Oleh Paus Klemens II
Marilah kita mengarahkan pandangan kita kepada darah Kristus dan menyadari, betapa indah darah itu di mata Tuhan. Darah itu tertumpah bagi keselamatan kita dan membuka sumber rahmat agar seluruh umat manusia dapat bertobat. Sebab kita cukup melayangkan pandangan kita pada angkatan-angkatan di masa lampau. Kita mengetahui bahwa dalam setiap angkatan Tuhan telah membuka kemungkinan untuk bertobat bagi setiap orang yang berpaling kepada-Nya.
Ketika Nuh menganjurkan pertobatan, orang-orang yang mengindahkan perkataannya memperoleh keselamatan. Ketika Yunus mengumumkan bahwa Niniwe akan binasa, mereka bertobat. Mereka meninggalkan dosanya dan berbuat silih kepada Tuhan dengan doa dan permohonan. Maka, mereka memperoleh keselamatan, meskipun sebetulnya mereka itu bangsa asing dan tidak kenal akan Dia. Semua yang pernah menjadi pelayan rahmat Allah atas kuasa Roh Kudus, berbicara tentang pertobatan.
Tuhan sendiri, penguasa alam semesta berbicara tentang itu. Bahkan Ia menguatkannya dengan sumpah, "Demi Allah yang hidup," sabda Tuhan, "Aku tidak berkenan pada kematian orang-orang fasik, melainkan pada pertobatannya."
Dengan penuh kasih Ia menambahkan pernyataan ini, "Bertobatlah, o umat Israel, dan kembalilah dari kefasikanmu. Katakanlah kepada anak-anak bangsa-Ku: Meskipun dosamu membentang dari bumi ke langit, dan lebih merah dari kirmizi serta lebih hitam dari arang, tetapi apabila kamu dengan sepenuh hati berpaling kepada-Ku dan menyebut "Bapa", Aku akan mendengarkan kamu sebagai bangsa yang suci."
Jadi, dengan kemauan-Nya yang mahakuasa, Tuhan menyatakan keinginan-Nya agar pertobatan terbuka bagi setiap orang yang dicintai-Nya.
Marilah kita untuk kepada kehendak-Nya yang kuasa dan mulia. Marilah kita menanggapi belas kasih dan kebaikan-Nya, dan tidak lagi membuang-buang kekuatan dengan persengketaan dan persaingan, yang akhirnya hanya membawa kematian.
Sumber: Bacaan Ofisi Masa Prapaskah, Rabu Abu, hlm 10-11; RUAH 2012A halaman 199)
Marilah kita mengarahkan pandangan kita kepada darah Kristus dan menyadari, betapa indah darah itu di mata Tuhan. Darah itu tertumpah bagi keselamatan kita dan membuka sumber rahmat agar seluruh umat manusia dapat bertobat. Sebab kita cukup melayangkan pandangan kita pada angkatan-angkatan di masa lampau. Kita mengetahui bahwa dalam setiap angkatan Tuhan telah membuka kemungkinan untuk bertobat bagi setiap orang yang berpaling kepada-Nya.
Ketika Nuh menganjurkan pertobatan, orang-orang yang mengindahkan perkataannya memperoleh keselamatan. Ketika Yunus mengumumkan bahwa Niniwe akan binasa, mereka bertobat. Mereka meninggalkan dosanya dan berbuat silih kepada Tuhan dengan doa dan permohonan. Maka, mereka memperoleh keselamatan, meskipun sebetulnya mereka itu bangsa asing dan tidak kenal akan Dia. Semua yang pernah menjadi pelayan rahmat Allah atas kuasa Roh Kudus, berbicara tentang pertobatan.
Tuhan sendiri, penguasa alam semesta berbicara tentang itu. Bahkan Ia menguatkannya dengan sumpah, "Demi Allah yang hidup," sabda Tuhan, "Aku tidak berkenan pada kematian orang-orang fasik, melainkan pada pertobatannya."
Dengan penuh kasih Ia menambahkan pernyataan ini, "Bertobatlah, o umat Israel, dan kembalilah dari kefasikanmu. Katakanlah kepada anak-anak bangsa-Ku: Meskipun dosamu membentang dari bumi ke langit, dan lebih merah dari kirmizi serta lebih hitam dari arang, tetapi apabila kamu dengan sepenuh hati berpaling kepada-Ku dan menyebut "Bapa", Aku akan mendengarkan kamu sebagai bangsa yang suci."
Jadi, dengan kemauan-Nya yang mahakuasa, Tuhan menyatakan keinginan-Nya agar pertobatan terbuka bagi setiap orang yang dicintai-Nya.
Marilah kita untuk kepada kehendak-Nya yang kuasa dan mulia. Marilah kita menanggapi belas kasih dan kebaikan-Nya, dan tidak lagi membuang-buang kekuatan dengan persengketaan dan persaingan, yang akhirnya hanya membawa kematian.
Sumber: Bacaan Ofisi Masa Prapaskah, Rabu Abu, hlm 10-11; RUAH 2012A halaman 199)