Hari Biasa Pekan III Prapaskah
“Jalan kerendahan hati bukanlah jalan pengecut melainkan jalan keberanian” (Paus Benediktus XVI)
Antifon Pembuka (Mzm 103:2-3)
Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Dan jangan lupakan segala kebaikan-Nya. Karena Ia mengampuni segala kesalahan-Mu.
Doa Pagi
Ya Tuhan, untuk dapat bertobat aku harus berani menyerahkan total kepada-Mu. Ajarilah aku supaya semakin mengenal Engkau lewat firman-Mu dan perbuatan-perbuatan kasih dalam hidup ini. Amin.
Orang beriman mesti terus-menerus belajar mengenal Allah yang benar. Orang yang mengenal Allah dengan benar akan mudah mengasihi-Nya dengan tulus ikhlas. Sikap ini sangat menyenangkan hati Allah, karena Dia lebih menyukai kasih setia daripada kurban sembelihan. Maka berbahagialah orang yang mengenal Allah dan segala yang dikehendaki-Nya.
Bacaan dari Kitab Hosea (6:1-6)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do=c; 4/4; PS No. 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.18-19.20-21ab; Ul: 22)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
2. Sebab Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalau pun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
3. Lakukanlah kerelaan hati-Mu kepada Sion, bangunlah kembali tembok-tembok Yerusalem! Maka akan dipersembahkan kurban sejati yang berkenan kepada-Mu kurban bakar dan kurban-kurban yang utuh.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (bdk. Mzm 95:7b)
Pada hari ini, kalau kamu mendengar suara Tuhan, janganlah bertegar hati.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (18:9-14)
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Doa orang Farisi itu tidak dibenarkan, karena justru menganggap diri paling benar dan menganggap rendah orang lain. Camkanlah, saudara! Itulah bentuk ungkapan peninggian diri di hadapan Allah. Jika kita memiliki sikap serupa orang Farisi itu, hendaklah segera diatasi. Sebab, tanpa belas kasih Allah, tak ada orang yang layak di hadapan-Nya. Yang penting percaya akan belas kasih Allah yang tak terbatas, bukan membanggakan diri atas prestasi rohani.
Doa Malam
Yesus yang lembut dan rendah hati, mampukan aku dalam hidup ini bersikap keras terhadap diri sendiri, tetapi lembut kepada sesama. Tolonglah agar kasih-Mu sungguh dapat aku berikan dengan ketulusan dan kesombongan menjauh dariku. Amin.