METODE SHARING 7 LANGKAH
TUHAN MELAYANI DENGAN KASIH
INJIL YOHANES 13:1-17
Tanda Salib dan Salam
Pengantar
Dalam pertemuan kali ini, dipakai metode sharing yang terdiri dari 7 langkah. Dengan mengikuti ketujuh langkah ini secara cermat diharapkan sharing kita akan lebih terarah kepada satu aspek yang paling berkesan dan menemukan kedalaman ketika dihadapkan dengan pengalaman hidup sehari-hari.
Sapaan dan kehadiran Tuhan dalam pertemuan pertama menggerakkan Zakheus untuk bertobat dan siap untuk berbagi sebagai silih. Perubahan hidup selalu berasal dari insiatif Allah. Dan perubahan itu juga mengandaikan tindakan iman dari kita manusia yang menanggapi tawaran kasih Allah itu. Allah yang akan terus setia melayani dengan KASIH. Maka, pada bagian kedua ini, kita akan merenungkan lebih dalam KASIH YESUS dalam Injil Yohanes. Yohanes tidak menceritakan Yesus mengadakan perjamuan (Ekaristi) dalam Injilnya. Ia menceritakan pembasuhan kaki yang terjadi pada peristiwa yang sama. Yesus hadir dengan penuh kasih dan teladan bagi para murid.
Iman perlu diwujudkan dalam tindakan konkret yaitu dengan menjadi gembala baik yang melayani dengan penuh kasih, ketulusan dan kerendahan hati. Di situ nampak Yesus sebagai gembala memberi teladan pengosongan diri sehabis-habisnya untuk melayani manusia. Tindakan pembasuhan kaki merupakan tindakan konkret seorang gembala yang mau dengan total melayani dombanya dan berani mengosongkan diri sehabis-habisnya.
Doa Pembuka
Tuhan, tak henti-hentinya Engkau memberi teladan bagi kami. Dalam Minggu Prapaskah ke-2 ini kami ingin merenungkan teladan-Mu. Engkau mau merendahkan diri dengan cara membasuh kaki para murid. Semoga ketekunan kami dalam ekaristi selalu mendorong kami untuk berani "membasuh kaki" keluarga dan saudara-saudari kami. Berani merendahkan diri sebagaimana yang dilakukan Yesus, Putra-Mu. Semuanya ini bersumber dari Kasih-Mu sendiri, demi Kristus Tuhan, dan juru selamat kami.
Lagu Pengantar Bacaan
Pembacaan Kitab Suci
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (13:1-17)
Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?" Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak." Kata Petrus kepada-Nya: "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku." Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!" Kata Yesus kepadanya: "Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua." Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: "Tidak semua kamu bersih." Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Pendalaman Sabda
- Semua kelompok, semua masyarakat dibngun dengan model piramid: yang berada di puncak adalah yang berkuasa, yang kaya, yang pandai. Mereka dipanggil seolah-olah untuk menguasai dan memimpin. Yang berada di bagian paling bawah adalah budak, pelayan, imigran, orang yang tidak mempunyai pekerjaan, pendosa, sakit mental, atau penyandang cacat. Mereka dipinggirkan dan tidak diperhitungkan. Inilah yang menjadi keprihatinan kita yang terungkap dalam ARDAS KAJ 2011-2015. Kita diajak untuk berani memberikan perhatian lebih pada permasalahan-permasalahan di dalam lingkungan kemasyarakatan misalnya melawan kemiskinan dan penindasan. Di sini Yesus menempatkan diri pada yang paling bawah, yang paling akhir, tempat budak.
- Bagi Petrus ini tidak mungkin. Ia tidak sadar bahwa Yesus datang untuk mengubah model masyarakat, dari model pemimpin yang berkuasa menjadi pemimpin yang penuh kasih dan rendah hati untuk melayani. Menurut teladan yang diberikan Yesus, bahwa setiap dan semua orang mempunyai tempat, entah mereka memiliki harta atau miskin, atau normal atau cacat.
- Semangat Tuhan dalam pelayanan kasih itu seperti orang yang menyatakan diri sebagai yang paling kecil dalam masyarakt, sebagai orang yang melakukan pekerjaan yang dianggap rendah, sebagai orang yang berada di tempat yang terakhir. Dalam keadaan yang seperti itu, Yesus memberi perhatian kepada yang paling kecil dalam masyarakat. Itulah arti ajakan Yesus kepada murid-Nya saat Dia melakukan pembasuhan kaki.
- Orang-orang yang menjalankan tugas: orang tua, guru, imam atau peran lainnya seperti pengurus lingkungan, dewan paroki, pengurus komunitas/kategorial bisa jatuh pada semangat kekuasaan, kewenangan, dan "kemuliaan". Padahal Yesus ingin memberi teladan untuk tetap menjadi pemimpin yang melayani dengan kasih, ketulusan dan kerendahan hati. Konkret saja. Seberapa besar kita memaknai keterlibatan kita di paroki dalam banyak bidang pelayanan misalnya. Seberapa besar kita sungguh menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk menjadi sukarelawan dalam pelayanan dan pengembangan sosial ekonomi di paroki agar kebutuhan orang miskin, kecil dan tersingkir sungguh terlayani dengan berkesinambungan? Terlibat dalam pelayanan kesehatan di paroki, seksi pendidikan, seksi buruh, seksi PSE, seksi Lingkungan Hidup, Koperasi. Atau juga program "Ayo Sekolah, Ayo Kuliah" dan bentuk-bentuk lainnya. Inilah sarana bagi kita untuk mengasah sebuah kepemimpinan yang melayani dengan kasih, ketulusan dan kerendahan hati. Inilah teladan Yesus. Keteladanan Yesus ini berpuncak pada kesengsaraan-Nya di kayus salib. Keteladanan ini masih bisa kita rasakan, kita lihat di dalam Ekaristi. Maka setiap kita merayaakan Ekaristi, saat itu juga kita diajak untuk memberikan pelayanan yang penuh kasih, ketulusan dan kerendahan hati.
Tahap Permenungan (Metode Sharing 7 langkah)
http://renunganpagi.blogspot.com/2012/02/tahap-tahap-metode-sharing-7-langkah.html
Membangun Niat
1. Apakah pelayanan saya selama ini sudah dilakukan dengan kerendahan hati dan tanpa pamrih, ataukah ada motivasi-motivasi lain yang tidak sesuai dengan Tuhan yang kita teladani?
2. Tindakan konkret apa yang kita lakukan baik secara pribadi ataupun dalam lingkungan atau komunitas sebagai wujud nyata pelayanan yang tulus dan dengan semangat kerendahan hati?
Doa Tahun Ekaristi
Allah Bapa yang Maha Pengasih, kami bersyukur atas karya penyelamatan-Mu melalui Yesus Kristus Putra-Mu, yang kami rayakan dalam Ekaristi. Ya Yesus, kami bersyukur dengan mendengarkan dan melaksanakan Sabda-Mu, iman kami semakin diteguhkan; dan dengan menyambut Tubuh dan Darah-Mu, kami dipersatukan dengan Dikau dan sesama. Ya Roh Kudus, kami bersyukur,melalui bimbingan-Mu iman kami senantiasa diperbaharui, setiap kali merayakan Ekaristi. Semoga Tahun Ekaristi ini menjadi tahun peziarahan bagi iman bagi kami, sehingga kami semakin dipersatukan, diteguhkan dan diutus untuk berbagi pada sesama. Bunda Maria, Bunda kaum beriman, doakanlah kami. Amin
Doa Penutup
Allah yang mahapengasih hari ini kami Kauingatkan dan Kauajari mengenai kerendahan hati dan ketulusan dalam melayani sesama kami. Semoga dengan permenungan hari ini kami selalu menjadi pribadi-pribadi yang semkain tulus, tanpa pamrih dan juga memiliki semangat kerendahan hati dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang selama ini Kaupercayakan kepada kami dalam bidang kehidupan kami sehari-hari. Semua ini kami mohon demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Berkat dan Pengutusan
P. Tuhan beserta kita
U. Sekarang dan selama-lamanya
P. Semoga sharing iman yang kita lakukan dalam masa Prapaskah ke-2 ini dapat membawa pertumbuhan iman dan perubahan diri serta selalu dilindungi dan diberkati oleh berkat Allah yang mahakuasa, Bapa, Putra dan Roh Kudus.
U. Amin
P. Saudara/i sekalian Ibadat kita sudah selesai
U. Syukur kepada Allah
P. Marilah kita pergi untuk diutus mewartakan kasih Allah dalam keluarga dan sesama
U. Amin.
Terima kasih untuk Gema Paroki Pejompongan yang sudah mengirimkan artikel ini