Sore Menjelang Hari Raya Natal
(Vigil Mass for Christmas)
BACAAN PERAYAAN EKARISTI: Yes 62:1-5; Mzm 89:4-5.16-17.27.29; Kis 13:16-17.22-25; Mat 1:1-25 (klik disini)
Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus
Membaca silsilah atau daftar keturunan Yesus Kristus sungguh sangat menarik. Silsilah Yesus dihitung mulai dari Abraham. Kita tahu Abraham adalah bapak umat beriman. Sebab ketika iman Abraham diuji, ia rela menyerahkan Ishak, anak tunggalnya untuk dikorbankan bagi Tuhan. Ketika Abraham hendak membunuh Ishak sebagai korban kepada Tuhan, malaikat Tuhan berkata kepada Abraham supaya jangan membunuh Ishak. Karena perbuatannya itu, Abraham dipuji oleh Allah. Allah berjanji akan memberkati Abraham berlimpah-limpah dan membuat keturunan Abraham sangat banyak seperti bintang di langit dan pasir di tepi laut. Allah juga mengatakan bahwa oleh keturunan Abraham semua bangsa di muka bumi akan mendapat berkat. Dan janji Allah bahwa keturunan Abraham sangat banyak sudah terbukti. Ada empat puluh dua keturunan dari Abraham sampai kepada Yesus. Dari kenyataan ini pula dapat kita ketahui bahwa keturunan Yesus bermula dari Abraham, seorang tokoh yang sangat dekat dan mencintai Allah.
Saudara-saudari terkasih,
Selain Abraham, ada tokoh lain yang sangat terkenal dalam riwayat keturunan Yesus yakni Daud. Daud adalah raja kedua dalam sejarah Israel. Raja pertama dalam sejarah bangsa Israel ialah Saul. Daud merupakan anak dari Isai. Pada saat dipilih dan diurapi menjadi raja usia Daud masih sangat muda. Daud merupakan anak bungsu dari Isai. Meskipun Daud memiliki tujuh orang kakak laki-laki namun justru Allah memilih Daud yang masih sangat kecil. Karena Allah lebih berkenan kepada Daud daripada ketujuh saudara-saudaranya. Dan sebelum memerintah sebagai raja, Daud terlebih dahulu menjadi pelayan Saul. Dengan kemampuannya bermain kecapi Daud menjadi orang kepercayaan Saul. Saat Saul dihingapi roh jahat, Daud bermain kecapi guna mengusir roh jahat yang ada dalam diri Saul. Lalu Saul pun mati dan digantikan Daud. Pada saat memerintah sebagai raja Israel, raja Daud sangat dekat dan diberkati Tuhan. Kitab Mazmur yang banyak berisi nyanyian maupun doa menjadi bukti kedekatan dan kecintaan Daud pada Allah.
Saudara-saudari terkasih,
Daud merupakan keturunan yang keempat belas dari Abraham. Namun raja Daud melakukan satu kesalahan besar selama hidupnya yakni ketika Daud menghamili isteri Uria yakni Batsyeba. Uria adalah satu satu prajurit dari raja Daud yang hebat dan kuat. Setelah mendengar Batsyeba hamil, Daud menjadi takut. Karena itu Daud berniat tidak baik dengan cara mau membunuh Uria. Daud menyusun sebuah rencana jahat dengan menyuruh Moab untuk menempatkan Uria pada barisan terdepan pasukan perang. Uria pun meninggal dunia. Daud sadar dan minta ampun kepada Tuhan setelah diperingatkan oleh nabi Natan. Tetapi akibat perbuatan Daud menyebabkan Allah marah. Daud melakukan perbutan yang hina dihadapan Allah. Sebab Daud tidak saja mengambil Batsyeba menjadi isterinya namun Daud juga membiarkan Uria suami Batsyeba meninggal di medan perang. Dan akibat perbuatanny itu, Daud menerima malapetaka. Salah satu malapetaka yang menimpa Daud ialah kematian anaknya yang pertama dari bekas isteri Uria yaitu Batsyeba. Selain itu, isteri-isteri Daud diambil dan diberikan kepada orang lain.
Saudara-saudari terkasih,
Pertanyaan kita adalah: apakah makna dari silsilah Yesus bagi kita? Pertama, dari silsilah Yesus kita belajar bahwa ada orang-orang tertentu dalam keturunan Yesus yang berperilaku jahat. Misalnya, Daud yang mengambil isteri Uria dan membiarkan Uria terbunuh. Barangkali ada juga nenek moyang kita yang perilakunya jahat dan kejam. Tetapi walaupun kita memiliki nenek moyang yang jahat, kita tetap bisa menjadi orang baik dan suci berkat rahmat dan kasih karunia Allah. Kita bisa tampil beda dari yang lain asalkan kita mau mengandalkan Tuhan. Kedua, rahmat Allah tidak bisa dihalang-halangi oleh dosa sebesar apapun dosa manusia. Masih ada nenek moyang dalam silsisilah Yesus yang berbuat dosa bahkan dosa yang berat. Namun rencana Allah untuk menyelamatkan umat manusia tetap terlaksana. Barangkali ada juga keluarga kita atau termasuk orangtua kita sendiri yang berbuat jahat. Hal ini tidak mempengaruhi hidup kita. Sebab keselamatan tidak datang dari keturunan kita. Keselamatan bersifat pribadi. Artinya kita bisa selamat jika kita percaya dan melakukan apa yang Tuhan kehendaki.
Saudara-saudari terkasih,
Gelombang, badai, taufan; berbagai problema hidup sering datang menerpa kehidupan kita tanpa kita duga sebelumnya. Kadangkala hidup kita remuk redam, hancur lebur, pecah berpuing-puing membuat kita tak berdaya, tak sanggup bertahan hidup lagi. Dalam situasi seperti itu kita perlu diam, kita perlu menguatkan batin serta iman kita; agar kita tidak mengambil keputusan yang salah, yang justru menambah parahnya permsalahan yang hita hadapi. Maka hendaknya kita diam, hening, tenangkan batin, kuatkan iman dan pusatkan perhatian pada Tuhan. Membiarkan Allah Bapa dan Roh Kudus berkarya dalam diri kita. Dan semoga Tuhan Yesus, membimbing langkah kita mengikuti kemana pun Yesus menghendaki kita pergi. Dan marilah, kita membayangkan sekiranya peristiwa itu menimpa diri kita. Bagaimanakah sikap dan keputusan kita? Sama dengan Yusufkah, akankah kita mengambil sikap yang jelas, tulus seperti Yusuf ?
Peristiwa Yusuf, tunangan Maria, yang didatangi oleh malaikat Tuhan, dan menasehatkan agar mengambil Maria sebagai isterinya tentu merupakan sikap yang melawan arus. Bukan hanya pada jaman sekarang, melainkan pada jaman dulu, pada waktu itu pun sudah dinilai sebagai melawan arus. Adalah kerahusan yang tidak masuk akal, mengambil seorang gadis yang sudah mengandung, bukan dari darah dagingnya sendiri. Harga diri sebagai lelaki pastilah terusik dan berontak. Pribadi Yusuf yang tulus hati, yang terbuka akan karya Allah memungkinkan sejarah keselamatan terlaksana seturut kehendak Allah. Dewasa ini banyak orang merasa kebebasannya terganggu, kalau memiliki sekian banyak keharusan. Seperti misalnya: harus bekerja setiap hari, harus mengikuti Misa Kudus ke gereja setiap hari minggu, harus pantang dan puasa harus berdoa setiap hari. Ketaatan menjadi masalah, mengganggu; apalagi dikaitkan dengan agama dan Allah. Yusuf telah mengatasi itu semua, Yusuf setia pada kehendak Tuhan atas dirinya.
Dari bacaan Injil sore menjelang Misa Malam Natal hari ini tampak bahwa Santo Yusuf memang tipe orang kudus yang banyak diam, tidak menonjolkan diri. Orang yang tulus hati, lurus hati, banyak kerja, sedikit bicara. Ia tidak suka berdebat, berbantah, berdiskusi yang aneh-aneh dan tidak-tidak. Ketika ia berencana mau menceraikan Maria, dengan maksud agar Maria tidak dipermalukan di depan umum, malaikat Tuhan mendatanginya dan menyuruhnya untuk mengambil Maria sebagai isterinya. Yusuf tidak menolak, Yusuf menerima kehendak Tuhan, tanpa tanya dan tanpa mengajukan syarat. Langsung mengiyakan dan menerima kehendak Tuhan atas dirinya. Menjadi orang yang tulus dan lurus hati, setia dan bijaksana adalah tidak mudah untuk jaman ini. Banyak orang lebih suka bicara, omong, komentar; tetapi tidak suka bekerja, malas bekerja. Orang lebih suka berbuat semaunya sendiri dan pandai mencari dalih untuk membenarkan diri.
Peristiwa yang dialami oleh Bunda Maria yakni mengandung tanpa suami bukanlah perkara yang mudah. Orang Israel mempunyai hukum yang jelas dan tegas bahwa setiap perempuan yang mengandung tanpa suami akan dihukum dengan cara dirajam. Seorang perempuan dianggap berzinah jika mengandung tanpa memiliki suami yang sah. Dirajam berarti orang itu dilempari dengan batu sampai meninggal. Dan Bunda Maria waktu itu sudah mengandung dari Roh Kudus. Hal ini sangat sulit untuk diterima dan dipahami oleh orang Israel. Karena peristiwa semacam itu belum pernah terjadi sebelumnya. Maka tak mengherankan bila Yusuf secara diam-diam ingin menceraikan Maria. Yusuf bisa saja berpikir bahwa Maria adalah wanita yang tidak setia dan tidak bisa menjaga dirinya. Namun oleh kuasa dan rahmat Tuhan, Bunda Maria bisa melewati setiap masalah yang menimpa dirinya. Dan Yusuf pun bersedia mengambil Maria menjadi istrinya.
Banyak peristiwa yang terjadi dalam hidup kita. Ada peristiwa atau kejadian tertentu yang sulit untuk kita pahami. Kita bertanya-tanya dalam hati mengapa hal itu terjadi dalam hidup kita. Seperti yang dialami oleh Bunda Maria dalam cerita di atas. Bunda Maria mau atau tidak mau harus menerima tawaran Allah. Dia harus rela mengandung dalam usia yang sangat muda. Bunda Maria juga mengorbankan kesenangan pribadi demi terlaksananya karya dan kehendak Allah. Walaupun Bunda Maria orang yang saleh dan suci, namun masalah demi masalah terus menghampirinya. Hal ini menyadarkan kita bahwa semakin kita dekat dengan Tuhan, masalah yang kita hadapi justru bertambah sulit. Namun satu yang pasti bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita sendirian.
REFLEKSI:
Apakah aku bersyukur atas nenek moyangku ataukah aku merasa diri hina dan minder karena berasal dari keturunan yang kurang baik?
MARILAH KITA BERDOA:
Tuhan Yesus Kristus, sebagai manusia Engkau lahir dan berasal dari sebuah keturunan yang panjang dan berlika-liku. Ajarilah kami agar kami juga menghormati dan mensyukuri nenek moyang kami meskipun mereka berbuat dosa. Semoga kami mampu tampil sebagai manusia baru. Doa ini kami persembahkan dalam nama Yesus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.