| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Selasa, 08 November 2011 Hari Biasa Pekan XXXII

Selasa, 08 November 2011
Hari Biasa Pekan XXXII

HAMBA YANG TIDAK BERGUNA

Kerendahan hati yang membuat orang putus asa adalah kerendahan hati yang salah --- St Yohanes Maria Vianney


Antifon Pembuka

Tuhan menciptakan manusia untuk keabadian dan menjadikannya seturut citra-Nya sendiri.

Doa Renungan

Allah Bapa yang mahabaik, segala yang baik berasal daripada-Mu, dan kami Kaudorong untuk berbuat baik selalu. Siapakah kami ini, maka sampai-sampai berani mempersalahkan Dikau atas setiap kelaliman? Buanglah kepicikan hati kami jauh-jauh, dan buatlah kami berkembang dengan suburnya. Tunjukkanlah bahwa di mana pun Engkau beserta kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (2:23-3:9)

"Menurut pandangan orang bodoh, mereka itu mati, padahal mereka menikmati ketenteraman."

Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan, dan ia dijadikan-Nya gambar hakikat-Nya sendiri. Tetapi karena dengki setan maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu. Tetapi jiwa orang benar ada di tangan Allah, siksaan tiada menimpa mereka. Menurut pandangan orang bodoh mereka mati nampaknya, dan pulang mereka dianggap malapetaka, dan kepergiannya dari kita dipadang sebagai kehancuran. Namun mereka berada dalam ketenteraman. Kalaupun mereka disiksa menurut pandangan manusia, namun harapan mereka penuh kebakaan. Setelah disiksa sebentar mereka menerima anugrah yang besar, sebab Allah hanya menguji mereka, lalu mendapati mereka layak bagi diri-Nya. Laksana emas dalam dapur api diperiksalah mereka oleh-Nya, lalu diterima bagaikan kurban bakaran. Maka pada waktu pembalasan mereka akan bercahaya, dan laksana bunga api yang berlari-larian di ladang jerami. Mereka akan mengadili para bangsa dan memerintah sekalian rakyat. Dan Tuhan berkenan memerintah mereka selama-lamanya. Orang yang telah percaya kepada Allah akan memahami kebenaran, dan yang setia dalam kasih akan tinggal pada-Nya. Sebab kasih setia dan belas kasih menjadi bagian orang-orang pilihan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = d, 4/4, PS 816
Ref. Tuhan mendengarkan doa orang beriman
Ayat. (Mzm 34:2-3.16-19)
1. Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
2. Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong; wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
3. Apabila orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan; dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 14:23)
Barangsiapa mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepada-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:7-10)

"Kami hamba-hamba tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan."

Yesus bersabda kepada para murid, "Siapa di antaramu yang mempunyai seorang hamba, yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu waktu ia pulang dari ladang, 'Mari segera makan?' Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu, 'Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai aku selesai makan dan minum'! Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.' Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena ia telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kalian. Apabila kalian telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kalian berkata, 'Kami ini hamba-hamba tak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukkan'."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.


Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Dalam tradisi orang Palestina, seorang hamba menjadi bagian dari harta kekayaan tuannya. Bahkan sering dikatakan bahwa seorang hamba tidak berhak atas tikar pengalas tidur pada malam hari. Dengan demikian dalam proses pemanggilan para nabi, mereka menjawab: "Bersabdalah ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan. Bunda Maria menanggapi kehendak Tuhan, dengan berkata kepada malaikat Gabriel: "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu." Baik para nabi mau pun bunda Maria, mereka mengerti apa artinya status seorang hamba di Palestina. Hamba tidak memiliki hak sedikitpun karena seluruh dirinya adalah milik tuannya. Dengan demikian, baik para nabi mau pun bunda Maria menyerahkan diri seutuhnya pada kehendak Allah. Mereka menyerahkan diri sepenuhnya, seutuhnya, secara total. Seorang hamba yang tidak berguna hanya melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh tuannya.

Saudara-saudari terkasih.

Kita sebagai murid-murid Yesus, kita tidak mempunyai program lain kecuali program Tuhan. Agar mengenal program Tuhan dalam rencana karya keselamatan-Nya, kita harus pandai-pandai mendengarkan kehendak Tuhan. Agar kita mampu mendengar- kan kehendak-Nya, kita harus menyediakan waktu untuk berdoa, merenung, mati- raga, berpantang, berpuasa dan menjalani laku tapa. Itulah kerja keras kita di bidang rohani. Di bidang jasmani pun dalam praksis manajemen, ada "sanksi" atau hukuman serta "reward" atau imbalan bagi yang berhasil. Seperti misalnya promosi kenaikan pangkat atau jabatan dan kenaikan gaji. Sedang bagi yang gagal, pangkat atau jabatan diturunkan, digeser, dipindah, gaji tidak dinaikkan. Bacaan Injil hari ini mengingatkan agar murid-murid Yesus bertindak secara profesional dan memahami posisinya. Sebagai hamba atau bawahan kita wajib melakukan tugas dengan setia, jujur, tekun dan rendah hati.

Saudara-saudari terkasih.

Suatu hari, salah seorang opsir meminta kepada Napoleon untuk bertemu. Sebagai seorang pimpinan yang baik, Napoleon bersedia untuk menerimanya. Opsir itu mnceritakan serinci-rincinya, bagaimana dan apa keberhasilannya. Napoleon dengan tekun mendengarkan seluruh kisahnya, tetapi tidak berkomentar sepatah kata pun. Opsior itu mulai kecewa, karena sebetulnya dia sangat mengharapkan tanggapan serta sanjungan diberikan oleh Napoleon kepadanya. Tetapi itu samasekali tidak terjadi. Maka opsir itu mengulangi secara singkat kisahnya, agar Napoleon memberikan tanggapan atau pujiannya. Tetapi Napoleon tidak bergeming, dia tidak berkata sepatah kata pun dan memujinya. Maka dengan nada kesal opsir itu berkata: "Tuan, inilah laporan saya. Napoleon tersenyum. Lalu kata Napoleon: "Apa yang akan anda lakukan esok?" Bukan pujian, tetapi hanya sebuah pertanyaan... Sejak itu, opsir itu tahu bahwa seharusnya dia tidak boleh terbuai dengan keberhasilan dan pujian. Sebagai murid Yesus, kita pun jangan terbuai keberhasilan serta pujian. Karena itu akan membuat kita menjadi sombong, tidak setia dan tidak jujur. Juga membuat diri kita haus akan pujian dan sanjungan.

Saudara-saudari terkasih.

Dalam hidup bermasyarakat maupun menggereja, sering terjadi kata terimakasih sudah seharusnya disampaikan kepada siapa saja yang telah memberikan bantuan berupa: uang, barang, waktu, pikiran, tenaga, ketrampilan, kepandaian dan sebagainya. Rasanya tidak etis, tidak sopan dan tidak layak kalau ucapan terimakasih tidak pernah kita ucapkan. Dan orang yang telah memberi pun, akan merasa heran, aneh dan bertanya-tanya kalau tidak mendapatkan ucapan terimakasih. Melalui perumpamaan hamba yang melayani tuannya, Yesus mengajarkan agar kita melayani sebagai hamba, melayani dengan rendah hati, tidak mengharap upah atau imbalan apa pun. Namun kalau ternyata perbuatan kita itu menghasilkan nama baik, keuntungan, kemudahan, kelebihan. Kita tidak berhak berbangga diri, memegahkan diri. Mengapa? Karena kita melakukan pekerjaan itu kita sebagai hamba Tuhan, yang harus melakukan pekerjaan- pekerjaan itu.

REFLEKSI:


Apakah dalam menjalankan tugas menggereja, kita meminta upah dan mengharapkan dapat pujian?

MARILAH KITA BERDOA:

Tuhan Yesus, ajarilah kami untuk menjadikan hati kami seperti hati-Mu sendiri, yang tidak mengharapkan imbalan serta pujian dari setiap pelayanan kami. Karena itulah tugas dan tanggungjawab kami, untuk menjadi hamba-hamba-Mu, yang setia Yesus... Doa ini kami persembahkan dalam nama-Mu Yang Kudus, Tuhan dan Penyelamat kami. Amin.

Renungan Lumen Indonesia

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy