal kecil agar kesetiaan kami terus bertumbuh dalam hal-hal yang kecil itu. Semoga hidup kami menjadi saluran rahmat bagi diri sendiri dan sesama, bagaikan ragi yang diaduk-aduk dalam tepung sehingga seluruhnya beragi. Amin.
Hari Biasa Pekan XXX
"Solidaritas adalah keutamaan Kristen yang unggul" (Katekismus Gereja Katolik, 1948)
Antifon Pembuka
Orang yang melangkah menangis sambil menaburkan benih, akan pulang dengan sorak-sorai membawa berkas-berkas panenannya.
Doa Pagi
Bapa, setiap hari bahkan setiap saat Engkau memberikan pengajaran kepada kami. Teguhkanlah hati kami untuk menerima dan mengamini agar segala peristiwa hari ini agar hidup kami menjadi lebih bermakna. Tuntunlah langkah kami dalam perkataan, pikiran, dan perbuatan kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Orang beriman hidup dalam pengharapan. Ia selalu optimis menatap masa depan yang cerah. Rasa pesimis dan ragu-ragu sebagai wujud iman yang lemah telah ditinggalkannya. Iman yang tangguh menjadikan dirinya mampu menghayati hidupnya sebagai anugerah Tuhan yang harus dipertanggungjawabkannya. Karena iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma (8:18-25)
"Seluruh makhluk dengan rindu menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan."
Saudara-saudara, aku yakin penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita. Sebab dengan amat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan karena kehendaknya sendiri, melainkan oleh kehendak Dia yang telah menaklukkannya; tetapi penaklukan ini dalam pengharapan, sebab makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan, dan masuk dalam kemerdekaan mulia anak-anak Allah. Kita tahu, sampai sekarang ini seluruh makhluk mengeluh dan merasa sakit bersalin; dan bukan hanya makhluk-makhluk itu saja! Kita yang telah menerima Roh Kudus sebagai kurnia sulung dari Allah, kita pun mengeluh dalam hati sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan lagi pengharapan. Sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang sudah dilihatnya? Tetapi kalau kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, maka kita akan menantikannya dengan tekun.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6; Ul: lh. 3)
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa-ria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
4. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat. Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.
Orang mudah mengabaikan sesuatu yang kecil dan sedikit. Namun, ALlah memakai yang kecil dan sedikit untuk menunjukkan karya keselamatan-Nya. Biji sesawi dan ragi itu kecil dan sedikit namun sangat berarti dalam hidup manusia. Semua orang beriman hendaknya menjadi biji sesawi dan ragi dalam hidup bersama. Ia menghadirkan Kerajaan Allah di tengah dunia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (13:18-21)
"Biji itu tumbuh dan menjadi pohon."
Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda, "Kerajaan Allah itu seumpama apa? Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya. Biji itu tumbuh dan menjadi pohon, dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya." Dan Yesus berkata lagi, "Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Perumpamaan hari ini melukiskan datangnya Kerajaan Allah, datangnya pemerintahan Allah yang menyelamatkan dalam diri Yesus. Memang pelan tapi pasti. Karya Allah ini akan digenapi secara luar biasa pada akhirnya, walaupun pada awalnya kelihatan kecil dan sederhana.
Doa Malam
Yesus, dampingilah kami dalam melaksanakan hal-hal kecil agar kesetiaan kami terus bertumbuh dalam hal-hal yang kecil itu. Semoga hidup kami menjadi saluran rahmat bagi diri sendiri dan sesama, bagaikan ragi yang diaduk-aduk dalam tepung sehingga seluruhnya beragi. Amin.
RUAH