MALAM PASKAH: KRISTUS HIDUP,HADIR, MENYERTAI KITA
Pengantar
Malam hari ini, Tuhan kita Yesus Kristus beralih dari kematian untuk memasuki kehidupan. Kita berkumpul bersama untuk berjaga dalam doa (Latin:vigili,Jawa: tirakat) dengan perayaan agung untuk mengenangkan saat-saat Tuhan bangkit dari kematian. Inilah malam pembebasan, seperti ketika bangsa Israelberjaga di malam saat Tuhan akan lewat dan menghukum bangsa Mesir atau saatmereka berjaga-jaga menantikan Tuhan membelah Laut Merah agar mereka dapatmelewati dasar laut dan memperoleh kebebasan dari perbudakan Mesir.
Malam hari ketika Tuhan lewat (pesach) yang dikenangkan bangsa Israel setiap Tahun melambangkan kebangkitan Kristus (Paskah), di mana Ia menang atas dosa dan kematian. Pada Malam Paskah ini, kita menantikan dan menyongsong Kristus yang akan beralih dari kematian menuju kehidupan. Kematian-Nya menghancurkan dosa dan maut, dan kebangkitan-Nya memperbarui kehidupan. Dialah cahaya dunia yangmemberikan kegembiraan dan pengharapan akan masa depan bangsa manusia yangpenuh kemuliaan karena kebangkitan-Nya menjadi pokok keselamatan kita. Maka,marilah kita mulai perayaan agung ini dengan menyambut Kristus, Sang Cahaya dunia.
Homili
“Jangan takut! Kamu mencari Yesus dari Nazareth yang tersalib itu? Ia sudah bangkit dan tidak ada di sini.” Inilahpewartaan awal mula mengenai kebangkitan Kristus yang kita rayakan pada Malam Paskah ini dan menjadi salah satu bagian terpenting dari iman kita. Dalam syahadat,antaralain kita menyatakan, “Aku percaya akan Yesus Kristus, …. yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus disalibkan, wafat, dan dimakamkan; yang turun ke tempat penantian pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati;…”
Pada kesempatan ini, baiklah kita memperdalam iman kita akan makna Kristus yang bangkit. Pertama-tama, harus kita sadari bahwa penggunaan kata “bangkit” atau “kebangkitan” untuk Yesus ini merupakan kiasan. Yang hendak diwartakan dengan kisah-kisah kebangkitan Yesus, seperti misalnya dalam bacaan Injil tadi, bukan pertama-tama laporan historis, tetapi pernyataan dan penghayatan iman Gereja. Dalam iman, para murid mengalami bahwa Yesus yang telah wafat itu hidup, hadir dan menyertai mereka. Inilah yang tersirat dari kata-kata pemuda yang menjumpai Maria Magdalena dan teman-temannya di makam, “… Ia mendahului kamu ke Galilea. Di sana kamu akan melihat Dia”
Olehkarena itu, marilah kita memaknai kebangkitan Yesus dalam terang iman itu pula.Yesus bangkit, berarti Ia kini hidup, hadir dan menyertai kita, sebagaimana janji-Nya sendiri, “… ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat 28:20). Dengan kebangkitan-Nya, Yesus tidak lagi hadir secara fisikseperti yang dialami para murid sebelum wafat-Nya. Dengan bangki, Ia selalu hadir dan menyertai kita tidak lagi dibatasi ruang dan waktu, tetapi bersifat universal: kapan pun, di mana pun, dan dalam keadaan apa pun. Maka, ditegaskan kepada kita “Jangan takut” karena Tuhan selalu hadir dan menyertai kita; kapanpun, di mana pun, dan dalam keadaan apa pun.
Kebangkitan Yesus yang bermakna bahwa kini dan selamanya, Ia hidup, hadir dan menyertai kita menegaskan kasih setia Allah yang tiada batasnya. Sejak awal mula, Tuhan Allah menciptakan manusia karena cinta kasih-Nya. Sebagaimana kita dengarkan kisahnya dalam bacaan I tadi, sebelum menciptakan manusia, Allah telah menciptakan alam semesta dengan segala isinya sebagai tempat dan penopang kehidupan manusia. Kalau alam semesta diciptakan dalam keadaan baik, manusia lebih lagi. Manusia diciptakan dalam keadaan sungguh amat baik.
Kasihsetia Allah yang tanpa batas itu juga tampak dalam peristiwa pembebasan dari Mesir melewati Laut Merah (bacaan II). Ketika umat-Nya menjadi budak di tanah Mesir, Allah membebaskan mereka dan menuntun mereka menyeberangi Laut Merahsampai akhirnya memasuki Tanah Terjanji. Penyeberangan Laut Merah ini melambangkan pembaptisan kita, di mana dengan pembaptisan, kita dibebaskan dari perbudakan dosa dan di antar menyeberangi samudera dan padang gurun kehidupan ini sampai akhirnya kita memasuki tanah air surgawi.
Selanjutnya,sebagai bekal perjalanan hidup kita menuju tanah air surgawi, Tuhan berkenan menganugerahi hati yang baru (bacaan II). Dengan hati baru itu, kita mendapat kekuatan untuk mengetahui kehendak Tuhan dan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari sehingga kita sungguh-sungguh hidup sebagai umat Tuhan dan Diamenjadi Allah kita.
Sekarang,kasih setia Allah itu menjadi nyata dalam diri Yesus Kristus. “Kristus telah mati satu kali untuk segaladosa kita. Ia yang benar telah mati untuk orang-orang yang tidak benar, supayaIa membawa kita kepada Allah” (1Ptr 3:18). Sebab, melalui pembaptisan kita telah dipersatukan dengan kematian-Nya sehingga kita juga diikut-sertakan dalamkebangkitan-Nya.
Dengan kebangkitan-Nya, Tuhan tidak hanya memberi bekal bagi perjalanan hidup kita tetapi Ia sendiri selalu hadir dan menyertai kita. Dialah cahaya sejati yang menerangi hidup kita sehingga kita mampu melihat kasih Allah dan mensyukurinya serta mengejawantahkannya dalam hidup kita sehari-hari. Dialah cahaya sejati yang menerangi kita sehingga kita mampu meninggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan, yakni perbuatan-perbuatan dosa,untuk lebih melakukan perbuatan-perbuatan terang, yakni kasih, sukacita, damaisejahtera. Dialah cahaya sejati yang selalu menerangi setiap langkah hidupkita. Oleh karena itu, jangan takut menapaki lorong-lorong kehidupan kitasebagai orang katolik yang sejati, untuk selalu peduli dan berbagi kepada sesama karena Tuhan selalu hadir dan menyertai kita, karena Tuhan telah peduli pada kita dan membagikan hidup-Nya demi keselamatan kita.
Rm. Ag. Agus Widodo, Pr