| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 07 April 2012 Sabtu Malam Paskah

Sabtu, 07 April 2012
Sabtu Malam Paskah

... orang muda itu berkata kepada mereka: "Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia. --- Markus 16:6


Pengantar

Malam Paskah sering disebut Vigili Paskah, yang berarti berjaga-jaga dan siap sedia menyambut saat Kebangkitan Tuhan Yesus. Melalui Kebangkitan-Nya, Yesus menjadi “Terang dunia” yang telah mengalahkan dosa dan maut: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup” (Yoh 8:12) dan “Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan” (Yoh 12:46).

Yesus sebagai Terang dunia dirayakan dalam upacara cahaya di Malam Paskah. Lilin Paskah melambangkan Yesus sendiri, Sang Terang. Batang lilin merupakan lambang Tubuh-Nya. Sumbunya merupakan lambang Jiwa Kristus. Nyala api adalah lambang Pikiran-Nya atau keilahian-Nya. Dalam upacara cahaya itu, lilin Paskah yang bernyala diarak masuk ke gereja sehingga suasana gelap menjadi terang. Dalam perarakan itu, diakon atau imam menyanyikan “Lumen Christi” (Cahaya Kristus/Kristus cahaya dunia) selama tiga kali perhentian dan umat serentak menjawab “Deo Gratias” (Syukur kepada Allah). Lilin-lilin yang dinyalakan dari lilin Paskah melambangkan diri kita yang bersatu dengan Kristus, Sang Terang. Karena kita telah bersatu dengan Yesus, Sang Terang, kita juga dipanggil untuk membagikan Terang-Nya kepada sesama.

Orang-orang yang telah menerima Kristus sebagai Terang dunia kemudian dibaptis. Kita, yang telah dibaptis, sambil memegang lilin yang bernyala memperbaharui janji baptis kita. Inti dari pembaharuan janji baptis adalah sebagaimana Kristus telah wafat dan bangkit, demikian pula kita mau mati terhadap dosa dan bangkit untuk hidup baru sebagai anak-anak Allah.

Perjuangan kita untuk terus bangkit menjadi manusia baru dikuatkan pada Misa Minggu Hari Raya Paskah. Pada Misa Minggu Hari Raya Paskah, Yesus yang telah bangkit memberi kita pengharapan akan surga jika kita telah meninggalkan dunia ini. Selamat Paskah. (Rm. Felix Supranto, SS.CC)

Doa

Allah yang mahakuasa dan kekal, Engkau menghendaki kami hidup bahagia bersama-Mu. Tak putus-putusnya, Engkau menumbuhkan harapan agar kami berkembang dalam cinta, hidup dengan hati dan rasa. Kami percaya, Engkau hadir di antara kami sekarang ini, menyertai kegembiraan kami. Semoga perayaan malam Paska ini membangkitkan rasa syukur kami atas karya penebusan-Mu, sebagaimana dahulu para leluhur kami dalam iman, merasakan pembebasan dari perbudakan dosa. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.


“Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik” (Kej 1:31). Sekarang, sadarkah kita, bahwa kita adalah hasil pekerjaan tangan Allah yang sangat dikasihi-Nya? Jadi, kalau kita cenderung memandang diri kita secara negatif, maka kita harus menghentikannya. Kita semua adalah sangat baik di mata Allah. Ia sendiri yang mengatakannya! Oleh karena itu, marilah kita mohon kepada Roh Kudus untuk menyingkirkan halangan apa saja yang merintangi kita menerima kasih Allah dan memenuhi hati kita dengan rasa percaya diri bahwa Allah sungguh senang kepada kita. Dalam ensikliknya yang berjudul EVANGELIUM VITAE (INJIL KEHIDUPAN; 25 Maret 1995), Paus Yohanes Paulus II menggemakan kebenaran-kebenaran yang dicerminkan dalam bab-bab pertama Kitab Kejadian: “Hidup yang oleh Allah dikaruniakan kepada manusia berbeda jauh dengan hidup semua makhluk hidup lainnya, sejauh manusia, kendati dibentuk dari debu bumi, menampilkan Allah di dunia, menandakan kehadiran-Nya, mencerminkan kemuliaan-Nya. …… Manusia dikaruniai martabat yang amat luhur, berdasarkan ikatan erat sekali yang menyatukannya dengan Penciptanya: pada manusia terpancarkan pantulan Allah sendiri.

Bacaan Pertama (Maka jadilah petang dan pagi: PS 866)
Bacaan dari Kitab Kejadian (1:1-31; 2:1-2)


"Allah melihat semua yang telah dijadikan-nya dan amat baiklah semuanya itu.”

Pada awal mula Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan masih kosong. Gelap gulita meliputi samudera raya. Dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Allah berfirman, “Jadilah terang!” Maka jadilah terang. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nya terang itu dari gelap. Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Maka jadilah petang dan pagi: hari pertama. Lalu Allah berfirman, “Jadilah cakrawala di tengah segala air, untuk memisahkan air dari air; Maka Allah menjadikan cakrawala, dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Allah menamai cakrawala itu langit. Maka jadilah petang dan pagi: hari kedua. Lalu Allah berfirman, “Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering.” Dan jadilah demikian. Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu laut. Allah melihat bahwa semua itu baik. Lalu Allah berfirman, “Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi.” Dan jadilah demikian. Tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari ketiga. Lalu Allah berfirman, “Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap, menunjukkan hari dan tahun; dan sebagai penerang pada cakrawala, biarlah benda-benda itu menerangi bumi.” Dan jadilah demikian. Maka Allah menjadikan dua benda penerangan yang besar, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang, dan yang lebih kecil untuk menguasai malam; dan Allah menjadikan juga bintang-bintang. Semuanya itu ditaruh Allah di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang serta malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari keempat. Lalu Allah berfirman, “Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala.” Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya, “Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak.” Maka jadilah petang dan pagi: hari kelima. Lalu Allah berfirman, “Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata serta segala jenis binatang liar, segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Lalu Allah berfirman, “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara, atas ternak dan atas seluruh bumi, serta atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya; menurut gambar Allah diciptakannya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka, “Beranak cucu dan bertambah banyaklah; penuhilah bumi dan taklukkanlah, berkuasalah atas ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Lalu Allah berfirman, “Lihatlah Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji. Itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang di bumi dan kepada burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Maka jadilah petang dan pagi: hari keenam. Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Pada hari ketujuh Allah telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu. Maka berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.

Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan I, do = a, 2/4, PS 830

Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.

Ayat. (Mzm 104:1-2a.5-6.10.12.13-14.24.35c)
1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Tuhan Allahku, Engkau sungguh besar! Engkau berpakaian keagungan dan semarak, berselimutkan terang ibarat mantol.
2. Engkau telah mendasarkan bumi di atas tumpuannya, sehingga takkan goyah untuk selama-lamanya. Dengan samudera raya bumi ini Kau selubungi; air telah naik melampaui gunung-gunung.
3. Di lembah-lembah Engkau membualkan mata air yang mengalir di antara gunung-gunung. Burung-burung di udara bersarang di dekatnya, bersiul-siul dari antara dedaunan.
4. Dari bangsal-Mu Engkau menyirami gunung-gunung, bumi penuh dengan segala yang Kauturunkan dari langit. Engkau menumbuhkan rumput bagi hewan, dan tumbuh-tumbuhan untuk diusahakan manusia, Engkau mengeluarkan makanan dari dalam tanah.
5. Betapa banyak karya-Mu, ya Tuhan, semuanya Kaubuat dengan kebijaksanaan. Bumi penuh dengan ciptaan-Mu: Pujilah Tuhan, hai jiwaku!

Abraham sungguh bapa umat beriman yang setia pada panggilan Tuhan. Kepadanya telah dijanjikan banyak keturunan, namun pada suatu saat satu-satunya anak diminta Tuhan untuk menjadi 'korban persembahan'. Ujian kesetiaan telah terjadi pada Abraham dan ia dinyatakan lulus. Belajar dari pengalaman Abraham ini kiranya kita dapat mawas diri dan membina diri terus menerus dalam hal kesetiaan. Memang untuk menjadi orang yang setia akan mengalami banyak tantangan dan sering membutuhkan pengorbanan: korban perasaan, korban pikiran, korban tenaga dan dimana perlu memang juga korban jiwa. Kesetiaan pada panggilan serta tugas pekerjaan maupun jabatan pada masa kini kiranya merupakan bentuk kemartiran tersendiri, mengingat dan memperhatikan begitu mudahnya orang ingkar janji alias tidak setia. Perhatikan
(1) jumlah perceraian hidup berkeluarga
(2) ketidak-setiaan imam, bruder atau suster dan kemudian mengundurkan diri
(3) ketidak-setiaan para pekerja/pegawai yang bekerja seenaknya
(4) ketidak-setiaan para pengendara/pemakai jalan pada aturan berlalu lintas yang berdampak pada kematian atau korban bergelimpangan dst.Jika kita setia, meskipun untuk harus berjuang, berkorban dan menderita, percayalah bahwa 'hidup sejahtera dan bahagia sejati akan menjadi nyata', cara hidup yang ditandai dan dijiwai oleh nilai-nilai kehidupan atau keutamaan-keutamaan yang menyelamatkan. Dalam kesetiaan menghayati hidup, panggilan, tugas pekerjaan maupun jabatan kita boleh percaya, seperti Abraham, pada sabda ini: "Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku." (Kej 22:18)


Bacaan Kedua
Bacaan dari Kitab Kejadian (22:1-2.9a.10-13.15-18)

"Korban Abraham leluhur kita."

Setelah Abraham mendapat anak, Ishak, maka Allah mencobai Abraham. Allah berfirman kepada Abraham, "Abraham." Abraham menyahut, "Ya Tuhan." Sabda Tuhan, "Ambillah anak tunggal kesayanganmu, yaitu Ishak, pergilah ke tanah Moria, dan persembahkanlah dia di sana sebagai kurban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." Maka sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepada Abraham. Abraham lalu mengulurkan tangannya, dan mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit, "Abraham, Abraham!" Sahut Abraham, "Ya Tuhan." Lalu Tuhan bersabda, "Jangan bunuh anak itu, dan jangan kauapa-apakan dia. Kini Aku tahu bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." Lalu Abraham menoleh, dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Diambilnya domba itu, dan dipersembahkannya sebagai kurban bakaran pengganti anaknya. Untuk kedua kali berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepada Abraham, kata-Nya, "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri ---- demikianlah firman Tuhan ---- Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Melalui keturunanmulah segala bangsa di bumi akan mendapat berkat, sebab engkau mentaati sabda-Ku.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan II, do = c, 2/4, PS 847

Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa.

Ayat. (Mzm 16:5.8.9-10.11; R1)

1. Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan yang diundikan kepadaku. Aku senantiasa memandang kepada Tuhan; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.
2. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorai dan tubuhku akan diam dengan tentram sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan.
3. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat yang abadi.

Bangsa Israel adalah bangsa pilihan Allah. Dan mengapa yang dipilih bangsa Israel dan bukan bangsa lain. Tentu yang tahu jawabannya hanya Allah sendiri. Sebab Allah mempunyai kehendak mutlak untuk memilih dan menentukan sesuatu. Namun ada satu yang pasti bahwa bangsa Israel. Memiliki sifat yang keras dan sulit untuk diatur. Bangsa Israel berkali-kali mengalami kasih dan kuasa Tuhan. Termasuk peristiwa yang sangat langkan dimana mereka bisa melewati laut yang kering. Sebab oleh kekuasaan Allah, laut Taberau menjadi terbelah dua sehingga bangsa Israel bisa berjalan di tengah lautan yang kering. Namun demikian bangsa Israel tetap memberontak dan mengeluh ketika ada tantanmgan dan hambatan. Sikap bangsa Israel yang sulit diatur dan keras kepala ini terus terjadi saat Yesus berkarya. Padahal Yesus secara nyata melakukan banyak mukjizat sebagai bukti bahwa Yesus adalah Tuhan sekaligus utusan Allah yang menyalamatkan manusia. Tetapi bangsa Israel tetap bertegar hati kepada Tuhan Allah.

Seorang ibu memiliki seorang anak perempuan. Ibu ini sudah ditinggalkan oleh suaminya yang sudah meninggal. Saat meninggal, suaminya tidak meninggalkan harta benda. Maka untuk menghidupi dan menyekolahkan anaknya, ibu ini berkerja dengan giat. Dia berharap agar kelak anaknya menjadi orang yang sukses. Syukur-syukur anaknya bisa membantu dan merawat saat ibunya menjadi tua dan tidak bisa lagi bekerja. Namun kenyataan tidak seperti yang diharapkan. Anak dari ibu ini sangat bandel dan sulit diatur. Uang sekolah yang diberikan dipakai untuk membeli rokok dan judi. Berkali-kali ibu menegur anaknya itu. Namun hasilnya sia-sia. Dan ibu itu menjadi sangat kecewa dan marah dengan anaknya. Anaknya tidak mau peduli dan tidak peka bahwa ibunya sudah berkerja keras siang dan malam. Atau contoh lain, ketika kita menolong seseorang tetapi orang yang kita tolong malahan menyi-nyiakan pertolongan kita. Kita pasti kecewa dan marah saat apa yang kita berikan tidak dipakai untuk hal-hal yan baik dan berguna.


Ketegaran hati manusia membuat manusia tidak membuka dirinya untuk menerima Allah. Ketika manusia menutup hatinya terhadap Allah, maka apapun yang Allah lakukan menjadi sia-sia. Oleh karena itu, ketegaran hati manusia menjadi penghalang utama bagi manusia untuk mengalami kasih dan kebaikan Allah. Ada akibat buruk yang dialami manusia yang hatinya tegar. Pertama, manusia tidak dapat mengalami damai dan kasih Allah. Damai dan kasih Allah hanya dapat dialami oleh manusia yang rendah hati dan peka terhadap bimbingan Allah. Kedua, manusia tidak mampu melihat kehadiran Allah dalam diri orang lain atau melalui peristiwa-peristiwa tertentu. Hal ini membuat manusia tidak mampu mengucap syukur. Segala sesuatu kelihatan gelap dan tanpa pengharapan. Ketiga, manusia tidak dapat bertobat. Orang akan bertobat jika hatinya tebuka dan rindu kepada Allah. Mereka yang rindu dan dengan tulus hati mencari Allah akan menemukan Allah. Di luar Allah, hidup kita akan merana dan sengsara.


Bacaan Ketiga
Bacaan dari Kitab Keluaran (14:15-15:1)

“Orang-orang Israel berjalan di tengah laut yang kering."

Dalam perjalanan keluar dari tanah Mesir, ketika hampir tersusul oleh pasukan Firaun, ketakutanlah orang-orang Israel dan berseru-seru kepada Tuhan. Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Mengapa engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat. Dan engkau, angkatlah tongkatmu, dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel dapat masuk ke tengah-tengah laut dan berjalan di tanah yang kering. Dan sementara itu Aku akan menegarkan hati orang-orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel. Dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya, keretanya dan orang-orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku. Maka orang Mesir akan insaf bahwa Aku ini Tuhan apabila Aku menampakkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orang-orangnya yang berkuda.” Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan tentara Israel, lalu berpindah, berjalan di belakang mereka; dan tiang awan yang tadinya bergerak di depan mereka, beranjak dan berdiri di belakang mereka. Demikianlah tiang awan itu berdiri di antara tentara Mesir dan orang Israel. Awan itu menimbulkan kegelapan, sehingga malam itu berlalu tanpa kesempatan bagi bagi orang Mesir untuk mendekati orang-orang Israel. Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman Tuhan menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, serta mengeringkan laut itu. Maka terbelahlah air laut itu, dan orang Israel masuk dan berjalan di tengah-tengah laut yang kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. Orang Mesir pun mengejar dan menyusul mereka. Semua kuda Firaun, kereta dan pasukan berkudanya mengikuti orang Israel masuk ke tengah-tengah laut itu. Pada waktu jaga pagi, Tuhan memandang tentara Mesir dari dalam tiang api dan awan, lalu mengacau-balaukan tentara Mesir. Tuhan membuat roda kereta mereka berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata, “Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir!” Berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, kereta mereka, dan pasukan berkuda mereka.” Musa mengulurkan tangannya ke atas laut; maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya semula, sedangkan orang Mesir lari menuju air itu. Demikianlah Tuhan mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut. Jadi berbaliklah segala air itu, lalu menimbun kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel ke laut. Tiada seorang pun di antara mereka yang selamat. Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering di tengah-tengah laut, sedang di kiri dan kanan mereka air itu bagai tembok bagi mereka. Demikianlah pada hari itu Tuhan menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terkapar di pantai laut. Ketika orang Israel melihat betapa dahsyat perbuatan Tuhan terhadap orang Mesir, maka seluruh bangsa itu merasa takut akan Tuhan; mereka percaya kepada Tuhan dan kepada Musa, hamba-Nya. Pada waktu itulah Musa bersama-sama dengan orang Israel menyanyikan madah ini bagi Tuhan.


Mazmur Tanggapan III. PS 671 (Kel 15:1-2.3-4.5-6.17-18; R1a)
BERSYUKURLAH KEPADA TUHAN
Solis/Kor:
1. Bersyukurlah kepada Tuhan,
U: kar'na kekal kasih Allah.
pada Allah segala dewata,
U: kar'na kekal kasih Allah.
pada Tuhan segala penguasa,
U: kar'na kekal kasih Allah.

2. Hanya Dia mengerjakan karya agung,
U: kar'na kekal kasih Allah.
dengan arif menciptakan langit,
U: kar'na kekal kasih Allah.
membentangkan bumi di atas laut,
U: kar'na kekal kasih Allah.

3. Penerang yang besar dibuat-Nya,
U: kar'na kekal kasih Allah.
surya yang menguasai siang,
U: kar'na kekal kasih Allah.
bulan, bintang, cahaya malam,
U: kar'na kekal kasih Allah.

4. Yang membunuh anak sulung Mesir,
U: kar'na kekal kasih Allah.
dan membebaskan umat Israel,
U: kar'na kekal kasih Allah.
dengan tangan kuat dan lengan perkasa,
U: kar'na kekal kasih Allah.

5. Dia yang membelah Laut merah,
U: kar'na kekal kasih Allah.
yang menyeberangkan umat Israel,
U: kar'na kekal kasih Allah.
dan menumpas Firaun dan laskarnya,
U: kar'na kekal kasih Allah.

6. Yang memimpin umat-Nya ke padang gurun,
U: kar'na kekal kasih Allah.
kerajaan besar ditaklukkan-Nya,
U: kar'na kekal kasih Allah.
raja-raja masyhur dibunuh-Nya,
U: kar'na kekal kasih Allah.

7. Diberikan-Nya tanah mereka,
U: kar'na kekal kasih Allah.
kepada Israel hamba-Nya,
U: kar'na kekal kasih Allah.
kemalangan kita diindahkan-Nya,
U: kar'na kekal kasih Allah.

8. Bersyukurlah kepada Tuhan,
U: kar'na kekal kasih Allah.
pembebas kita dari penindas,
U: kar'na kekal kasih Allah.
dan segala makhluk diberi-Nya makan,
U: kar'na kekal kasih Allah.

atau

Mazmur Tanggapan (Kel 15:1-2.3-4.5-6.17-18
)
Ref.
Baiklah kita menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur.
Kidung:

  1. Baiklah aku menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur. Kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut. Tuhan itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Dia Allahku, kupuji Dia; Dialah Bapaku, kuluhurkan Dia.
  2. Tuhan itu pahlawan perang, Tuhan, itulah nama-Nya! Kereta Firaun dan pasukannya dibuang-Nya ke dalam laut; para perwira pilihannya dibenamkan ke dalam Laut Teberau.
  3. Samudera raya menutupi mereka; ke air yang dalam mereka tenggelam seperti batu. Tangan kanan-Mu, ya Tuhan, mulia karena kekuasaan-Mu, tangan kanan-Mu, ya Tuhan, menghancurkan musuh.
  4. Engkau membawa umat-Mu dan mencangkokkan mereka di atas gunung milik-Mu sendiri, di tempat yang telah Kaujadikan kediaman-Mu, di tempat kudus yang didirikan tangan kanan-Mu, ya Tuhan. Tuhan memerintah selama-lamanya.

Yesaya menekankan bahwa Sion hanyalah untuk sementara dibuang (bdk. Yes 50:1). Kasih sayang-Nya yang besar akan memulihkan hubungan antar keduanya. "Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku," firman Tuhan.

Bacaan Keempat
Bacaan dari Kitab Yesaya (54:5-14)


"Datanglah kepada-Ku, maka kamu akan hidup. Aku akan mengikat perjanjian kekal denganmu."

Tuhan bersabda kepada Nabi Yesaya, jika yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, Tuhan semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi. Sebab seperti isteri yang ditinggalkan dan yang bersusah hati Tuhan memanggil engkau kembali; masakan isteri dari masa muda akan tetap ditolak? firman Allahmu. Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali. Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau, firman Tuhan, Penebusmu. Keadaan ini bagi-Ku seperti pada zaman Nuh: seperti Aku telah bersumpah kepadanya bahwa air bah tidak akan meliputi bumi lagi, demikianlah Aku telah bersumpah bahwa Aku tidak akan murka terhadap engkau dan tidak akan menghardik engkau lagi. Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman Tuhan, yang mengasihani engkau. Hai yang tertindas, yang dilanggar angin badai, yang tidak dihiburkan! Sesungguhnya, Aku akan meletakkan alasmu dari batu hitam dan dasar-dasarmu dari batu nilam. Aku akan membuat kemuncak-kemuncak tembokmu dari batu delima, pintu-pintu gerbangmu dari batu manikam merah dan segenap tembok perbatasanmu dari batu permata. Semua anakmu akan menjadi murid Tuhan, dan besarlah kesejahteraan mereka; engkau akan ditegakkan di atas kebenaran. Engkau akan jauh dari pemerasan, sebab engkau tidak usah lagi takut, dan engkau akan jauh dari kekejutan, sebab ia tidak akan mendekat kepadamu.
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan. IV, do = g, 2/4, PS 838
Ref. Tuhan telah membebaskan dan menyelamatkan daku.
Ayat. (Mzm 30:2.4.5-6.11.12a.13b; R2)
1. Aku akan memuji ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak membiarkan musuh-musuhku bersuka cita atas diriku. Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan daku di antara mereka yang turun ke liang kubur.
2. Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihi oleh-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab hanya sesaat ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.
3. Dengarlah, Tuhan, dan kasihanilah aku, Tuhan, jadilah penolongku! Aku yang meratap telah Kuubah menjadi orang yang menari-nari, Tuhan, Allahku, untuk selama-lamanya aku mau menyanyikan syukur bagi-Mu.


Dari bacaan kelima (Yes 55:1-11) kita membaca/mendengar mengenai Tuhan yang memperhatikan umat-Nya yang kehausan di tengah jalan. Air, penyangga hidup, diberikan dengan cuma-cuma, gratis, sebagai rahmat supaya mereka dapat pulang dari pembuangan. Pemberian sederhana ini baru permulaan. Kebaikan lain dijanjikan: makanan, tempat tinggal, kebutuhan hidup, dan baru setelah itu hal-hal yang menyangkut hidup rohani: kehidupan agama ("Perjanjian"), pertobatan , kemampuan mendengar sabda ilahi. Malam ini, marilah kita memeriksa kembali baptisan kita dalam terang pembaptisan Yesus bagi kita. Kita dibaptis ke dalam kematian Yesus. Apabila kita mati bersama Kristus, maka kita juga bangkit bersama dengan-Nya, diampuni dan dipenuhi dengan kehidupan ilahi. Semuanya telah diberikan kepada kita dalam Kristus! Yang kita harus lakukan hanyalah dari hari ke hari menyerahkan diri kita kepada Tuhan dan mencari pekerjaan Roh dalam kehidupan kita.

Bacaan Kelima
Bacaan dari Kitab Yesaya (55:1-11)

"Firman-Ku akan melaksanakan apa yang Kukehendaki."

Beginilah firman Tuhan, “Hai kamu semua orang yang haus, marilah dan minumlah! Dan kamu yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli, dan makanlah; minumlah anggur dan susu tanpa bayar! Mengapa kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti? Dan mengapa upah jerih payahmu kamu belanjakan untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku, maka kamu akan mendapat makanan yang baik, dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat. Sendengkanlah telingamu, dan datanglah kepadaku, dengarkanlah Aku, maka kamu akan hidup! Aku akan mengikat perjanjian abadi dengan kamu, menurut kasih setia yang teguh, yang Kujanjikan kepada Daud. Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang raja dan pemerintah bagi suku-suku bangsa; sesungguhnya, engkau akan memanggil bangsa yang tidak kaukenal, dan bangsa yang tidak mengenal engkau akan berlari kepadamu, oleh karena Tuhan, Allahmu, dan karena Yang Mahakudus, Allah Israel, yang mengagungkan engkau. Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada Tuhan, maka Tuhan akan mengasihaninya; baiklah ia kembali kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpah. Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. “Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah jalan-Ku menjulang di atas jalanmu, dan rancangan-Ku di atas rancanganmu. Seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke sana, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberi benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku; Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan V, do = c, 4/4, PS 864
Ref. Tuhan, Dikaulah sumber air hidup.

Ayat
. (Yes 12:2-3.4bcd.5-6)
1. Sungguh, Allah keselamatanku; aku percaya dengan tidak gemetar; sebab Tuhan Allah itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Maka kamu akan menimba dengan kegirangan, dari mata air keselamatan.
2. Pada waktu itu kamu akan berkata, "Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, beritahukan karya-Nya di antara bangsa-bangsa, masyhurkanlah bahwa nama-Nya tinggi luhur!"
3. Bermazmurlah bagi Tuhan, sebab mulia karya-Nya; baiklah hal ini diketahui di seluruh bumi! Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab yang mahakudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!

Pernahkah anda berada di persimpangan jalan? Maksudnya persimpangan jalan di dalam hidup anda. Di mana anda bingung memutuskan ke kanan. Jalan Dunia yang menawarkan kemudahan kesuksesan atau jalan Tuhan yang teruji kasih setia-Nya, walaupun masih samar-samar kelihatannya. Kita sering harus memutuskan antara yang baik dan yang buruk.Godaan untuk memilih jalan yang ditawarkan Dunia akan selalu ada.Iblis selalu menggunakan persimpangan jalan untuk mendapatkan manusia yang mau mengikuti jalannya. Saat seperti itu, ingatlah bahwa bersama Yesus kita boleh yakin bahwa kita tidak keliru. Karya salib dan kebangkitan Nya adalah kepastian pengampunan dosa dan hidup kekal bersama-Nya. Mungkin saat ini hidup kita sedang berantakan atau bergelimang dosa. Tetapi percayalah bahwa kasih setia Tuhan sanggup mengubah kehidupan kita menjadi utuh, menjadi bebas dan damai sejahtera. Pilihan ada di tangan kita, apakah kita mau bertobat dan berserah kepada kasih-Nya?

Bacaan Keenam
Bacaan dari Kitab Barukh
(3:9-15)


"Jikalau engkau berjalan di jalan Allah, niscaya selamanya engkau diam dengan damai sejahtera."

Dengarkanlah, hai Israel, segala perintah kehidupan, condongkanlah telinga untuk mengenal kearifan. Apa sebabnya, hai Israel, apa sebabnya maka engkau berada di negeri musuhmu serta menjadi tua di negeri yang asing dan menajiskan dirimu dengan yang mati dan terbilang di antara mereka yang turun ke dunia orang mati? Engkau telah meninggalkan sumber kebijaksanaan! Jikalau engkau berjalan di jalan Allah, niscaya selamanya engkau diam dengan damai sejahtera. Belajarlah di mana ada kearifan, di mana kekuatan dan di mana pengertian, supaya sekaligus kauketahui tempat umur panjang dan kehidupan, tempat cahaya mata dan damai sejahtera. Siapakah telah menemukan tempat kebijaksanaan, siapakah telah masuk ke dalam perbendaharaannya?
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan VI, do = es, 2/4, PS. 852
Ref. Sabda-Mu adalah kebenaran, hukum-Mu kebebasan.
Ayat. (Mzm 19:8-9.10-11)

1. Sabda Tuhan sempurna, menyegarkan jiwa. Peraturan Tuhan teguh, membuat arif orang bersahaja. Titah Tuhan tepat, menyenangkan hati. Perintah Tuhan jelas, membuat mata berseri.
2. Hikmat Tuhan baik, tetap selama-lamanya. Keputusan Tuhan benar, adil selalu. Lebih indah daripada emas murni, lebih manis daripada manu lebah.

Sepanjang sejarah Israel, Allah mewahyukan secara kian mendalam berkaitan dengan niat-Nya lewat perjanjian yang dibuat-Nya dengan Abraham dan keturunannya melalui Ishak. Melihat ketidaksetiaan Israel, kemudian Allah menjanjikan suatu “perjanjian baru”, sebuah “perjanjian hati”, di mana Dia akan mengampuni dosa-dosa umat-Nya dan mengajar mereka secara intim dengan menuliskan hukum-hukum-Nya dalam hati mereka (Yer 31:31-34). Demikian pula, Allah menjanjikan sebuah perjanjian baru pengampunan dan pembersihan dari dosa-dosa, berkaitan dengan suatu hati baru yang bersifat paripurna dan kehadiran Roh-Nya: “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya” (Yeh 36:26-27).

Bacaan Ketujuh
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (36:16-17a, 18-28)

"Kamu akan Kuberi hati dan Roh yang baru di dalam batinmu."

Datanglah firman TUHAN kepadaku: "Hai anak manusia, waktu kaum Israel tinggal di tanah mereka, mereka menajiskannya dengan tingkah laku mereka Maka Aku mencurahkan amarah-Ku ke atas mereka karena darah yang dicurahkan mereka di tanah itu, sedang tanah itu mereka najiskan dengan berhala-berhala mereka. Aku menghamburkan mereka di antara bangsa-bangsa, sehingga mereka berserak-serak di semua negeri, Aku menghakimi mereka selaras dengan tingkah lakunya. Di mana saja mereka datang di tengah bangsa-bangsa, mereka menajiskan nama-Ku yang kudus, dalam hal orang menyindir mereka: Katanya mereka umat TUHAN, tetapi mereka harus keluar dari tanah-Nya. Aku merasa sakit hati karena nama-Ku yang kudus yang dinajiskan oleh kaum Israel di tengah bangsa-bangsa, di mana mereka datang. Oleh karena itu katakanlah kepada kaum Israel: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Bukan karena kamu Aku bertindak, hai kaum Israel, tetapi karena nama-Ku yang kudus yang kamu najiskan di tengah bangsa-bangsa di mana kamu datang. Aku akan menguduskan nama-Ku yang besar yang sudah dinajiskan di tengah bangsa-bangsa, dan yang kamu najiskan di tengah-tengah mereka. Dan bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, demikianlah firman Tuhan ALLAH, manakala Aku menunjukkan kekudusan-Ku kepadamu di hadapan bangsa-bangsa. Aku akan menjemput kamu dari antara bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari semua negeri dan akan membawa kamu kembali ke tanahmu. Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih, yang akan mentahirkan kamu; dari segala kenajisanmu dan dari semua berhala-berhalamu Aku akan mentahirkan kamu. Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya. Dan kamu akan diam di dalam negeri yang telah Kuberikan kepada nenek moyangmu dan kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan VIIA, do = d, 2/2, PS 843
Ref. Jiwaku haus pada-Mu, Tuhan ingin melihat wajah Allah.
Ayat. (Mzm 42:3.5bcd;43:3-4; Ul: lih 42:2; 2/4)

1. Jiwaku haus akan Allah akan Allah yang hidup! Bilakah tiba saatnya aku boleh datang melihat Allah.
2. Ku terkenang, ketika berkenan maju di tengah kepadatan manusia, melangkah menuju ke rumah Allah di tengah sorak-sorai dan nyanyian syukur.
3. Suruhlah terang dan kesetiaan-Mu supaya menuntun langkahku dan membawaku ke gunung-Mu yang kudus dan ke tempat kediaman-Mu!
4. Maka aku dapat pergi ke mezbah Allah, menghadap Allah, suka citaku, dan bersyukur kepada-Mu dengan kecapi, ya Allah, sumber kegembiraanku.


atau

Mazmur Tanggapan VIIB, do = d, 2/2, PS 603

Ref. Curahkan rahmat dalam hatiku, ciptakan hati dan semangat baru.

Ayat. (Yeh 36:25-27)

1. Engkau Kusucikan dan Kubersihkan dari cinta diri, engkau Kuhidupkan, dan Kukobarkan, cinta di hati.
2. Hatimu yang kaku, keras dan beku, Kuambil darimu, ambillah dari-Ku semangat baru dalam karyamu.

dilanjutkan

Kemuliaan

Kemuliaan kepada Allah di surga,
dan damai di bumi kepada orang

yang berkenan pada-Nya.
Kami memuji Dikau.
Kami meluhurkan Dikau.
Kami menyembah Dikau.
Kami memuliakan Dikau.
Kami bersyukur kepada-Mu, karena kemuliaan-Mu yang besar.
Ya Tuhan Allah, raja surgawi, Allah Bapa yang mahakuasa.
Ya Tuhan Yesus Kristus, Putra yang tunggal.
Ya Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Putra Bapa.
Engkau yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami.
Engkau yang menghapus dosa dunia, kabulkanlah doa kami.
Engkau yang duduk di sisi Bapa, kasihanilah kami.
Karena hanya Engkaulah kudus.
Hanya Engkaulah Tuhan.
Hanya Engkaulah mahatinggi,
ya Yesus Kristus,
bersama dengan Roh Kudus,
dalam kemuliaan Allah Bapa.
Amin.

Kebangkitan Kristus jelas tak terpisah dari pengharapan hidup Kristiani. Karena itu berulang-ulang Paulus menandaskan bahwa sia-sialah iman kita bila kita tidak sungguh yakin bahwa Kristus bangkit. Kebangkitan Kristus itu menjadi jaminan kebangkitan kita di akhir zaman.

Bacaan Kedelapan:
Epistola
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (6:3-11)

"Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, dan tidak akan mati lagi."

Saudara-saudara, kita semua, yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya. Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh pembaptisan dalam kematian, supaya, seperti halnya Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa. Jadi, jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. Karena kita tahu bahwa Kristus, sesudah bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi; maut tidak berkuasa lagi atas Dia! Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya; kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil PS 867
Ref. Alleluya

(3x 1= F, G, A)
Dinyanyikan tiga kali; setiap kali ganti nada dasar. Sesudah ulangan ketiga baru dinyanyikan ayat-ayat Mazmur.
Ayat. (Mzm 118:1-2.16ab.17.22-23)
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Biarlah Israel berkata, "Kekal abadi kasih setia-Nya.
2. Tangan kanan Tuhan berkuasa meninggikan, tangan kanan Tuhan melakukan keperkasaan! Aku tidak akan mati, tetapi hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan.
3. Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di antara kita.

Bacaan Injil
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (16:1-8)

"Yesus dari Nazaret yang tersalib itu sudah bangkit."

Hari Sabat sudah lalu, Maria Magdalena, Maria ibunda Yakobus dan Salome membeli rempah-rempah untuk mengurapi jenazah Yesus. Pagi-pagi benar pada hari pertama dalam pekan, ketika matahari sudah terbit, mereka pergi ke makam. Mereka bertanya satu sama lain, "Siapakah yang akan menggulingkan batu dari pintu makam bagi kita?" Ketika mengangkat mata, mereka melihat batu sudah terguling. Batu itu sangat besar. Mereka masuk ke dalam makam dan melihat seorang pemuda duduk di sisi kanan. Ia memakai jubah putih. Mereka sangat terkejut. Pemuda itu berkata kepada mereka, "Jangan takut!" Kamu mencari Yesus dari Nazaret yang tersalib itu? Ia sudah bangkit dan tidak ada lagi di sini. Lihatlah tempat Ia dibaringkan. Pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan Petrus, bahwa Ia mendahului kamu ke Galilea. Di sana kamu akan melihat Dia, seperti telah dikatakan-Nya kepadamu." Setelah keluar berlarilah mereka meninggalkan makam, karena sangat ketakutan. Oleh karena sangat takutnya mereka tidak mengatakan sesuatu kepada siapa pun.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan


Saudara-saudari terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Paskah adalah perayaan kemenangan Yesus atas dosa, kejahatan, egoisme. Kadang kesulitan hidup membuat kita terkurung dan tidak bisa melihat jalan keluar dan kebangkitan hidup, kebangunan rohani. Sama seperti Maria Magdalena, yang hanya memikirkan Yesus yang sudah menjadi jenazah. Mereka sama tidak mengertinya seperti kita, bahwa Yesus telah bangkit dan hidup. Paskah adalah saat kita mengalami Yesus yang bangkit dan hidup. Marilah kita beranjak dari kubangan masalah pribadi kita dan pergi serta mewartakan Tuhan Yesus yang bangkit kepada para murid-Nya. Kita diutus pergi kepada saudara, tetangga, teman kerja, sahabat, kenalan dan semua orang, siapa saja.


Saudara-saudari terkasih.


Dari pengalaman para wanita dalam Injil hari ini, kita melihat bahwa iman kepada Tuhan Yesus, adakalanya muaranya itu kesedihan, kesusahan dan ketakutan. Maka bisa dikatakan bahwa beriman itu sesungguhnya tidak mudah. Sering kita berpikiran asal percaya saja sudah cukup. Itu tidak benar, itu kerliru, itu salah. Hidup beriman memerlukan perjuangan serta waktu untuk berkembang. Perlu keberanian dan kesabaran untuk mengolah dan menjalaninya. Pengalaman para wanita dalam Injil hari ini mengajarkan: mereka memang ketakutan, sedih, bingung, menderita lahir batin karena mengikuti Yesus. Buah dari iman yang mereka terima, telah mengatasi semua rasa takut dan sedih mereka. Inilah pelajaran serta suri tauladan yang bisa kita petik pada hari-hari ini.


Saudara-saudari terkasih.


Malam Paskah adalah malam penuh berkah. Kita bertirakat, ngalap berkah itu dengan rasa penuh syukur. Ada upacara cahaya, pujian Paskah, banyak bacaan Kitab Suci, Ada pembaruan janji baptis. Kebangkitan menjadi titik awal iman kita pada Tuhan Yesus, juga pada rencana keselamatan Allah. Maka marilah kita gunakan sebaik mungkin kesempatan penuh rahmat ini, makin untuk berserah diri kepada Tuhan Yesus yang bangkit. Dengan harapan agar kita ikut dibangkitkan bersama-Nya. Kita bisa menghadirkan cahaya Kristus yang menerangi kegelapan hidup kita, sehingga ruang batin kita menjadi terang oleh sinar terang-Nya, dan menjadikan kita saksi-saksi kebangkitan Kristus dalam hidup sehari-hari, hanya bersama Yesus dan di dalam Yesus,


Saudara-saudari terkasih.


Dalam hidup sehari-hari ini kita pun sering mengalami, merasakan sangat takut, bingung, ragu serta cemas bila menghadapi kematian. Namun sayangnya, kita tidak segera mencari Yesus dan memohon kepada-Nya kedamian serta keberanian. Sehingga kita bisa menyentuh atau bahkan memegang, memeluk serta menyembah Yesus. Bersama Dia kita akan mengalami kegembiraan, sukacita serta kedamaian sejati. Marilah kita datang kepada Yesus, mari kita cari Dia dan semoga kita mampu, berhasil menemukan-Nya. Dia, Yesus; akan menguatkan kita, Yesus akan mendengarkan suara permohonan kita, Yesus akan menganugerahkan rahmat serta berkat melimpah, karena kita telah memenuhi kehendak-Nya dan melakukan setiap ajaran dan perintah-Nya.


Refleksi:

Apakah yang kita peroleh dengan menjadi orang yang dibaptis menurut tata cara atau menurut ajaran dari Gereja Katolik?


Marilah kita berdoa:


Tuhan Yesus, kuatkanlah kami ketika kami mengalami saat-saat kematian kami. Ampunilah segala dosa dan kesalahan kami dan jangan Engkau biarkan kami terpisah dari-Mu, tetapi bimbinglah kami oleh tanganmu memasuki kehidupan kekal, ya Yesus... Doa ini kami persembahkan dalam nama-Mu, Tuhan dan Penyelamat kami. Amin.


RENUNGAN SESUDAH BACAAN INJIL OLEH LUMEN NO : 7185


renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy