Hari Minggu Prapaskah III/B
Sepatutnyalah engkau memohon kepada Allah untuk memberimu kuasa melawan dosa kesombongan yang adalah musuhmu terbesar ---- St Vinsensius a Paulo
Antifon Pembuka (Mzm 25:15-16)
Mataku tetap terarah kepada Tuhan, sebab Ia melepaskan kakiku dari jaring. Arahkanlah wajah-Mu kepadaku dan kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab aku sebatang kara dan malang.
Doa
Allah Bapa yang mahabaik, Engkau telah memberikan perintah-Mu yang mengarah pada kehidupan agar kami jangan sampai menempuh jalan sesat. Curahkanlah roh-Mu kepada kami, agar kami dapat menyadari, bahwa hidup sejati tumbuh dari salib Putera-Mu, dan bahwa Putera-Mu telah membangunkan dunia berkat wafat dan kebangkitan-Nya. Dialah Tuhan, Pengantara kami yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Keluaran (20:1-17)
Di Gunung Sinai Allah berfirman begini, "Akulah Tuhan, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit, atau yang ada di bumi atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku. Tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku, dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku. Jangan menyebut nama Tuhan, Allahmu, dengan sembarangan, sebab Tuhan akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat. Enam hari lamanya engkau bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu. Tetapi hari ketujuh adalah Sabat Tuhan, Allahmu. Maka janganlah melakukan suatu pekerjaan, engkau sendiri atau anakmu laki-laki atau anakmu perempuan, hambamu laki-laki dan hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan pada hari ketujuh Ia beristirahat. Itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya. Hormatilah ayah dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu. Jangan membunuh. Jangan berzinah. Jangan mencuri. Jangan bersaksi dusta terhadap sesamamu. Jangan mengingini rumah sesamamu. Jangan mengingini isterinya, atau hamba sahayanya, lembu atau keledainya, atau apa pun yang dimiliki sesamamu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = es, 2/4, PS 852
Ref. Sabda-Mu adalah kebenaran, hukum-Mu kebebasan.
Ayat. (Mzm 19:8.9.10.11; Ul: lh.Yoh 6:69)
1. Sabda Tuhan sempurna, menyegarkan jiwa. Peraturan Tuhan teguh, membuat arif orang bersahaja. Titah Tuhan tepat, menyenangkan hati. Perintah Tuhan jelas, membuat mata berseri.
2. Hikmat Tuhan baik, tetap selamanya. Keputusan Tuhan benar, adil selalu. Lebih indah daripada emas murni, lebih manis daripada madu lebah.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus (1Kor 1:22-25)
Saudara-saudara, orang Yahudi menuntut tanda dan orang Yunani mencari hikmat. Tetapi kami memberitakan Kristus yang tersalib. Suatu sandungan bagi orang Yahudi, dan kebodohan bagi orang bukan Yahudi. Tetapi bagi mereka yang dipanggil, baik Yahudi maupun bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan dan hikmat Allah! Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya daripada manusia, dan yang lemah dari Allah lebih kuat daripada manusia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yoh 3:16)
1. Begitu besar kasih Allah akan dunia, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal.
2. Setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (2:13-25)
Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Maka Yesus membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang para penukar dihamburkan-Nya ke tanah, meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata, "Ambillah semuanya ini dari sini, jangan membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-murid Yesus bahwa ada tertulis, "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku." Tetapi orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya, "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka, "Rombaklah Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya, "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini, dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?" Tetapi yang dimaksudkan Yesus dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Sesudah Yesus bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan Yesus. Maka percayalah mereka akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus. Sementara Yesus tinggal di Yerusalem selama Hari Raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya. Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Yesus mengenal mereka semua. Dan tidak perlu seorang pun memberikan kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Antifon Komuni (Mzm 84:3-4)
Burung pipit mendapat tempat dan burung merpati bersarang di rumah-Mu, meletakkan anak-anaknya di dekat altar-Mu, ya Tuhan semesta alam, Rajaku dan Allahku. Berbahagialah orang yang tinggal di rumah-Mu yang selalu memuji-Mu.
Renungan
Saudara-saudari yang diberkati Tuhan, Perjalanan masa Prapaskah sudah menapaki Minggu III. Minggu II telah memasukkan kita dalam peristiwa transfigurasi, dan melalui peristiwa ”turun gunung” Tuhan Yesus memberikan rahmat kepada kita untuk mengendapkan peristiwa ”perjumpaan” dengan Tuhan dalam hidup sehari-hari supaya kita bisa mentransformasi diri. Dalam peziarahan hidup di dunia, kita menyadari bahwa ”perilaku kita sangat dipengaruhi oleh hal-hal yang menarik dan menguntungkan secara indrawi dan jasmani, namun kitalah yang mengambil sikap dan berbuat berdasarkan hati nurani yang diterangi iman”. Injil permenungan kita minggu ini adalah ”Yesus Menyucikan Bait Allah” (Yoh 2: 13-25).
Peristiwa Yesus menyucikan Bait Allah adalah peristiwa transformasi. Peristiwa pembaharuan dan pembentukan. Bagi orang Yahudi, Bait Allah adalah pusat ibadat, kurban, dan tempat kehadiran Allah dan lambang yang terlihat dari kesetiaan-Nya. Pembaharuan yang dihadirkan Tuhan Yesus bukanlah berbentuk bangunan, ”Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah Tubuh-Nya sendiri” (ayat 21). Tindakan pembersihan Bait Allah ini adalah tindakan simbolis. Tindakan Tuhan Yesus bukanlah ungkapan kemarahan tetapi suatu tanda, tanda ganda. Bait Allah segera akan dirusak, perlu dibersihkan. Dan fungsinya akan digantikan oleh Tubuh Kristus yang bangkit.
Iman kristiani bertumpu pada Tuhan Yesus yang bangkit. Kehancuran fisik Bait Allah adalah kehancuran spiritual bagi Israel. Tujuan peziarahan iman kita adalah semakin kokohnya iman akan Tuhan Yesus yang bangkit. Untuk mendirikan ”Bait Allah” dalam hidup sangatlah vital untuk meletakkan pondasi iman pada Tuhan Yesus yang bangkit. Pondasi diri harus ”dihancurkan”, diformat ulang. Tetapi bukanlah kita yang membentuk iman, bukanlah ke-aku-an, tetapi Tuhan Yesus lah yang menjadi ”Formator” hidup kita. Pondasi iman kita akan semakin kokoh apabila kita merelakan diri dibentuk oleh Tuhan Yesus. Relakah saudara-saudari untuk dibentuk oleh Tuhan Yesus?
Bait Allah yang kita bangun di dunia dengan pondasi iman akan Tuhan Yesus yang bangkit merupakan gambaran Bait Surgawi. Scott Hann dalam buku ”A Father Who Keeps His Promises” mengungkapkan secara gamblang. “Bait…adalah mikrokosmos dari dunia yang makrokosmos. Seperti yang telah kita lihat, Bait Yerusalem mewakili dunia dalam miniature. Sebaliknya, orang beriman melihat dunia sebagai makro bait. Bait merupakan esensi dunia…teologi penciptaan yang diterjemahkan dalam arsitektur. Ini juga benar pada penciptaan baru. Sebagaimana yang kita lihat, visi Yohanes menyeluruh di dalam Bait Surgawi, yang ada hubungannya dengan ”langit dan bumi baru” (Why 21:1).
Salam dan berkat.
Pastor L. Setyo Antoro, SCJ