Hari Biasa Pekan III Prapaskah
Ekaristi adalah perdamaian dari Tuhan ---- Paus Benediktus XVI
Antifon Pembuka
Penuh rindu hatiku mendambakan rumah Tuhan. Jiwa ragaku bersorak sorai bagi Allah yang hidup. (Mzm 84:3)
Doa Pagi
Allah Bapa, dengan sabda-Mu kami merasa dibebaskan. Sembuhkanlah aku karena sering jatuh dalam dosa. Perkenankanlah aku memandang Dia yang telah dinanti-nantikan oleh para nabi, yaitu Yesus Tuhan, dan Pengantara kami. Amin.
Allah kadang memakai hal-hal yang sederhana dan tampaknya sepele untuk menyatakan karya keselamatan-Nya. Iman kepercayaan seseorang akan menentukan nasibnya. Kalau yakin dan percaya, maka ia akan selamat. Sebaliknya, bila kurang yakin dan meremehkan, ia akan tetap menderita. Namun, sejatinya Allah tetap membantu orang itu untuk percaya dan selamat.
Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja (5:1-15a)
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = d, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu Tuhan, ingin melihat wajah Allah.
1. Seperti rusa yang merindukan sungai berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
2. Jiwaku haus akan Allah, akan Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?
3. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun dan dibawa ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu! 4.Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, sukacita dan kegembiraanku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, ya Allahku.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. Aku menanti-nantikan Tuhan, dan mengharapkan firman-Nya, sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.
Suasana nyaman dan aman seringkali membuat lengah seseorang. Ia meremehkan hal-hal baru yang seakan mengusik kenyamanan hidup mereka. Mereka menutup diri sehingga hidupnya tidak bisa berkembang. Sebaliknya, orang yang mau membuka hati dan budi akan mengalami hal-hal baru yang memberdayakan hidup mereka. Rahmat Allah menuntut kerjasama dari pihak manusia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:24-30)
Ketika Yesus datang ke Nazaret, Ia berkata kepada umat di rumah ibadat, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. Tetapi Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak janda di Israel, ketika langit tertutup selama tiga tahun enam bulan, dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang janda di Sarfat di tanah Sidon. Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel, tetapi tidak ada seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain daripada Naaman, orang Siria itu." Mendengar itu, sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. Tetapi Yesus berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Kisah Elia dengan janda Sarfat di tanah Sidon, dan Elisa dengan Naaman, orang Siria adalah bukti nyata ketidaksanggupan bangsa terpilih memelihara Kerajaan Allah. Ketegaran hati mereka berkembang menjadi sangat brutal, saat Yesus mengingatkan kisah tersebut. Injil hari ini mengajarkan bahwa hati yang tegar untuk mau bertobat merupakan puntu tertutup bagi rahmat Tuhan.
Doa Malam
Ya Tuhan, semoga kerahiman-Mu menguatkan aku sehingga berani berbuat benar, sekalipun banyak orang menolaknya. Ini semua aku mohon, sebab Engkaulah andalanku satu-satunya. Amin.