Senin, 07 November 2011
Hari Biasa Pekan XXXII
MENGAMPUNI TANPA BATAS
“Kerendahan hati adalah dasar doa; supaya mendapat anugerah doa, kita harus bersikap rendah hati: di hadapan Allah, manusia adalah seorang pengemis (Katekismus Gereja Katolik, 2559)
Antifon Pembuka
Tuhan, Engkau menyelami dan mengenal aku, Engkau tahu bila aku duduk atau berdiri. Dari jauh Engkau mengerti pikiranku.
Doa Pagi
Tuhan, berilah kami Roh kebijaksanaan sehingga dalam menjalani kehidupan ini kami dijauhkan dari tipu daya dan berpikir buruk tentang sesama. Semoga pikiran kami selalu tertuju kepada-Mu dengan tulus hati. Amin.
Penulis Kitab Kebijaksanaan menasihati pembaca untuk melihat kebijaksanaan sebagai kebenaran yang harus diikuti dengan sepenuh hati. Baik pada tataran ucapan lidah maupun isi hati. Segala sesuatu yang ‘disuarakan’ seseorang hendaknya merupakan cetusan dari ungkapan hati sanubari yang dipenuhi dengan Roh Tuhan.
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (1:1-7)
Kasihilah kebenaran, hai para penguasa dunia. Hendaklah pikiranmu tertuju kepada Tuhan dengan tulus ikhlas, dan carilah Dia dengan tulus hati. Ia membiarkan diri-Nya ditemukan oleh orang yang tidak mencobai-Nya. Ia menampakkan diri kepada semua yang tidak menaruh syak wasangka terhadap-Nya. Pikiran bengkang-bengkung menjauhkan dari Allah, dan orang bodoh yang menguji kekuasaan-Nya pasti dienyahkan. Sebab kebijaksanaan tidak masuk ke dalam hati keruh, dan tidak pula tinggal dalam tubuh yang dikuasai dosa. Roh pendidik yang suci menghindarkan tipu daya, dan pikiran pandir dijauhinya. Sebab kebijaksanaan adalah roh yang sayang akan manusia, tetapi si penghojat tidak dibiarkannya terluput dari hukuman karena ucapan bibirnya. Memang Allah menyaksikan hati sanubarinya, benar-benar mengawasi isi hatinya dan mendengarkan ucapan lidahnya. Sebab Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia, dan Dia yang merangkum segala-galanya tahu apa saja yang disuarakan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuntunlah aku di jalan yang kekal, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 139:1-3.4-6.7-8.9-10)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
2. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu di atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.
3. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu. Jika aku mendaki langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau pun ada di situ.
4. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Hendaknya di dunia ini kalian bersinar seperti bintang-bintang sambil berpegang pada firman kehidupan
Kata-kata kunci Injil hari ini adalah penyesatan, pengampunan dan iman. Penyesatan merupakan pelanggaran berat. Namun, seberat apa pun dosa penyesatan, jika yang bersangkutan menyesal dan minta maaf, pintu pengampunan harus dibuka. Menghayati pengampunan sekualitas itu tidak mungkin tanpa iman. Dengan iman, kita mampu melakukan hal-hal yang tak terduga.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:1-6)
"Jika saudaramu berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali kepadamu dan berkata, 'Aku menyesal', engkau harus mengampuni dia"
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Tak mungkin tidak akan ada penyesatan! Tetapi celakalah orang yang menyebabkannya. Lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, daripada ia menyesatkan salah seorang yang lemah ini. Jagalah dirimu! Jika saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia. Dan jika ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jika ia berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata, ‘Aku menyesal’, engkau harus mengampuni dia.” Lalu para rasul berkata kepada Tuhan, “Tambahlah iman kami!” Tetapi Tuhan menjawab, ‘Jika kalian memiliki iman sebesar biji sesawi, kalian dapat berkata kepada pohon ara ini, ‘Tercabutlah engkau dan tertanamlah di dalam laut’, maka pohon itu akan menurut perintahmu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Manusia tidak luput dari kesalahan. Orang tidak bebas dari dosa. Oleh karena itu, saling menolong untuk bertumbuh dalam kehidupan sungguh penting. Hal itu bisa kita ungkapkan lewat koreksi persaudaraan (correctio fraterna) saling memperbaiki sebagai saudara dalam cinta kasih. Selain itu, orang diminta untuk saling mengampuni. Semuanya itu bisa terjadi dan berjalan dengan baik, apabila orang memikirkan pertumbuhan hidup rohani sesamanya.
Doa Malam
Ajarilah kami, ya Yesus, agar kami mau dan mampu mengampuni kesalahan sesama. Semoga sikap kami tidak menjadi batu sandungan yang dapat membawa kesesakan melainkan berkat bagi sesama. Amin.
RUAH
Hari Biasa Pekan XXXII
MENGAMPUNI TANPA BATAS
“Kerendahan hati adalah dasar doa; supaya mendapat anugerah doa, kita harus bersikap rendah hati: di hadapan Allah, manusia adalah seorang pengemis (Katekismus Gereja Katolik, 2559)
Antifon Pembuka
Tuhan, Engkau menyelami dan mengenal aku, Engkau tahu bila aku duduk atau berdiri. Dari jauh Engkau mengerti pikiranku.
Doa Pagi
Tuhan, berilah kami Roh kebijaksanaan sehingga dalam menjalani kehidupan ini kami dijauhkan dari tipu daya dan berpikir buruk tentang sesama. Semoga pikiran kami selalu tertuju kepada-Mu dengan tulus hati. Amin.
Penulis Kitab Kebijaksanaan menasihati pembaca untuk melihat kebijaksanaan sebagai kebenaran yang harus diikuti dengan sepenuh hati. Baik pada tataran ucapan lidah maupun isi hati. Segala sesuatu yang ‘disuarakan’ seseorang hendaknya merupakan cetusan dari ungkapan hati sanubari yang dipenuhi dengan Roh Tuhan.
Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan (1:1-7)
"Kebijaksanaan adalah roh yang sayang akan manusia, Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia."
Kasihilah kebenaran, hai para penguasa dunia. Hendaklah pikiranmu tertuju kepada Tuhan dengan tulus ikhlas, dan carilah Dia dengan tulus hati. Ia membiarkan diri-Nya ditemukan oleh orang yang tidak mencobai-Nya. Ia menampakkan diri kepada semua yang tidak menaruh syak wasangka terhadap-Nya. Pikiran bengkang-bengkung menjauhkan dari Allah, dan orang bodoh yang menguji kekuasaan-Nya pasti dienyahkan. Sebab kebijaksanaan tidak masuk ke dalam hati keruh, dan tidak pula tinggal dalam tubuh yang dikuasai dosa. Roh pendidik yang suci menghindarkan tipu daya, dan pikiran pandir dijauhinya. Sebab kebijaksanaan adalah roh yang sayang akan manusia, tetapi si penghojat tidak dibiarkannya terluput dari hukuman karena ucapan bibirnya. Memang Allah menyaksikan hati sanubarinya, benar-benar mengawasi isi hatinya dan mendengarkan ucapan lidahnya. Sebab Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia, dan Dia yang merangkum segala-galanya tahu apa saja yang disuarakan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Tuntunlah aku di jalan yang kekal, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 139:1-3.4-6.7-8.9-10)
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
2. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu di atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.
3. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu. Jika aku mendaki langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau pun ada di situ.
4. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Hendaknya di dunia ini kalian bersinar seperti bintang-bintang sambil berpegang pada firman kehidupan
Kata-kata kunci Injil hari ini adalah penyesatan, pengampunan dan iman. Penyesatan merupakan pelanggaran berat. Namun, seberat apa pun dosa penyesatan, jika yang bersangkutan menyesal dan minta maaf, pintu pengampunan harus dibuka. Menghayati pengampunan sekualitas itu tidak mungkin tanpa iman. Dengan iman, kita mampu melakukan hal-hal yang tak terduga.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (17:1-6)
"Jika saudaramu berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali kepadamu dan berkata, 'Aku menyesal', engkau harus mengampuni dia"
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Tak mungkin tidak akan ada penyesatan! Tetapi celakalah orang yang menyebabkannya. Lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, daripada ia menyesatkan salah seorang yang lemah ini. Jagalah dirimu! Jika saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia. Dan jika ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jika ia berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata, ‘Aku menyesal’, engkau harus mengampuni dia.” Lalu para rasul berkata kepada Tuhan, “Tambahlah iman kami!” Tetapi Tuhan menjawab, ‘Jika kalian memiliki iman sebesar biji sesawi, kalian dapat berkata kepada pohon ara ini, ‘Tercabutlah engkau dan tertanamlah di dalam laut’, maka pohon itu akan menurut perintahmu.”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Manusia tidak luput dari kesalahan. Orang tidak bebas dari dosa. Oleh karena itu, saling menolong untuk bertumbuh dalam kehidupan sungguh penting. Hal itu bisa kita ungkapkan lewat koreksi persaudaraan (correctio fraterna) saling memperbaiki sebagai saudara dalam cinta kasih. Selain itu, orang diminta untuk saling mengampuni. Semuanya itu bisa terjadi dan berjalan dengan baik, apabila orang memikirkan pertumbuhan hidup rohani sesamanya.
Doa Malam
Ajarilah kami, ya Yesus, agar kami mau dan mampu mengampuni kesalahan sesama. Semoga sikap kami tidak menjadi batu sandungan yang dapat membawa kesesakan melainkan berkat bagi sesama. Amin.
RUAH