Baru saja kita mendengarkan kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Yohanes. Bacaan I dan II sudah cukup memberikan penjelasan akan makna sengsara dan wafat Kristus yang kita kenangkan hari ini.
Pertama, sengsara dan wafat Yesus terjadi karena dosa-dosa kita. “Sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kitalah yang dipikulnya, .... Sesungguhnya dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; derita yang mendatangkan keselamatan bagi kita, ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing mengambil jalan sendiri! Tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.” (Yes 53:4-6)
Kedua, penderitaan Yesus merupakan perwujudan kasih dan solidaritas-Nya bagi kita, manusia yang lemah dan berdosa. “Sebab, Dia bukanlah imam agung yang tidak dapat turut merasakan kelemahan kita! Sebaliknya Ia sama dengan kita! Ia telah dicobai, hanya saja tidak berbuat dosa. … Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Yesus telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut; dan karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan.” (Ibr 4:14;5:7).
Ketiga, Yesus rela menderita dan wafat di salib karena ketaatan-Nya pada kehendak Bapa untuk menyelamatkan manusia. “Sekalipun Anak, Ia telah belajar menjadi taat; ini ternyata dari apa yang telah diderita-Nya! Dan sesudah mencapai kesempurnaan, Ia menjadi pokok keselamatan abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya.” (Ibr 5:8-9).
Keempat, dengan menyadari bahwa sengsara dan wafat Kristus yang segera diikuti dengan kebangkitan-Nya ini adalah demi keselamatan kita, maka kita diajak, “baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. … marilah kita menghampiri takhta kerahiman Allah dengan penuh keberanian, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan pada waktunya.” (Ibr 4:14.16).
Untuk merangkum makna kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus ini sekaligus untuk menutup renungan singkat ini, akan saya sampaikan sebuah cerita pendek:
* * *
Suatu hari Setan dan Tuhan sedang ngobrol bareng.
Setan berkata: “Sir, saya melihat dunia dengan banyak manusia di bawah sana. Saya telah mepasang perangkap dan pake umpan. Saya yakin mereka ndak bisa nolak. Saya akan mendapatkan mereka semua!”
Tuhan bertanya: “Lalu, apa yang akan kamu lakukan kepada mereka?”
Jawab Setan: “Saya mengajar mereka untuk sombong, tamak dan serakah, mengejar nafsu duniawi, membenci, menipu, saling mengutuk, mudah marah, korupsi, bermalas-malasan dan melalaikan taggung jawab. Saya mendorong mereka memproduksi narkotika dan membuat senjata untuk mencelakai bahkan membunuh sesamanya. Saya yakin akan berhasil dan saya benar-benar puas!”
Tuhan kembali bertanya: “Dan apa yg akan kamu lakukan ketika semua itu telah kamu ajarkan kepada mereka dan mereka mengikutimu?”
Kata Setan dengan bangga: “Oh, saya akan membinasakan mereka.”
Tuhan berpikir sejenak dan bertanya: “Kalau begitu, berapa harga yg harus dibayar untuk menebus mereka semua?”
Jawab Setan: “Oh, Kamu tidak menginginkan mereka selamat. Apa sih bagusnya mereka? Tidak ada. Lihat, Kamu akan mengambil mereka dan mereka akan membenci-Mu. Meskipun Kamu mencintai mereka dan berkorban untuk mereka, mereka akan meninggalkan-Mu. Bahkan, mereka meludahi-Mu, mengutuk-Mu dan membunuh-Mu. Aku yakin, Kamu tidak akan menginginkan mereka!”
Dengan tegas dan mantap, Tuhan bertanya lagi: “Berapa harganya?”
Setan menatap tajam pada Tuhan dan berkata: “Semua darah, air mata, dan seluruh hidup-Mu.”
Tuhan berkata dengan tegas: ”BAIK!”
Lalu Ia membayar harga tersebut!
* * *
Hari ini, kita kenankan Tuhan kita Yesus Kristus yang mengorbankan hidup-Nya dan menumpahkan darah-Nya untuk menebus kita.
Rm. Agus Widodo, Pr
Rm. Agus Widodo, Pr