Hari Biasa Pekan VI
“Alam semesta itu baik, karena diciptakan begitu indah; memang itulah yang dikehendaki-Nya” (St. Atanasius)
Antifon Pembuka (Mzm 95:12-13a)
Berbahagialah orang yang Kauajar, ya Tuhan, yang Kaudidik dalam hukum-Mu. Hatinya akan tenang di hari-hari malapetaka.
Doa Pagi
Tuhan, karuniakanlah kami rahmat untuk mendengarkan agar dalam berelasi dengan sesama kami tidak cepat bereaksi yang kurang tepat. Dalam mendengarkan sabda-Mu, mampukan kami dapat memahami, mengerti dan mewujudkan dalam hidup kami. Amin.
Pada awalnya adalah firman. Firman itu menjadi manusia dan hadir di tengah dunia. Firman yang menjadi manusia itu adalah kabar sukacita bagi semua orang. Maka, berbahagialah orang yang mendengarkan Firman Tuhan dan melaksanakannya. Menjadi pelaksana firman berarti taat setia kepada kehendak Allah. Seluruh peri hidupnya dijiwai ajaran firman Tuhan.
Bacaan dari Surat Rasul Yakobus (1:19-27)
Saudara-saudara yang terkasih, ingatlah akan hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah. Sebab amarah manusia tidak dibenarkan oleh Allah. Maka buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang demikian banyak itu, dan terimalah dengan lemah lembut sabda yang tertanam dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. Hendaklah kalian menjadi pelaksana sabda, dan bukan hanya pendengar. Sebab jika tidak demikian, kalian menipu diri sendiri. Sebab jika orang hanya mendengar sabda saja dan tidak melakukannya, ia itu seumpama orang yang sedang mengamat-amati mukanya dalam cermin. Sesudah memandangi dirinya sesaat, ia lalu pergi, dan segera lupalah ia bagaimana rupanya. Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melaksanakannya, ia akan berbahagia karena perbuatannya. Kalau ada orang yang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, dan sia-sialah ibadahnya. Ibadah sejati dan tak tercela di hadapan Allah, Bapa kita ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemari oleh dunia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = f, 3/4, PS 848
Ref. Tuhan siapa diam di kemah-Mu, siapa tinggal di gunung-Mu yang suci?
Ayat. (Mzm 15:2-3ab.3cd-4ab.5)
1. Yaitu orang yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya; yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya.
2. Yang tidak berbuat jahat terhadap teman, dan tidak menimpakan cela kepada tetangganya; yang memandang hina orang-orang tercela tetapi menjunjung tinggi orang-orang yang takwa.
3. Yang tidak meminjamkan uang dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian tidak akan goyah selama-lamanya.
Bait Pengantar Injil, do = f, 2/4, PS 961
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Ef 1:17-18)
Semoga Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi kata hati kita, supaya kita memahami pengharapan yang terkandung dalam panggilan kita. Alleluya.
Karya keselamatan Tuhan menyapa seluruh umat-Nya. Tuhan melaksanakan-Nya tepat pada waktu-Nya. Keselamatan-Nya membuat orang mengalami pembaruan hidup. Orang buta dapat melihat dengan jelas. Imannya telah mengubah hidup yang lama menjadi baru penuh harapan. Penyembuhannya berlangsung tahap demi tahap, sesuai proses perkembangan iman seseorang.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (8:22-26)
Pada suatu hari Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon supaya Ia menjamah dia. Yesus lalu memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata si buta, dan meletakkan tangan di atasnya, Ia bertanya, “Sudahkah kaulihat sesuatu?” Orang itu memandang ke depan, lalu berkata, “Aku melihat orang! Kulihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon yang berjalan.” Yesus kemudian meletakkan tangan-Nya lagi pada mata orang itu. Maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata, “Jangan masuk ke kampung!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Seorang buta dapat mengalami penyembuhan, mulai dari melihat samara-samar sampai akhirnya dapat melihat dengan jelas. Karya Tuhan itu juga melewati proses. Sikap menghargai proses adalah sikap Tuhan juga. Mentalitas instan adalah ibu dari ketidakjujuran. Bukankah ‘jalur sogok’ juga akibat dari mentalitas instan?
Doa Malam
Sembuhkanlah mata hatiku, ya Tuhan, agar aku semakin dapat melihat segala sesuatu dari sisi yang positif dan memaknai hidup dengan sukacita. Ke dalam tangan-Mu, ya Tuhan, aku serahkan istirahat malam ini. Amin.