| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 25 November 2011 Hari Biasa Pekan XXXIV

Jumat, 25 November 2011
Hari Biasa Pekan XXXIV

KEDATANGAN ANAK MANUSIA

Yesus mengatakan perumpamaan berikut: ”Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat. (Luk 21: 29 - 31)

Antifon Pembuka

Kepada Putra Manusia diserahkan kekuasaan, kehormatan, dan kerajaan. Dan segala bangsa, suku dan bahasa berbakti kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal adanya dan kerajaan-Nya takkan binasa.

Doa Pagi


Tuhan Yesus, aku percaya bahwa Engkau bersabda lewat berbagai cara. Sabda-Mu itu adalah kekal abadi dan tidak akan berlalu. Buatlah aku tekun dan setia dalam mendengarkan, merenungkan serta melaksanakannya. Amin.

Gambaran kekuasaan ‘Anak Manusia’ yang dilukiskan oleh Daniel menunjuk pribadi Yesus yang juga diberi gelar ‘Anak Manusia’. Kekuatan intuisi Daniel sungguh menakjubkan, karena ‘mendahului’ kedatangan Yesus. Namun, yang terpenting bagi kita adalah antusiasme yang menjiwai Daniel untuk menyambut Yesus Kristus, juga menjadi antusiasme kita sekarang.

Bacaan dari Nubuat Daniel (7:2-14)


"Seseorang serupa Anak Manusia datang bersama awan-gemawan."

Aku, Daniel, mendapat suatu penglihatan pada waktu malam. Tampak keempat angin dari langit mengguncangkan laut besar. Lalu naiklah empat binatang besar dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain. Yang pertama rupanya seperti seekor singa dan mempunyai sayap burung rajawali. Aku terus melihatnya sampai sayapnya tercabut dan ia terangkat dari tanah dan ditegakkan pada dua kaki seperti manusia dan kepadanya diberikan hati manusia. Dan tampak ada seekor binatang lain, yang kedua, rupanya seperti beruang. Ia berdiri pada sisinya yang sebelah, dan tiga tulang rusuk masih ada dalam mulutnya di antara giginya. Kepadanya dikatakan demikian, ‘Ayo makanlah daging banyak-banyak’. Kemudian aku melihat, tampak seekor binatang lain lagi, rupanya seperti macan tutul. Ada empat sayap burung pada punggungnya. Lagipula binatang itu berkepala empat, dan kepadanya diberikan kekuasaan. Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, ia sangat kuat. Ia bergigi besar dari besi. Ia melahap dan meremukkan mangsanya, dan sisanya diinjak-injak dengan kakinya. Ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu. Lagipula ia bertanduk sepuluh. Sementara aku memerhatikan tanduk-tanduk itu, tumbuhlah di antaranya suatu tanduk lain yang kecil, sehingga tiga dari tanduk-tanduk yang dahulu tercabut. Pada tanduk itu tampak ada mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong. Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya. Pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba. Takhta-Nya dari nyala api, rodanya dari api yang berkobar-kobar. Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya. Beribu-ribu melayani Dia, dan beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab. Aku terus melihatnya, karena tanduk kecil binatang yang keempat itu mengucapkan kata-kata sombong. Aku terus melihatnya sampai binatang itu dibunuh. Bangkainya dibinasakan dan dilemparkan ke dalam api yang membakar. Juga kekuasaan binatang-binatang yang lain dicabut, dan jangka hidup mereka ditentukan sampai waktu dan saatnya. Aku terus melihat dalam penglihatan waktu malam itu, nampak seseorang serupa Anak Manusia datang dari langit bersama awan-gemawan. Ia menghadap Dia yang telah lanjut usia-Nya dan diantar ke hadapan-Nya. Kepada yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan, kehormatan dan kuasa sebagai raja. Dan segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal adanya dan kerajaan-Nya takkan binasa.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
Ayat. (Daniel 3:75.76.77.78.79.80.81)
* Pujilah Tuhan, hai gunung-gemunung
* Pujilah Tuhan, hai segala tumbuhan di bumi
* Pujilah Tuhan, hai segenap mata air dan bukit
* Pujilah Tuhan, hai lautan dan sungai
* Pujilah Tuhan, hai raksasa lautan dan segala yang bergerak di air
* Pujilah Tuhan, hai unggas di udara
* Pujilah Tuhan, hai segala binatang buas dan ternak di bumi

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Angkatlah kepalamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.

Sabda Allah adalah ‘penyebab pertama’ (causa prima) penciptaan semesta raya. Maka, langit dan bumi yang merupakan bagian kecil dari semesta raya memang akan lenyap pada waktunya. Namun, selama belum lenyap, semesta raya menyimpan kekayaan ‘benih-benih sabda’ yang membimbing manusia kepada Penciptanya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (21:29-33)

"Jika kalian melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa Kerajaan Allah sudah dekat."

Pada waktu itu Yesus mengemukakan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya, “Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Apabila kalian melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kalian tahu dengan sendirinya, bahwa musim panas sudah dekat. Demikian pula, jika kalian melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata kepadamu: Sungguh, angkatan ini takkan berlalu, sebelum semuanya terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi sabda-Ku takkan berlalu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Sebagaimana musim semi merupakan tanda bahwa musim panas akan segera datang, demikian juga peristiwa-peristiwa alam yang terjadi menjadi penuntun datangnya hari kiamat. Nubuat-nubuat Yesus pasti akan terlaksana. Sabda yang telah diucapkan-Nya tidak pernah sia-sia. Bagaimana kita mempersiapkan hal itu?

Doa Malam


Allah yang Maharahim, tolonglah aku untuk lebih mengenal tanda-tanda kehadiran-Mu. Semoga hatiku selalu terbuka akan kehadiran-Mu lewat berbagai peristiwa, terlebih dalam diri Putera-Mu, Tuhan dan Juruselamat kami, kini dan sepanjang masa. Amin


RUAH

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy