| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Jumat, 17 Februari 2012 Hari Biasa Pekan VI

Jumat, 17 Februari 2012
Hari Biasa Pekan VI

“Tak seorang pun yang pernah hidup di dunia ini berhasil menghindari salib” (Tomas a Kempis)


Antifon Pembuka (Mzm 112:1)


Berbahagialah orang yang takwa kepada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya.


Doa Pagi


Ya Tuhan, tambahkanlah harapan dan cinta padaku agar aku semakin kuat menunjukkan imanku lewat perbuatan-perbuatanku. Teguhkanlah hatiku bila harus menghadapi situasi sulit, terutama dalam hal menunjukkan imanku lewat perbuatanku. Amin.


Dunia mengenal istilah NATO (no action talk only). Artinya orang cenderung banyak bicara tapi tidak pernah melakukan sesuatu. Hal ini sangat bertentangan dengan prinsip hidup bersama. Iman pun harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong, tanpa daya. Iman mesti punya daya kekuatan pembaharu seperti iman Abraham.


Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (2:14-24.26)


Saudara-saudaraku, apakah gunanya kalau seseorang mengatakan bahwa ia beriman, tetapi tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? Misalnya saja seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari. Kalau seorang di antara kalian berkata kepadanya, “Selamat jalan! Kenakanlah kain panas, dan makanlah sampai kenyang!” Tetapi tidak memberi apa yang diperlukan tubuhnya; apakah gunanya itu? Demikian pula halnya dengan iman. Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya mati. Tetapi mungkin ada orang berkata, “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan:; aku akan menjawab dia, “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.” Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah. Itu baik! Tetapi setan-setan pun percaya akan hal itu dan karenanya mereka gemetar. Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong? Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah? Kalian lihat, bahwa iman bekerja sama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh karena perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Dengan jalan demikian genaplah ayat yang mengatakan, “Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Karena itulah Abraham disebut ‘Sahabat Allah’. Jadi kalian lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. Sebab sebagaimana tubuh tanpa roh itu mati, demikian pula iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Berbahagialah orang yang suka akan perintah Tuhan.
Ayat. (Mzm 112:1-6)

1. Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka akan segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati.
2. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap dikenang selama-lamanya. Bagi orang benar ia bercahaya laksana lampu di dalam gelap, ia pengasih dan penyayang serta berlaku adil.
3. Orang baik menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, ia melakukan segala urusan dengan semestinya. Orang jujur tidak pernah goyah, ia akan dikenang selama-lamanya.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya.
Ayat. Kalian Kusebut sahabat-sahabat, sebab kepada kalian Kusampaikan apa saja yang Kudengar dari Bapa. Alleluya.

Salah satu akar dosa manusia adalah egois. Egois berarti mementingkan diri sendiri, tidak peduli terhadap orang lain dan lingkungannya. Diri sendiri menjadi pusat orientasi hidupnya. Padahal murid Yesus mesti berani menanggalkan ego pribadi, menyangkal diri, dan memikul salib hidupnya. Tuntutan iman ini menjadi jaminan keselamatan dirinya.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:34-9:1)


Pada suatu ketika Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya, dan berkata kepada mereka, “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, harus menyangkal diri, memikul salibnya, dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkan nyawanya. Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia, tetapi kehilangan nyawanya? Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Kalau seseorang malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, maka Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.” Kata Yesus lagi kepada mereka, “Aku berkata kepadamu: Sungguh, di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat kerajaan Allah datang dengan kuasa.”

Demikianlah Injil Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Renungan


Iman membutuhkan pengakuan. Yesus meminta agar setiap orang yang mengikuti-Nya memberikan pengakuan. Caranya: Tidak malu mengakui sebagai pengikut Yesus, di tengah-tengah masyarakat mayoritas. Pengakuan seperti itu merupakan bagian dari sikap ‘menyangkal diri dan memikul salib’. Beranikah kita memberikan pengakuan publik bagi iman kita?


Doa Malam


Yesus, tak mudah bagi kami untuk menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti-Mu. Curahkanlah Roh Kudus-Mu kepada kami, agar dunia yang penuh dengan berbagai tawaran kenikmatan ini tak menyurutkan kami untuk berjalan pada ajaran-Mu. Amin.


RUAH

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy