| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 18 Februari 2012 Hari Biasa Pekan VI

Sabtu, 18 Februari 2012
Hari Biasa Pekan VI

TINGGAL DALAM KEBAHAGIAAN

Renungan


Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin


Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus


Ketika Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohannes ke atas sebuah gunung yang tinggi, Yesus berubah rupa dan pakaiannya putih berkilau. Mereka melihat Yesus berbicara dengan Elia dan Musa. Peristiwa ini mau menggambarkan Yesus sebagai Musa baru, yang menyelamatkan umat manusia. Musa adalah penyelamat bangsa Israel dari perbudakan mesir. Sedangkan Yesus sebagai Musa yang baru adalah penyelamat umat manusia dari perbudakan dosa. Pada saat peristiwa itu terjadi, Petrus belum memahami apa yang sesungguhnya terjadi dalam diri Yesus. Petrus masih berpikir bahwa Yesus manusia biasa. Pada saat itu, Petrus dan kedua murid lainnya merasa bahagia. Karena itu Petrus berkata: "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa, dan satu untuk Elia". Ini adalah tantangan dan godaan bagi Yesus. Mau tinggal pada situasi kenyamanan atau melakukan tugas-Nya yaitu menyelamatkan dunia. Tetapi Yesus dengan tegas menolak ajakan Petrus.


Saudara-saudari terkasih,


Permintaan Petrus untuk mendirikan kemah, bukan tanpa dasar. Karena sebetulnya Petrus tidak mau Yesus mati terbunuh oleh musuh-musuh yang tidak menyukai, ajaran dan perbuatan Yesus. Namun Yesus tidak mau mengikuti jalan pikiran Petrus. Yesus tidak mau tinggal pada situasi kebahagiaan itu. Yesus tetap setia pada tugas perutusanNya yaitu menyematkan umat manusia. Maka dari itu, Yesus mengajak murid-Nya untuk turun dari atas gunung. Sebetulnya Yesus tahu apa yang akan terjadi pada diri-Nya selanjutnya yaitu salib. Tetapi Yesus tidak mau menghindari salib yang harus Dia pikul. Sebab jika Yesus menikmati kebahagiaan dan sukacita justru membuat manusia sengsara. Sebaliknya, jika Yesus menolak kebahagiaan dan sukacita justru membuat manusa bahagia. Tindakan Yesus menolak mendirikan kemah menunjukkan bahwa Yesus sangat mencintai manusia.


Saudara-saudari terkasih,


Mendapatkan kebahagiaan adalah tujuan hidup manusia. Maka ketika manusia menemukan kebahagiaan, manusia akan berusaha mempertahankan dan menjaganya. Keinginan Petrus mendirikan kemah, merupakan upaya untuk mempertahankan kebahagiaan. Jarang manusia yang menolak kebahagiaan demi kebaikan orang lain. Tetapi ada juga orang-orang Kristen yang menolak kebahagiaan demi kebaikan orang lain. Contohnya adalah Santo Fransisikus dari Assisi, Italia. Fransiskus adalah anak dari orang yang kaya. Namun Fransiskus meninggalkan kebahagiaan dengan menempuh cara hidup sederhana. Bahkan Fransiskus rela hidup menderita demi Yesus. Fransiskus menjalani hidup sebagai orang miskin. Fransiskus mau mengemis. Uang hasil dari mengemis disumbangkan kepada orang miskin. Sementara Fransiskus tidak peduli dengan dirinya sendiri. Dia hanya ingin membahagiakan banyak orang lain. Meskipun orang tuanya menolak dan mengusir Fransisikus dari rumah, Fransisikus tetap teguh pada pendiriannya.


Saudara-saudari terkasih,


Pada awalnya, Fransiskus banyak diejek oleh orang-orang di sekitarnya. Mereka menganggap Fransiskus aneh dan kurang waras. Sebab Fransiskus berani meninggalkan ayahnya yang berlimpah hartanya. Sikap Fransiskus ini di luar kebiasaan banyak umat manusia. Jarang sekali manusia yang meninggalkan harta benda dan mau hidup miskin. Pada umumnya manusia mencari dan mengumpulkan harta benda. Hanya orang-orang tertentu yang bisa menolak harta benda. Hampir semua manusia melihat harta benda sebagai sumber kebahagiaan. Maka tidak mengherankan jika manusia mencari harta benda dengan menghalakan segala cara. Berbeda dengan Fransisikus. Fransiskus melihat Yesus sebagai sumber kebahagian. Karena itu, Fransiskus rela meninggalkan harta benda demi Yesus. Jika manusia memilih tinggal dalam kebahagiaan materi dan harta benda, Fransiskus malahan memilih tinggal dalam Yesus sebagai sumber kebahagiaan. Fransiskus menemukan kebahagiaan di dalam Yesus.


REFLEKSI:


Apakah kita hanya ingin hidup dalam kebahagiaan tanpa mau peduli dengan sesama kita yang hidup sengsara?


MARILAH KITA BERDOA:


Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur atas teladan-Mu. Engkau rela menolak kebahagiaan demi menolong dan menyelamatkan kami dari dosa. Kami mohon ampun karena kami terkadang hanya mencari kebahagiaan sendiri tanpa peduli dengan sesama yang menderita di sekitar kami. Doa ini kami persembahkan dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.



LUMEN NO : 7136

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy