Hari Biasa Pekan III Adven
Bertautlah kepada-Nya, kepada Dia yang engkau cari, berpalinglah kepada-Nya dan temukanlah kebenaran --- St Ambrosius.
Engkau sungguh dekat, ya Tuhan, dan segala jalan-Mu benar; sejak dulu aku tahu dari sabda-Mu, bahwa Engkau selalu besertaku.
Doa Renungan
Allah Bapa kami yang mahaagung, kami bersyukur kepada-Mu bahwasanya Engkau tidak menganggap hina menggunakan yang kurang berarti guna menyatakan kasih setia-Mu kepada kami. Kami mohon Kauperkenankan selalu mengarahkan harapan kami pada Yesus, Putra Bunda Maria, serta tetap mengikuti jejak-Nya memasuki kehidupan sejati. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami. Amin.
Bacaan dari Kitab Yesaya (54:1-10)
“Bersorak sorailah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembiralah dengan sorak sorai dan memekiklah hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak daripada yang bersuami,” demikianlah firman Tuhan. “Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghemat. Panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu. Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri. Keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi. Janganlah takut, sebab engkau tidak akan mendapat malu, dan janganlah berkecil hati sebab engkau takkan dipermalukan. Engkau akan melupakan masa remajamu yang memalukan, dan takkan mengingat lagi aib kejandaanmu. Sebab yang menjadi suamimu ialah Penciptamu, Tuhan Semesta Alam nama-Nya. Dan yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, yang disebut Allah Seluruh Bumi. Sungguh, seperti isteri yang ditinggalkan dan yang bersusah hati engkau dipanggil kembali oleh Tuhan. Masakan isteri masa muda akan tetap ditolak?”, demikianlah firman Tuhan. “Sesaat saja Aku meninggalkan dikau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali. Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau,“ firman Tuhan Penebusmu. “Keadaan ini bagi-Ku seperti pada zaman Nabi Nuh. Seperti Aku telah bersumpah kepadanya bahwa air bah takkan menggenangi bumi lagi, demikianlah Aku telah bersumpah bahwa Aku tidak akan murka lagi terhadap engkau, dan bahwa Aku tidak akan menghardik engkau lagi. Sebab sekalipun gunung-gunung bergeser dan bukit-bukit menjadi goncang, namun kasih setia-Ku tidak akan beralih dari padamu, dan perjanjian damai-Ku tidak akan goncang.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Ayat. (Mzm 30:2. 4. 5-6. 11-12a. 13b)
1. Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersukacita atas diriku. Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan daku di antara mereka yang turun ke liang kubur.
2. Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihi oleh-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus. Sebab hanya sesaat Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak sorai.
3. Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku! Tuhan, jadilah penolongku! Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kaubuka, Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.
Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 3:.4.6)
Persiapkanlah jalan untuk Tuhan; luruskanlah jalan bagi-Nya, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan. Alleluya =>
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (7:24-30)
Yesus berbicara kepada orang banyak tentang Yohanes, “Untuk apakah kalian pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian kemari? Atau untuk apakah kalian pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian indah dan yang hidup mewah, tempatnya di istana raja. Jadi untuk apakah kalian pergi? Melihat nabi? Benar! Dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari nabi. Karena tentang dia ada tertulis, ‘Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau. Ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu.’ Aku berkata kepadamu: Di antara mereka yang dilahirkan oleh wanita tidak ada seorang pun yang lebih besar daripada Yohanes, namun yang terkecil dalam Kerajaan Allah lebih besar daripadanya.” Seluruh orang banyak termasuk para pemungut cukai yang mendengar perkataan-Nya mengakui kebenaran Allah karena mereka telah memberi diri dibaptis oleh Yohanes. Tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menolak maksud Allah karena mereka tidak mau dibaptis oleh Yohanes.
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Mempunyai sikap rendah hati kiranya bukan hal yang sulit untuk dikatakan, tetapi tak gampang untuk dimiliki. Sikap itu harus dibangun terus-menerus dari hari ke hari.
Kecenderungan kita sebagai manusia adalah harus lebih dari orang lain, lebih dalam segalanya. Sikap ini alamiah muncul dari dalam diri. Namun sebagai manusia beriman kristiani saat menghadapi hal yang alamiah ini, kita justru ditantang untuk menunjukkan kekhasan dan keunikan kita. Sikap mengendalikan dan mengolah sifat-sifat alamiah kita dituntut dari kita yang mengaku beriman kepada Kristus.
Kemampuan mengendalikan diri, dalam Injil hari ini, ditunjukkan Yesus dalam diri Yohanes Pembaptis. Yohanes menjadi suara yang berseru-seru untuk menyiapkan jalan bagi kedatangan Sang Kristus. Yohanes, "hanya" menjadi penyiap jalan. Ia tidak berhak melewati jalan itu.
"Biarlah Ia menjadi semakin besar, dan aku menjadi semakin kecil." Kata-kata Yohanes ini menunjukkan sikap pengelolaan dan pengendalian diri yang kuat. Sebagai manusia, pasti ia juga mempunyai sifat alamiah untuk cenderung lebih. Tapi, ia mampu mengendalikan semua kecenderungan itu. Namun, persis semua usaha itu tidak dapat dilakukan sendiri. Pertolongan Allah dan niat yang kuat menjadi perpaduan membangun pribadi yang dipenuhi kerendahan hati sehingga bersama pemazmur kita juga bisa berseru, "Aku akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah membebaskan daku." Membebaskan dari kecenderungan mengikuti insting manusiawi.
Tuhan Yesus, aku bertekad untuk menyiapkan diriku sebaik mungkin selama masa Adven ini agar diriku layak menjadi palungan indah bagi hadir-Mu. Amin.