KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA
Masa lalu adalah jejak untuk hari ini
Hari ini adalah rangkaian cerita hari kemarin
Dan masa depan kita adalah panenan
Dari kebijaksanaan kita saat ini
Keluarga-keluarga yang terkasih,
Melihat perubahan masa sekarang ini, kadang hati kita bisa menjadi gamang dan kuatir. Perubahan zaman membawa kemudahan dan gengsi; perubahan itu membawa semangat berkompetisi dan semangat untuk menang. Semua orang diajak untuk berlomba-lomba memenangkan hidup yang makmur, peringkat pertama, atau terkenal. Perubahan itu entah membawa kita ke mana. Kadang kita merasa menikmatinya, kadang bingung mengamati akibatnya bagi generasi muda dan keluarga kita.
Ada begitu banyak keterbukaan dan kebebasan yang kita nikmati. Ekspresi pribadi menjadi bagian yang kita nikmati dengan bebas. Dan semua berjalan semakin apa adanya. Anak- anak boleh menolak kebijaksanaan orang tuanya. Dan orang tua tidak bisa lagi semena-mena memberikan aturan yang tidak masuk akal sehat anak-anaknya. Akan tetapi, apakah kebebasan seperti itu saja cukup untuk mengarahkan anak-anak kepada nilai hidup yang Kristiani? Barangkali, untuk mengatasi kebingungan, sekolah dijadikan jalan pintas dan andalan untuk membentuk kepribadian, pendidikan nilai dan membatasi kebiasaan buruk dan kenakalan.
Di luar tembok sekolah, kehidupan kadang tidak berjalan seperti yang kita harapkan. Membaca hasil beberapa survei atau berita, baik yang dapat dipercaya atau tidak, kadang kita kembali dihantui rasa takut karena ternyata anak-anak kita tidak dapat dibiarkan berjalan sendiri saja. Cerita kecurangan dalam ujian, pertengkaran, pencurian, terlibat narkoba, sampai kenakalan anak muda yang melalukan seks bebas barangkali bukan sesuatu yang mengada-ada.
Ke mana anak-anak kita akan berkembang? Apakah kita sungguh yakin bahwa mereka berada dalam lingkungan yang baik, yang mendukung mereka untuk hidup dengan pikiran-pikiran yang baik, mengerti nilai-nilai hidup yang baik, dan belajar untuk beriman dengan baik juga? Apakah mereka sungguh mengenali budaya hidup yang arif, yang Kristiani dan bermoral Kristiani ?
Generasi muda selalu dikelilingi oleh nilai-nilai dan budaya yang selalu berkembang dan berubah. Dalam ketersembunyian, mereka dibentuk oleh tangan-tangan yang membawa mereka menjadi generasi yang berbeda dengan jaman orang tuanya. Apakah nilai-nilai luhur dapat dipelajari dan diterima dari kehidupan di dalam rumah mereka sendiri? Tugas kita sebagai orang tua untuk menanggulanginya.
Keluarga-keluarga Katolik yang terkasih, nilai-nilai hidup yang sesuai dengan ajaran Kristus dan Gereja perlu diajarkan pada anak-anak dan seluruh anggota keluarga kita. Mreka semua perlu mendapat pengertian dan bimbingan agar sampai pada penerimaan bahwa suatu nilai itu berharga dan perlu diperjuangkan berhadapan dengan banyaknya informasi dan ajaran-ajaran yang bertubuh-tubi masuk dalam pikiran dan gaya hidup kita semua, khususnya anak-anak itu.
Jika dibiarkan, anak-anak dan generasi muda kita akan kehilangan jati dirinya sebagai orang Kristiani dan manusia bermoral baik. Mereka membutuhkan masukan dan pendidikan dari orang tua dan seluruh anggota keluarganya. Dalam keluarga, kita bersama-sama membiasakan diri mengembangkan nilai-nilai hidup yang baik dan benar.
Mulailah dari disiplin diri, membiasakan melakukan hal yang benar dan mulai Mengembangkan habitus baru untuk mendalami imannya, mengembangkan persaudaraan sejati dan membudayakan kasih, supaya kita semakin yakin akan suatu masa depan yang lebih baik, bukan hanya berhasil dalam karir, tetapi semakin menjadi manusia yang dicintai Allah dan sesama. Mulai dari, misalnya, kebiasaan mengucapkan terima kasih, menghormati pembantu rumah tangga, atau menghargai pendapat anak-anak sambil mengajarkan kejujuran dan tanggung jawab atas perbuatannya.
Sekolah saja tidak mencukupi untuk suatu pendidikan yang baik bagi anak-anak kita. Mereka perlu kepastian dari orang tua serta seluruh isi rumahnya bahwa cinta kasih, kejujuran, kesetiakawanan, tanggung jawab, iman, kerendahan hati, hormat pada orang tua, kesetiaan, kemurnian, dll. adalah nilai-nilai yang akan terus berlaku, meskipun banyak tawaran menipu datang sebagai nilai baru yang bisa merusak kehidupan bersama kita.
Marilah dengan tekun kita dampingi putera-puteri kita. Kita jadikan setiap hari sebagai hari penuh persahabatan dan pendidikan nilai untuk mereka. Jangan biarkan generasi muda kita kehilangan arah karena tekanan hidup yang kompetitif melulu. Bmbinglah supaya perubahan zaman dan modernisasi tidak membuat mereka bingung melangkah karena sekedar ikut-ikutan dengan budaya dan tren yang belum tentu membawa keselamatan dan masa depan yang lebih baik.
Saya percaya, dengan pendekatan personal, persahabatan, kasih, dan teladan yang baik dari orang tuanya, pendidikan nilai akan lebih mudah dilaksanakan dan berhasil membawa generasi muda ke arah Kristus, ke arah pembentukan pribadi yang utuh untuk keselamatan sejati yang membuat kita bersyukur dan bangga akan mereka .
Bersama Bunda Maria, kita berdoa untuk keselamatan seluruh keluarga kita. Kita ingin membangun keluarga seperti keluarga kudus-Nya yang mampu menjadi teladan dan terang bagi banyak orang. Semoga Pentakosta mempersiapkan anak-anak kita dibimbing oleh Roh Kudus untuk membawa mereka kepada Yesus dan memuliakan Bapa yang menyertai anak-anak-Nya setiap saat.
Tuhan memberkati keluarga kita semua. Amin.
Salam Keluarga Kudus,
Rm. Alexander Erwin MSF
Hari ini adalah rangkaian cerita hari kemarin
Dan masa depan kita adalah panenan
Dari kebijaksanaan kita saat ini
Keluarga-keluarga yang terkasih,
Melihat perubahan masa sekarang ini, kadang hati kita bisa menjadi gamang dan kuatir. Perubahan zaman membawa kemudahan dan gengsi; perubahan itu membawa semangat berkompetisi dan semangat untuk menang. Semua orang diajak untuk berlomba-lomba memenangkan hidup yang makmur, peringkat pertama, atau terkenal. Perubahan itu entah membawa kita ke mana. Kadang kita merasa menikmatinya, kadang bingung mengamati akibatnya bagi generasi muda dan keluarga kita.
Ada begitu banyak keterbukaan dan kebebasan yang kita nikmati. Ekspresi pribadi menjadi bagian yang kita nikmati dengan bebas. Dan semua berjalan semakin apa adanya. Anak- anak boleh menolak kebijaksanaan orang tuanya. Dan orang tua tidak bisa lagi semena-mena memberikan aturan yang tidak masuk akal sehat anak-anaknya. Akan tetapi, apakah kebebasan seperti itu saja cukup untuk mengarahkan anak-anak kepada nilai hidup yang Kristiani? Barangkali, untuk mengatasi kebingungan, sekolah dijadikan jalan pintas dan andalan untuk membentuk kepribadian, pendidikan nilai dan membatasi kebiasaan buruk dan kenakalan.
Di luar tembok sekolah, kehidupan kadang tidak berjalan seperti yang kita harapkan. Membaca hasil beberapa survei atau berita, baik yang dapat dipercaya atau tidak, kadang kita kembali dihantui rasa takut karena ternyata anak-anak kita tidak dapat dibiarkan berjalan sendiri saja. Cerita kecurangan dalam ujian, pertengkaran, pencurian, terlibat narkoba, sampai kenakalan anak muda yang melalukan seks bebas barangkali bukan sesuatu yang mengada-ada.
Ke mana anak-anak kita akan berkembang? Apakah kita sungguh yakin bahwa mereka berada dalam lingkungan yang baik, yang mendukung mereka untuk hidup dengan pikiran-pikiran yang baik, mengerti nilai-nilai hidup yang baik, dan belajar untuk beriman dengan baik juga? Apakah mereka sungguh mengenali budaya hidup yang arif, yang Kristiani dan bermoral Kristiani ?
Generasi muda selalu dikelilingi oleh nilai-nilai dan budaya yang selalu berkembang dan berubah. Dalam ketersembunyian, mereka dibentuk oleh tangan-tangan yang membawa mereka menjadi generasi yang berbeda dengan jaman orang tuanya. Apakah nilai-nilai luhur dapat dipelajari dan diterima dari kehidupan di dalam rumah mereka sendiri? Tugas kita sebagai orang tua untuk menanggulanginya.
Keluarga-keluarga Katolik yang terkasih, nilai-nilai hidup yang sesuai dengan ajaran Kristus dan Gereja perlu diajarkan pada anak-anak dan seluruh anggota keluarga kita. Mreka semua perlu mendapat pengertian dan bimbingan agar sampai pada penerimaan bahwa suatu nilai itu berharga dan perlu diperjuangkan berhadapan dengan banyaknya informasi dan ajaran-ajaran yang bertubuh-tubi masuk dalam pikiran dan gaya hidup kita semua, khususnya anak-anak itu.
Jika dibiarkan, anak-anak dan generasi muda kita akan kehilangan jati dirinya sebagai orang Kristiani dan manusia bermoral baik. Mereka membutuhkan masukan dan pendidikan dari orang tua dan seluruh anggota keluarganya. Dalam keluarga, kita bersama-sama membiasakan diri mengembangkan nilai-nilai hidup yang baik dan benar.
Mulailah dari disiplin diri, membiasakan melakukan hal yang benar dan mulai Mengembangkan habitus baru untuk mendalami imannya, mengembangkan persaudaraan sejati dan membudayakan kasih, supaya kita semakin yakin akan suatu masa depan yang lebih baik, bukan hanya berhasil dalam karir, tetapi semakin menjadi manusia yang dicintai Allah dan sesama. Mulai dari, misalnya, kebiasaan mengucapkan terima kasih, menghormati pembantu rumah tangga, atau menghargai pendapat anak-anak sambil mengajarkan kejujuran dan tanggung jawab atas perbuatannya.
Sekolah saja tidak mencukupi untuk suatu pendidikan yang baik bagi anak-anak kita. Mereka perlu kepastian dari orang tua serta seluruh isi rumahnya bahwa cinta kasih, kejujuran, kesetiakawanan, tanggung jawab, iman, kerendahan hati, hormat pada orang tua, kesetiaan, kemurnian, dll. adalah nilai-nilai yang akan terus berlaku, meskipun banyak tawaran menipu datang sebagai nilai baru yang bisa merusak kehidupan bersama kita.
Marilah dengan tekun kita dampingi putera-puteri kita. Kita jadikan setiap hari sebagai hari penuh persahabatan dan pendidikan nilai untuk mereka. Jangan biarkan generasi muda kita kehilangan arah karena tekanan hidup yang kompetitif melulu. Bmbinglah supaya perubahan zaman dan modernisasi tidak membuat mereka bingung melangkah karena sekedar ikut-ikutan dengan budaya dan tren yang belum tentu membawa keselamatan dan masa depan yang lebih baik.
Saya percaya, dengan pendekatan personal, persahabatan, kasih, dan teladan yang baik dari orang tuanya, pendidikan nilai akan lebih mudah dilaksanakan dan berhasil membawa generasi muda ke arah Kristus, ke arah pembentukan pribadi yang utuh untuk keselamatan sejati yang membuat kita bersyukur dan bangga akan mereka .
Bersama Bunda Maria, kita berdoa untuk keselamatan seluruh keluarga kita. Kita ingin membangun keluarga seperti keluarga kudus-Nya yang mampu menjadi teladan dan terang bagi banyak orang. Semoga Pentakosta mempersiapkan anak-anak kita dibimbing oleh Roh Kudus untuk membawa mereka kepada Yesus dan memuliakan Bapa yang menyertai anak-anak-Nya setiap saat.
Tuhan memberkati keluarga kita semua. Amin.
Salam Keluarga Kudus,
Rm. Alexander Erwin MSF