| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Pertemuan III: Pertemuan APP Prapaskah 2012 - Keuskupan Agung Semarang

Pertemuan III

BERSATU SEBAGAI SAUDARA, MEMBANGUN KEMANUSIAAN

Tujuan pertemuan

· Membangun kesadaran umat akan pentingnya membangun relasi persaudaraan yang makin erat di tengah umat.
· Dalam relasi persaudaraan yang dibangun, umat mengusahakan agar hidup bersama makin sehati dan sejiwa, dengan dilandasi oleh kasih dan keadilan.
· Agar umat semakin termotivasi untuk hidup saling membantu, saling memperhatikan, saling menghormati, saling memahami, dan tidak membedakan satu dengan yang lain atas dasar derajat, pangkat, status, dll.

JALANNYA PERTEMUAN

PEMBUKAAN :

1. Nyanyian Pembuka

2. Tanda Salib dan Salam

P : Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus

U: : Amin

P: : Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus, besertamu.

U. : Dan sertamu juga

3. Pengantar oleh Pemandu :

- Pada pertemuan pertama dan kedua, kita diajak untuk menegaskan kembali makna baptisan yang telah kita terima.

(Pemandu dapat mengajukan beberapa pertanyaan kepada umat untuk mengingatkan akan pokok-pokok sharing iman dalam pertemuan sebelumnya).

- Dalam pertemuan ketiga ini, kita diajak untuk menggali lebih dalam bagaimana kita dapat membangun persaudaraan dalam paguyuban murid-murid Yesus Kristus. Inspirasi pertemuan kali ini diambil dari Kisah Para Rasul 4: 32-37, mengenai cara hidup jemaat perdana. Cara hidup sebagai jemaat atau paguyuban murid-murid Yesus Kristus yang mereka lakukan pada waktu itu, kini menjadi teladan dan sumber inspirasi bagi kita semua, umat Allah yang hidup pada jaman ini.

4. Ungkapan Tobat dan Mohon Ampun

(mempersiapkan hati supaya pantas dalam permenungan ini)

5. Doa Pembuka :

P : Allah Bapa yang mahakuasa dan kekal, Engkau telah mengikat perjanjian dengan kami. Semoga kami sebagai umat gembalaan-Mu selalu hidup rukun dan bersatu padu, saling melayani, dan bertindak adil terhadap sesama kami. Berilah kami hati yang sederhana supaya selalu terbuka kepada kebutuhan sesama, terutama mereka yang sungguh membutuhkan pertolongan. Semoga melalui diri kami, kebaikan-Mu dapat dirasakan oleh sanak saudara kami yang membutuhkan sehingga damai sejahtera-Mu semakin dirasakan di seluruh dunia. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
U : Amin.
renunganpagi.blogspot.com
POKOK PERTEMUAN

6. Bacaan Kitab Suci :

Bacaan dari Kisah Para Rasul (4:32-37)

Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah. Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya. Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas, artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul.


Beberapa isi pokok dalam kutipan Kitab Suci di atas, adalah sebagai berikut:

a. Para pengikut Kristus (persekutuan orang beriman) memiliki cara hidup yang penting, yakni sehati sejiwa; tidak hanya mencari kesenangan dan kepentingan diri sendiri. Maka tumbuhlah solidaritas (“tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri)
renunganpagi.blogspot.com
b. Buah yang dapat dipetik dari cara hidup semacam itu adalah keadilan (“tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; setiap orang mendapat sesuai dengan keperluannya”). Jika semua dapat bertindak adil maka kesejahteraan akan tumbuh (semua hidup dalam kepenuhan anugerah Tuhan, bahkan sampai bersisa)

(Pemandu mengajak umat untuk merenungkan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini. Mengingat situasi dan kondisi, pemandu juga dapat membuat pertanyaan-pertanyaan sendiri yang sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan)

Beberapa pertanyaan panduan untuk sharing:

a. Kebaikan apa sajakah yang dapat dipetik dari Kisah Para Rasul ini?

b. Apakah lingkungan kita sudah seperti apa yang diceritakan oleh Kitab suci tadi? Jika belum, apa sebabnya?

c. Usaha apa sajakah yang harus diupayakan untuk mewujudkan Gereja sebagaimana digambarkan dalam Kitab suci tadi sehingga juga terwujud di lingkungan kita?

(setelah dianggap cukup diskusinya, pemandu menegaskan beberapa hal pokok mengenai panggilan umat sebagai anggota persekutuan Gereja, misalnya sebagai berikut)

· Seturut dengan kodratnya sebagai makhluk sosial, setiap orang dipanggil untuk tidak hanya memilikirkan tentang kesejahteraan dan kebahagiaannya seorang diri, namun juga dipanggil untuk semakin peduli terhadap nasib sesama. Singkat kata, setiap orang dipanggil untuk mengusahakan bonum commune.

· Yang dimaksud dengan bonum commune di sini tidak melulu hanya diartikan sebagai kesejahteraan material bagi setiap orang. Namun lebih daripada itu, bonum commune menunjuk pada penghargaan inisiatif manusia pada usahanya untuk mencapai kesempurnaan hidup, yakni ketika masing-masing orang dan kelompok-kelompok dihargai usahanya untuk mencapai kesempurnaan hidup dengan lebih mudah (bdk. Gaudium et Spes 26).

· Untuk mewujudkan bonum commune, setiap orang sebagai bagian dari masyarakat yang lebih luas ditantang untuk mengemban tanggung jawab sesuai dengan keberadaannya. Begitu juga dalam hak ini, masyarakat berkewajiban untuk mencegah berkembangnya dorongan-dorongan anti sosial yang dapat mengganggu hak-hak setiap orang dan tertib sosial yang partisipatif dan tidak diskriminatif.

· Berbicara tentang Gereja, kita semua termasuk dalam kelompok orang yang bergabung, saling melibatkan kemerdekaan masing-masing orang untuk terlibat dalam membangun hidup menggereja. Sebagai warga Gereja, kita menerima dan menanggapi bahwa bahwa Allah menyapa manusia dalam hidup kita dengan perantaraan Yesus dari Nazareth. Di sini, Gereja tidak lain adalah sebuah peristiwa di mana Allah Pewahyu menyapa orang tertentu di tempat tertentu ketika nabi dan Kristus mewartakan kabar gembira dan orang yang masuk dalam kelompok ‘umat Allah’ tersebut memiliki maksud dan tugas untuk menerima dan meneruskan pewartaan sedemikian sehingga dari angkatan ke angkatan, dari tempat yang satu ke tempat yang lain, orang dapat mendengar dan menjawab sapaan Allah

Pewahyu.

· Dalam konteks yang demikianlah tanggung jawab Gereja diemban. Dalam kebersamaan untuk membangun bonum commune, Gereja berhadapan dengan situasi tantangan sosial yang konkret yang menuntut Gereja untuk berani ambil sikap. Sebagai (kelompok) orang beriman yang mau menjawab sapaan Allah, Gereja tidak hanya menghayati imannya dalam keyakinan akan rumusan-rumusan iman, namun terwujud dalam tindakan-tindakan yang konkret. Menjadi orang beriman bukan hanya memiliki maksud dan kehendak baik, tidak hanya bersifat individual, namun berani memasuki konteks kehidupan yang konkret dengan keterlibatan sosial, dalam usaha bersama supaya masyarakat menjadi lebih sejahtera, adil, manusiawi, dan merdeka.

7. Doa Umat Spontan

(Pemandu mengajak umat untuk berdoa terutama agar sebagai warga Gereja dapat semakin peduli dan berbagi rejeki dengan mereka yang kekurangan)

8. Doa Bapa Kami (Bisa dinyanyikan)

9. Doa Penutup :

P : Allah Bapa yang mahamurah dan maha kasih. Engkau selalu menuntun dan melindungi umat-Mu. Kami menghaturkan puji dan syukur kepada-Mu atas segala kebaikan dan anugerah-Mu yang selalu kami terima di dalam hidup kami. Bukalah hati kami terhadap sesama kami supaya dengan penuh kasih dan perhatian, kami selalu peduli terhadap seruan orang yang membutuhkan pertolongan kami. Semoga dengan rela hati dan dengan gembira, kami melaksanakan karya yang luhur ini sebagai persembahan hidup kami di hadapan-Mu. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

PENUTUP

10. Pengumuman

(dapat diadakan kolekte dan sesudah dirasa cukup selanjutnya mempersiapkan hati untuk memohon berkat Tuhan.)

11. Mohon Berkat

P. : Tuhan sertamu

U. : Dan sertamu juga

P. : Semoga kita semua diberkati oleh Allah yang mahakuasa

U. : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus (masing-masing membuat tanda salib)

12. Nyanyian Penutup

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy