Dalam perjalanan umat Israel atas bimbingan Allah, mereka mencapai di lembah Sinai, dan Musa naik ke Puncak Sinai lalu mendapatkan DEKALOG (deka=10 logos=perintah). Adalah suatu penugasan yang harus dilakukan dan jika tidak akan membawa akibat yang berat atau sangsi yang berat. Maka Allah menggunakan kata “Jangan.......”, dengan perintah tegas dan dengan kata yang melarang, Allah menunjukkan betapa mendasar dan pentingnya perintah Allah itu untuk mencapai kebahagiaan dan menghindari kehancuran hidup dalam kebersamaan.
Perintah Allah itu sangat jelas mengapa harus menghormati Dia, karena Allah yang telah menciptakan, Allah yang telah menyelamatkan, Allah melarang membuat patung, menyembah apalagi beribadah kepadanya, karena jelas patung tidak akan dapat berbuat apapun sebab benda itu buatan tangan manusia. Mana mungkin bisa mengatur dan menghidupi manusia. Untuk itu kita harus menguduskan diri di hadapan Tuhan. Dan Gereja melihat urgen dan pentingnya perintah Allah itu yang semuanya diawali dengan kata “jangan” semua kalau dilanggar akibatnya sangat buruk.
Coba saja kita ambil salah satu contoh: jangan menyembah berhala, entah apapun yang kita jadikan berhala itu, yaitu sesuatu yang kita dewakan dan sembah sebagaimana layaknya Allah. Padahal selain Allah tidak ada yang mampu mengatur segala ritme dan mekanisme kehidupan kita. Terlalu mendewakan istri, maka akan lupa pada Tuhan dan sesama, sehingga kita tidak seimbang dalam tata kehidupan kita, maka kita menjadi budak istri, mendewakan uang kita menjadi budak uang, sehingga demi uang kita korupsi, menipu, mencuri, merampok dan ujung-ujungnya kita justru menderitamendekam di penjara, atau kakak dan adik saling membunuh demi warisan orang tua. Mendewakan pangkat dan kuasa, akibatnya saling mendustai, saling menjatuhkan, saling bermusuhan sehingga sahabat karib menjadi lawan yang saling membenci.
Kasih akan Rumah Bapa membakar dan mengobarkan semangat Yesus untuk menjaga keindahan, kebersihan, kerapihan, ketenangan dan kenyamanan, maka segala bentuk pengotoran terhadap Rumah Bapa dalam bentuk tahayul dan ketamakan serta ketidak hormatan terhadapnya membakar semangat Tuhan Yesus untuk membelanya. Merendahkan dan menghina Rumah Bapa untuk mencari keuntungan duniawi belaka harus dibersihkan dan dimurnikan. Para ahli Kitab dan orang Farisi merasa punya kuasa, maka mereka menantang Yesus dengan kuasa dan tanda kuasa apa Yesus punya hak untuk mengusir mereka.
Yesus menyamakan diri-Nya sebagai bait Allah sendiri, maka Yesus berseru; “rombak bait Allah ini dan dalam waktu tiga hari aku akan membangun-Nya kembali.” Yesus mengajarkan bahwa tubuh kita juga menjadi Bait Allah, yang harus dibersihkan dari segala bentuk penistaan dan penodaan serta perendahan martabat. Bagaimana kita harus menjaga membersihkannya? Yaitu dengan melaksanakan 10 perintah Allah dan 5 perintah gereja.
Yakni dengan menghormati Tuhan dan memuliakan hari Tuhan, dengan tidak membuat allah-allah lain di dalam hidup kita, dengan menghormati orang tua, dengan menghormati hak orang lain, dengan tidak melakukan dusta, dan tidak mencuri hak orang lain, tidak berjinah dalam hati dalam iman, maupun dalam tindakan dan tidak membunuh, atau menyebabkan kematian orang lain melalui ucapan tindakan maupun sikap hidup kita.
Sebagaimana Tuhan Yesus dengan tegas dan berani membersihkan Bait Allah dari segala bentuk kemunafikan dan penodaan bait Allah oleh orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, demikian kita semestinya dalam masa pertobatan ini semakin mencintai Bait Allah sebagai tempat perjumpaan dengan Tuhan yang indah dan nyaman. Bait Allah itu adalah tubuh kita sendiri maupun Gerejanya. Ayo kita bersihkan Bait Allah kita yakni tubuh kita dengan berpuasa dan berpantang dan dengan sering berdoa dan memecahkan Roti dalam Ekaristi, dengan semangat pertobatan yang sejati.
Selamat Menjalankan Pantang dan Puasa dan selamat berdoa
Pastor Antonius Sumardi, SCJ
Pastor Paroki St Stefanus, Cilandak Jakarta Selatan
www.st-stefanus.or.id
Perintah Allah itu sangat jelas mengapa harus menghormati Dia, karena Allah yang telah menciptakan, Allah yang telah menyelamatkan, Allah melarang membuat patung, menyembah apalagi beribadah kepadanya, karena jelas patung tidak akan dapat berbuat apapun sebab benda itu buatan tangan manusia. Mana mungkin bisa mengatur dan menghidupi manusia. Untuk itu kita harus menguduskan diri di hadapan Tuhan. Dan Gereja melihat urgen dan pentingnya perintah Allah itu yang semuanya diawali dengan kata “jangan” semua kalau dilanggar akibatnya sangat buruk.
Coba saja kita ambil salah satu contoh: jangan menyembah berhala, entah apapun yang kita jadikan berhala itu, yaitu sesuatu yang kita dewakan dan sembah sebagaimana layaknya Allah. Padahal selain Allah tidak ada yang mampu mengatur segala ritme dan mekanisme kehidupan kita. Terlalu mendewakan istri, maka akan lupa pada Tuhan dan sesama, sehingga kita tidak seimbang dalam tata kehidupan kita, maka kita menjadi budak istri, mendewakan uang kita menjadi budak uang, sehingga demi uang kita korupsi, menipu, mencuri, merampok dan ujung-ujungnya kita justru menderitamendekam di penjara, atau kakak dan adik saling membunuh demi warisan orang tua. Mendewakan pangkat dan kuasa, akibatnya saling mendustai, saling menjatuhkan, saling bermusuhan sehingga sahabat karib menjadi lawan yang saling membenci.
Kasih akan Rumah Bapa membakar dan mengobarkan semangat Yesus untuk menjaga keindahan, kebersihan, kerapihan, ketenangan dan kenyamanan, maka segala bentuk pengotoran terhadap Rumah Bapa dalam bentuk tahayul dan ketamakan serta ketidak hormatan terhadapnya membakar semangat Tuhan Yesus untuk membelanya. Merendahkan dan menghina Rumah Bapa untuk mencari keuntungan duniawi belaka harus dibersihkan dan dimurnikan. Para ahli Kitab dan orang Farisi merasa punya kuasa, maka mereka menantang Yesus dengan kuasa dan tanda kuasa apa Yesus punya hak untuk mengusir mereka.
Yesus menyamakan diri-Nya sebagai bait Allah sendiri, maka Yesus berseru; “rombak bait Allah ini dan dalam waktu tiga hari aku akan membangun-Nya kembali.” Yesus mengajarkan bahwa tubuh kita juga menjadi Bait Allah, yang harus dibersihkan dari segala bentuk penistaan dan penodaan serta perendahan martabat. Bagaimana kita harus menjaga membersihkannya? Yaitu dengan melaksanakan 10 perintah Allah dan 5 perintah gereja.
Yakni dengan menghormati Tuhan dan memuliakan hari Tuhan, dengan tidak membuat allah-allah lain di dalam hidup kita, dengan menghormati orang tua, dengan menghormati hak orang lain, dengan tidak melakukan dusta, dan tidak mencuri hak orang lain, tidak berjinah dalam hati dalam iman, maupun dalam tindakan dan tidak membunuh, atau menyebabkan kematian orang lain melalui ucapan tindakan maupun sikap hidup kita.
Sebagaimana Tuhan Yesus dengan tegas dan berani membersihkan Bait Allah dari segala bentuk kemunafikan dan penodaan bait Allah oleh orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, demikian kita semestinya dalam masa pertobatan ini semakin mencintai Bait Allah sebagai tempat perjumpaan dengan Tuhan yang indah dan nyaman. Bait Allah itu adalah tubuh kita sendiri maupun Gerejanya. Ayo kita bersihkan Bait Allah kita yakni tubuh kita dengan berpuasa dan berpantang dan dengan sering berdoa dan memecahkan Roti dalam Ekaristi, dengan semangat pertobatan yang sejati.
Selamat Menjalankan Pantang dan Puasa dan selamat berdoa
Pastor Antonius Sumardi, SCJ
Pastor Paroki St Stefanus, Cilandak Jakarta Selatan
www.st-stefanus.or.id