Aksi Puasa Pembangunan 2012 menjadi kesempatan yang baik bagi umat KAJ untuk melanjutkan dan mendalami tema APP 2011 (Mari Berbagi) dalam konteks tahun 2012 sebagai Tahun Ekaristi dan menjadikan sebagai sarana untuk mewujudkan Arah Dasar Pastoral KAJ tahun 2011-2015. Bagaimana usaha kita untuk menemukan tema agar membantu kita dalam masa prapaskah yang dapat menggerakkan kita pada aksi nyata, tentunya bukan usaha yang mudah. Tetapi kita bersyukur dengan proses yang baik akhirnya Keuskupan Agung Jakarta mempunyai Tema APP 2012: "Dipersatukan Dalam Ekaristi Diutus Untuk Berbagi"
Untuk memperdalam tema diatas, perjalanan permenungan kita menggunakan pola MERENUNGKAN dan GERAKAN AKSI NYATA. Sehingga dalam setiap pertemuan selalu akan diajak untuk membangun niat secara pribadi ataupun bersama-sama. Kita mempunyai 5 kali pertemuan. Pertemuan pertama, kita diajak untuk melihat kemurahan hati Yesus Sang Gembala Baik yang mau menyapa Zakheus dan bagaimana Zakheus menemukan Allah. Zakheus menemukan Tuhan yang hadir dalam diri Yesus Sang Gembala Baik. Tuhan yang berinisiatif dan mencari. Tuhan seperti apakah itu? Tuhan yang mau menyapa dengan kasih. Pertemuan kedua, kita akan merenungkan lebih dalam KASIH YESUS dalam Injil Yohanes. Yohanes tidak menceritakan Yesus mengadakan perjamuan (ekaristi) dalam Injilnya. Ia menceritakan pembasuhan kaki yang terjadi pada peristiwa yang sama. Yesus hadir dengan penuh kasih dan teladan bagi para murid. Iman perlu diwujudkan dalam tindakan konkret yaitu dengan menjadi gembala baik yang melayani dengan penuh kasih, ketulusan dan kerendahan hati. Di situ nampak Yesus sebagai gembala memberi teladan pengosongan diri sehabis-habisnya untuk melayani manusia.
Pertemuan ketiga, setelah kita melihat kehadiran Yesus dan teladan-Nya dalam pertemuan pertama dan kedua, kini Yesus menantang dan mengundang kita untuk membuat langkah iman yang sulit. Kadang-kadang langkah iman yang sulit itu mengguncangkan kita karena Yesus membawa kita pada semangat yang berbeda dengan apa yang kita pikirkan. ".... kamu yang harus memberi mereka makan.... adalah sebuah ungkapan yang dinyatakan Yesus kepada para murid (Matius 14:13-21). Pada pertemuan ini kita diundang oleh Tuhan untuk siap berkorban dan melayani sesama. Implikasi dari pengorbanan dan pelayanan itu adalah terbangunnya semangat persaudaraan sejati. Dalam pertemuan keempat, kita semakin ditantang oleh Yesus bahwa ketika kita mau menjalankan pelayanan kita meskipun banyak tantangan, tidak dihargai bahkan ditolak, maka kita tetap mengikuti Yesus dengan terus melayani. Ajakan Yesus menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Dia, adalah cara bagaimana kita tetap bertahan dalam pelayanan meskipun tidak dihargai. Dengan demikian, kita tetap mengorbankan seluruh diri kita yaitu waktu, tenaga, pikiran, hati dan bahkan nyawa kita sendiri. Bentuk pelayanan yang seperti inilah yang bisa dikatakan pelayanan yang sungguh-sungguh murah hati dan tidak memperhitungkan perasaan dan kepentingan pribadi karena sebuah pelayanan yang murah hati tidak pernah menghitung-hitung untung dan rugi atau suka dan tidak suka.
Dan dalam pertemuan kelima adalah rangkuman dari perjalanan permenungan. Jika kita sungguh-sungguh menjalankan semangat yang coba dibangun dalam pertemuan pertama sampai keempat, kita menjadi ROTI HIDUP. Itulah ciri hidup yang ekaristis. Cara hidup yang ekaristis tersebut menggugah kita menuju pada cita-cita yang terdapat dalam ARDAS KAJ 2011-2015 yaitu meningkatkan iman yang mendalam akan Yesus Kristus, mengembangkan semangat persaudaraan sejati dan melakukan pelayanan kasih kepada sesama. Cita-cita hidup beriman KAJ ini dihayati pada Ekaristi sebagai sumber dan puncak hidup beriman. Maka ekaristi sebagai suatu perayaan liturgial menjadi sebuah perayaan kehidupan dalam semangat berbagi. Mengapa? Karena melalui ekaristi kita menimba Sabda Allah dan menjadikannya kekuatan dalam menjalani hidup untuk mengabdi dan berbakti kepada-Nya, yang terjawantahkan dalam pelayanan bagi sesama.
Kami, Komisi Kerasulan Kitab Suci KAJ bersama dengan Komisi PSE, KOMSOS, dan Komisi Katekese mengucapkan banyak terima kasih atas kerjasama dan usahanya, khususnya para romo yang sudah memberikan waktu, pengetahuan dan permenungannya sehingga proses pembuatan buku panduan pendalaman iman dan VCD ini dapat berjalan dengan baik. Tentunya kami masih mempunyai kekurangan di sana-sini, untuk itu kami sangat terbuka akan masukan yang baik dan membangun bagi kita semua. Semoga bahan ini bisa membantu untuk pendalaman di lingkungan, kelompok-kelompok kategorial, ataupun komunitas-komunitas Katolik lainnya. Tuhan memberkati.
P. Romanus Heri Santoso, Pr