| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Pertemuan II: SIAP DIUTUS Menjadi Imam, Nabi dan Raja bagi Gereja KAPal --- Keuskupan Agung Palembang

Setiap umat beriman, berkat Sakramen Baptis yang diterimanya, mempunyai tugas dan tanggung-jawab untuk ambil bagian dalam “Tri Tugas Imamat Kristus” (Trimunera Christi). Tri Tugas itu adalah menjadi nabi yang mewartakan Kabar Baik, imam menguduskan diri sendiri dan umat Allah, serta menjadi raja yang siap memimpin. Secara khusus, karena fungsi jabatan yang diembannya, dan berkat rahmat tahbisan, tri tugas itu secara tampak mata ada pada pundak para hierarki atau klerus. Namun dalam cara dan bentuk yang berbeda tri tugas itu juga ada pada setiap kaum awam.

Perbandingan antara jumlah imam dan umat di KAPal dari segi hitungan matematis masih tampak seimbang. Satu imam melayani sekitar 1.000-2.000 orang umat. Namun jika kita lihat dari segi medan kerja atau situasi masing-masing paroki hal itu tampak lain. Umat tidak terkonsentrasi dalam satu wilayah saja, namun terpencar-pencar (diaspora) dalam jarak yang saling berjauhan. Apalagi para imam yang bertugas di paroki perkotaan bukan hanya melayani karya pastoral di parokinya, namun masih mengemban aneka tugas lain (dosen, ketua komisi, organisasi, dll.).

Wilayah keuskupan kita meliputi 3 provinsi, yakni: Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu. Namun ada juga beberapa paroki yang sebagian wilayahnya termasuk Prov. Lampung dan Sumatera Barat. Wilayah satu paroki kadang lintas kecamatan atau bahkan lintas kabupaten. Umat Katolik di keuskupan kita “hanya” berjumlah 79.297 orang (data 2010) dari 12.258.177 orang total jumlah penduduk Sumsel, Jambi dan Bengkulu (data BPS 2010). Sungguh kita adalah “kawanan kecil” di tengah masyarakat Sumbagsel.

Saat ini umat KAPal dilayani oleh tenaga imam sebanyak 84 orang ( Diosesan = 29 ; SCJ = 50; MEP = 1; MSC = 4). Selain itu juga terdapat 11 katekis keuskupan (sduah lama tak ada penambahan lagi). Dalam situasi demikian tentulah jika karya pastoral hanya dibebankan di pundak para imam, maka tidak akan maksimal. Wajar bila tenaga dan waktu para imam “habis” untuk pelayanan seputar sakramen dan altar saja. Imam tak sempat lagi mengurusi “saksemen” dan “pasar” terjun ke umat dan masyarakat).

Gereja perdana (jaman para rasul) memberi pelajaran berharga bagi kita. Saat umat yang percaya makin bertambah, para rasul menyadari bahwa mereka tidak akan mampu melayani mereka semua. Mereka saat itu selain bertang=gungjawab untuk terus mewartakan warta kebang-kitan Kristus, namun juga memperhatikan kehidupan jemaat. Menyadari hal itu, maka mereka mengambil keputusan agar dipilih beberapa orang diantara jemaat untuk membantu karya para rasul dalam bidang pelayanan. Sedangkan para rasul akan fokus pada karya pewartaan. Hal ini ditanggapi positif oleh jemaat sehingga mereka memilih 7 orang untuk diangkat menjadi diakon. (bdk. Kis 6:1-7)

Setelah melihat situasi Gereja KAPal dan kemudian menimba inspirasi dari jemaat perdana apa yang bisa kita teladani? Sanggupkah masing-masing kita memberikan waktu dan tenaga serta karisma yang kita miliki untuk turut serta dalam Tri Tugas Kristus? Dalam bentuk dan cara yang bagai-mana hal itu bisa kita wujudkan?

Sumber: Gema Paroki St Yoseph Palembang

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy