Minggu, 03 Juni 2012
Hari Raya Tritunggal Mahakudus
Keluarga Kristen adalah persekutuan pribadi-pribadi, satu tanda dan citra persekutuan Bapa dan Putra dalam Roh Kudus. ---- Katekismus Gereja Katolik, 2205
Antifon Pembuka
Terpujilah Allah Bapa, Putra Allah yang tunggal, serta Roh Kudus, karena sudah menaruh belas kasih kepada kita.
Doa
Allah Bapa kami yang mahaagung, kami bersyukur, karena kami Kauperkenankan menyebut nama-Mu dan Engkau berkenan mengunjungi kami dalam diri Yesus Putra-Mu, yang telah mengorbankan diri demi kebahagiaan kami. Kami bersyukur pula karena Roh-Nya telah menjaga kehidupan kami untuk menghuni dunia ini dalam cinta kasih. Dampingilah kami dengan cinta kasih-Mu, yang begitu dalam artinya dan menjadi sumber kebahagiaan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Ulangan (4:32-34.39-40)
Dalam perjalanan di padang gurun Musa berkata kepada bangsa Israel, "Cobalah tanyakan dari ujung langit ke ujung langit, tentang zaman dahulu sebelum engkau ada, sejak saat Allah menciptakan manusia di atas bumi, apakah pernah terjadi sesuatu hal yang demikian besar, atau apakah pernah ada terdengar sesuatu seperti ini? Pernahkah suatu bangsa mendengar suara Allah yang bersabda dari tengah-tengah api, seperti yang kaudengar dan engkau tetap hidup? Atau pernahkah suatu allah mencoba datang untuk mengambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa yang lain, dengan cobaan, dengan tanda-tanda serta mukjizat-mukjizat dan peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan yang perkasa, dan dengan kedahsyatan yang besar, seperti yang dilakukan Tuhan, Allahmu, bagimu di Mesir, di depan matamu? Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain. Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baiklah keadaanmu dan keadaan anak-anakmu di kemudian hari. Maka engkau akan hidup lama di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu untuk selamanya."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 33:4-5.6.9.18-19.20.22)
1. Firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
2. Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan, oleh napas dari mulut-Nya diciptakan segala tentara-Nya. Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.
3. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut, dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
4. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:14-17)
Saudara-saudara terkasih, semua orang yang dihimpun oleh Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu menerima bukan roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, melainkan Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru, 'Abba, ya Bapa!' Roh itu memberi kesaksian bersama-sama roh kita, bahwa kita ini anak Allah. Dan kalau kita ini anak, berarti kita juga adalah ahli waris, yakni ahli waris Allah sama seperti Kristus. Artinya: jika kita menderita bersama dengan Dia, kita juga akan dipermuliakan bersama dengan Dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus, kepada Allah yang ada sejak dahulu, kini dan sepanjang masa.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (28:16-20)
Sesudah Yesus bangkit dari antara orang mati, kesebelas murid berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Antifon Komuni (lih. Gal 4:6)
Karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Renungan
Suatu hari seorang anak membuat sebuah lubang di tepi pantai. Setelah selesai, dengan gayung ia mengambil air dari laut lalu memasukkannya ke lubang tersebut. St Agustinus, si teolog agung, melihat apa yang dilakukan anak itu lalu bertanya, "Apa yang kaulakukan, nak?" "Saya sedang berusaha memindahkan air laut ke dalam lubang ini," jawabnya.
"Kamu melakukan pekerjaan yang sia-sia. Air laut begitu banyak, tidak mungkin kamu masukkan ke dalam lubang kecil ini," timpal Agustinus. "Begitu juga dengan apa yang tuan lakukan. Tak mungkin tuan mampu memahami dengan otak manusia yang terbatas misteri Allah yang begitu luas dan tak terbatas," kata anak tersebut. Mendengar kata-kata itu, tersadarlah Agustinus bahwa usahanya untuk memahami Allah sama seperti usaha anak itu.
Allah Tritunggal, Satu Allah dalam Tiga Pribadi, yang kita rayakan hari ini juga tidak mudah kita mengerti. Namun, perlu disadari bahwa iman akan Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus adalah anugerah.
Dalam bacaan pertama hari ini, Musa berkata, "Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain." (Ul 4:39). Allah itu jauh sekaligus dekat dan terlibat. Allah yang demikian pada hakikatnya adalah satu tetapi mempunyai tiga pribadi. Kita melihat Allah sebagai Bapa atau dalam bahasa Ibrani, "Abba", Pribadi yang penuh kasih, sangat dekat dan mudah didekati. Dialah yang menciptakan, mengasihi dan mengampuni.
Dalam berhubungan dengan Allah, Yesus menyebut Allah, Bapa dan mengajarkan kepada para murid untuk memanggil Allah, Bapa Kami. Antara Yesus dan Allah ada kedekatan pribadi. Dalam Yesus, Allah menjelma menjadi Manusia dan tinggal di antara kita (Yoh 1:14). Dalam Dia kita semakin mengenali Allah yang mengasihi, berbelas kasih dan mendekati semua orang, terlebih yang berdosa, lemah, sakit dan menderita. Dalam diri Yesus pula kita mengalami karya keselamatan Allah.
Sebelum naik ke surga, Yesus berjanji akan mengutus Roh Kudus, Sang Penghibur yang akan mengingatkan para murid dan menuntun pada kebenaran. Janji Yesus terpenuhi saat Pentakosta dan Roh Kuduslah yang menjadikan kita, anak-anak Allah (bdk. Rm 8:15) lewat Sakramen Pembaptisan (lih. Mat 28:19).
Misteri Allah Tritunggal yang kita rayakan hari ini menyadarkan kita bahwa Allah telah mengasihi dan menjadikan kita sebagai bagian dalam kehidupan Ilahi-Nya. Untuk itu, kita mesti semakin bertumbuh dalam hidup Allah Tritunggal.
Hari Raya Tritunggal Mahakudus
Keluarga Kristen adalah persekutuan pribadi-pribadi, satu tanda dan citra persekutuan Bapa dan Putra dalam Roh Kudus. ---- Katekismus Gereja Katolik, 2205
Antifon Pembuka
Terpujilah Allah Bapa, Putra Allah yang tunggal, serta Roh Kudus, karena sudah menaruh belas kasih kepada kita.
Doa
Allah Bapa kami yang mahaagung, kami bersyukur, karena kami Kauperkenankan menyebut nama-Mu dan Engkau berkenan mengunjungi kami dalam diri Yesus Putra-Mu, yang telah mengorbankan diri demi kebahagiaan kami. Kami bersyukur pula karena Roh-Nya telah menjaga kehidupan kami untuk menghuni dunia ini dalam cinta kasih. Dampingilah kami dengan cinta kasih-Mu, yang begitu dalam artinya dan menjadi sumber kebahagiaan kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Ulangan (4:32-34.39-40)
"Hanya Tuhanlah Allah di langit dan di bumi, tidak ada yang lain!"
Dalam perjalanan di padang gurun Musa berkata kepada bangsa Israel, "Cobalah tanyakan dari ujung langit ke ujung langit, tentang zaman dahulu sebelum engkau ada, sejak saat Allah menciptakan manusia di atas bumi, apakah pernah terjadi sesuatu hal yang demikian besar, atau apakah pernah ada terdengar sesuatu seperti ini? Pernahkah suatu bangsa mendengar suara Allah yang bersabda dari tengah-tengah api, seperti yang kaudengar dan engkau tetap hidup? Atau pernahkah suatu allah mencoba datang untuk mengambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa yang lain, dengan cobaan, dengan tanda-tanda serta mukjizat-mukjizat dan peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan yang perkasa, dan dengan kedahsyatan yang besar, seperti yang dilakukan Tuhan, Allahmu, bagimu di Mesir, di depan matamu? Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain. Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baiklah keadaanmu dan keadaan anak-anakmu di kemudian hari. Maka engkau akan hidup lama di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu untuk selamanya."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 33:4-5.6.9.18-19.20.22)
1. Firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
2. Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan, oleh napas dari mulut-Nya diciptakan segala tentara-Nya. Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.
3. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut, dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
4. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:14-17)
"Kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah; oleh Roh itu kita berseru, ‘Abba, ya Bapa!’"
Saudara-saudara terkasih, semua orang yang dihimpun oleh Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu menerima bukan roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, melainkan Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru, 'Abba, ya Bapa!' Roh itu memberi kesaksian bersama-sama roh kita, bahwa kita ini anak Allah. Dan kalau kita ini anak, berarti kita juga adalah ahli waris, yakni ahli waris Allah sama seperti Kristus. Artinya: jika kita menderita bersama dengan Dia, kita juga akan dipermuliakan bersama dengan Dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus, kepada Allah yang ada sejak dahulu, kini dan sepanjang masa.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (28:16-20)
"Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus."
Sesudah Yesus bangkit dari antara orang mati, kesebelas murid berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Antifon Komuni (lih. Gal 4:6)
Karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!"
Renungan
Suatu hari seorang anak membuat sebuah lubang di tepi pantai. Setelah selesai, dengan gayung ia mengambil air dari laut lalu memasukkannya ke lubang tersebut. St Agustinus, si teolog agung, melihat apa yang dilakukan anak itu lalu bertanya, "Apa yang kaulakukan, nak?" "Saya sedang berusaha memindahkan air laut ke dalam lubang ini," jawabnya.
"Kamu melakukan pekerjaan yang sia-sia. Air laut begitu banyak, tidak mungkin kamu masukkan ke dalam lubang kecil ini," timpal Agustinus. "Begitu juga dengan apa yang tuan lakukan. Tak mungkin tuan mampu memahami dengan otak manusia yang terbatas misteri Allah yang begitu luas dan tak terbatas," kata anak tersebut. Mendengar kata-kata itu, tersadarlah Agustinus bahwa usahanya untuk memahami Allah sama seperti usaha anak itu.
Allah Tritunggal, Satu Allah dalam Tiga Pribadi, yang kita rayakan hari ini juga tidak mudah kita mengerti. Namun, perlu disadari bahwa iman akan Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus adalah anugerah.
Dalam bacaan pertama hari ini, Musa berkata, "Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain." (Ul 4:39). Allah itu jauh sekaligus dekat dan terlibat. Allah yang demikian pada hakikatnya adalah satu tetapi mempunyai tiga pribadi. Kita melihat Allah sebagai Bapa atau dalam bahasa Ibrani, "Abba", Pribadi yang penuh kasih, sangat dekat dan mudah didekati. Dialah yang menciptakan, mengasihi dan mengampuni.
Dalam berhubungan dengan Allah, Yesus menyebut Allah, Bapa dan mengajarkan kepada para murid untuk memanggil Allah, Bapa Kami. Antara Yesus dan Allah ada kedekatan pribadi. Dalam Yesus, Allah menjelma menjadi Manusia dan tinggal di antara kita (Yoh 1:14). Dalam Dia kita semakin mengenali Allah yang mengasihi, berbelas kasih dan mendekati semua orang, terlebih yang berdosa, lemah, sakit dan menderita. Dalam diri Yesus pula kita mengalami karya keselamatan Allah.
Sebelum naik ke surga, Yesus berjanji akan mengutus Roh Kudus, Sang Penghibur yang akan mengingatkan para murid dan menuntun pada kebenaran. Janji Yesus terpenuhi saat Pentakosta dan Roh Kuduslah yang menjadikan kita, anak-anak Allah (bdk. Rm 8:15) lewat Sakramen Pembaptisan (lih. Mat 28:19).
Misteri Allah Tritunggal yang kita rayakan hari ini menyadarkan kita bahwa Allah telah mengasihi dan menjadikan kita sebagai bagian dalam kehidupan Ilahi-Nya. Untuk itu, kita mesti semakin bertumbuh dalam hidup Allah Tritunggal.
RUAH