| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Bacaan Harian 11 - 17 Juni 2012

Senin, 11 Juni: Peringatan Wajib St Barnabas, Rasul (M).
Kis 11:21b-26; 13:1-3; Mzm 98:2-3ab.3c-4.5-6; Mat 10:7-13.
Ketika mengutus para murid-Nya, Yesus memperingatkan kepada mereka untuk tidak membawa barang berharga, bekal, baju, kasut atau tongkat, karena seorang pekerja berhak mendapat upahnya. Yesus mau menekankan kepada para murid bahwa mereka yang bekerja untuk Kerajaan Allah pasti tidak akan terlantar. Bukankah, Yesus pernah berjanji: ”Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (Mat 6: 33). Namun, itu tidak berarti bahwa dalam melayani, kita mensyaratkan upah dari pelayanan kita. Sebab kalau begitu, pelayanan kita kehilangan kemurniannya. Kita berkarya, selebihnya Dia yang melengkapinya.

Selasa, 12 Juni: Hari Biasa Pekan X (H).
1Raj 17:7-16; Mzm 4:2-3.4-5.7-8; Mat 5:13-16.
Garam biasa dipakai untuk memberi rasa sedap pada makanan dan sekaligus juga untuk mengawetkan. Maka, kalau Yesus menandaskan, “Kamu adalah GARAM dunia,” itu artinya murid-murid Yesus harus memberi “rasa nikmat dan sedap” bagi orang-orang sekitarnya melalui cara hidup, kata dan perbuatan. Juga, murid-murid Yesus diharapkan juga dapat “mengawetkan” (memelihara) hal-hal baik yang ada di tengah dunia, sehingga tidak mengalami pembusukan. Ingat, kata Yesus, kalau garam sudah menjadi tawar, ia tidak ada lagi gunanya! Selain itu, Yesus juga menandaskan, “Kamu adalah TERANG dunia.” Artinya, murid-murid harus membawa orang keluar dari kegelapan, sehingga mereka dapat melihat Allah dengan segala kebenaran-Nya. Nah, Anda murid Yesus ‘kan?

Rabu, 13 Juni: Peringatan Wajib St Antonius dari Padua (P).
1Raj 18:20-39; Mzm 16:1-2a.4.5.8.11; Mat 5:17-19.
Memang tidak salah: Hukum Taurat berasal dari Allah dan memuat kehendak Allah. Maka, hidup mengikuti Hukum Taurat pastilah sesuai dengan kehendak Allah. Yang jadi soal: kalau orang cuma mengikuti ”huruf-huruf” Taurat dengan kaku dan buta tanpa mendalami kehendak Allah di balik Taurat. Bukankah hukum yang utama di dalam Taurat adalah Hukum Kasih (kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama)? Artinya, segala hukum lain harus bersumber dan menuju Hukum Kasih itu. Dengarlah kata-kata Yesus: ”Aku datang bukan untuk meniadakan Taurat, tapi untuk menggenapinya.” Ia membawa semua Hukum Taurat itu ke dalam kepenuhan takaran yang dikehendaki Allah, yang disebut Yesus sebagai perintah baru, yaitu perintah untuk mengasihi seperti Dia telah mengasihi. Camkanlah, “kasih” di atas segalanya.

Kamis, 14 Juni: Hari Biasa Pekan X (H).
1Raj 18:41-46; Mzm 65:10abcd.10e-11.12-13; Mat 5:20-26.
Tuntutan kasih memang radikal. “Kasih” yang diajarkan Yesus bukan sekedar tidak membunuh. Yesus meminta kita membasmi sikap-sikap seperti “membunuh” sampai ke akar-akarnya, seperti: marah, menghakimi, mencaci-maki, sakit hati dan dendam kesumat. Jika terus merasuk dalam diri, sikap-sikap itu bisa “membunuh” karakter orang lain dan “membunuh” diri sendiri sehingga tak mampu membuahkan kasih. Itu artinya, hidup berdamai dengan orang lain adalah hal penting dari “kasih”; kemauan untuk memaafkan dan meminta maaf adalah juga ciri khas “kasih”. Nah, kalau kita mau sungguh mengalami hidup penuh damai dan sukacita, tak ada cara lain: basmi sampai ke akar-akarnya!

Jumat, 15 Juni: Hari Raya Hati Yesus yang Mahakudus (P).
Hos 11:1.3-4.8c-9; MT Yes 11:2-3.4-bcd.5-b; Ef 3:8-12.14-19; Yoh 19:31-37.
”Sudah selesai,” kata Yesus seraya menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. Kemudian, ketika para prajurit melihat Yesus telah wafat, seorang dari mereka menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air dari hati-Nya yang Mahakudus. Nah, dalam diam, mari kita tatap Yesus yang tersalib! Kepala bermahkota duri, tubuh penuh bilur, tangan dan kaki terpaku, lambung tertikam! Betapa Ia mengasihi kita! Dan saat ini juga, HATI yang penuh belas kasih itu siap mengalirkan DARAH dan AIR untuk menyegarkan hidup kita. Kenapa ragu? Datang dan reguklah!

Sabtu, 16 Juni: Peringatan Wajib Hati Tersuci SP Maria (P).
Yes 61:9-11; MT 1Sam 2:1.4-5.6-7,8abcd; Luk 2:41-51.
Dalam perjalanan pulang dari Yerusalem, Yesus hilang. Lalu orangtua-Nya kembali ke Yerusalem untuk mencari-Nya. Setelah tiga hari, mereka menemukan Yesus di Bait Allah. Maria menegur Yesus dan Yesus pun menjawab: ”Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” Meskipun Maria tidak mengerti apa yang dikatakan Yesus, Maria menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Inilah hati Maria yang tersuci, yang kita rayakan pada hari ini. Banyak perkara yang tidak dimengertinya, namun dalam imannya yang penuh, ia menyimpan perkara itu di dalam hatinya. Begitulah, banyak pula perkara yang tidak kita mengerti dalam hidup ini. Adakah kita mampu juga seperti hati Maria yang tersuci: dengan penuh iman, menyimpannya di dalam hati?

Minggu, 17 Juni: Hari Minggu Biasa XI (H).
Yeh 17:22-24; Mzm. 92:2-3.13-14.15-16; 2Kor 5:6-10; Mrk 4:26-34.
”Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.” Begitulah, kita pun tidak tahu bagaimana Kerajaan Allah itu bekerja dalam hidup kita sampai kita menjadi seperti saat ini. Dalam suatu proses panjang dengan segala peristiwa jatuh-bangun, kenyataannya kita beriman kepada Yesus Kristus. Satu hal yang pasti, Tuhan sudah bekerja melalui Roh Kudus-Nya. Maka, patutlah kita syukuri atas rahmat iman ini. Lalu, marilah tak putus-putusnya kita berdoa supaya iman yang sudah ditabur dalam hidup kita boleh menjadi seperti biji sesawi, yang kendati sangat kecil, dapat bertumbuh menjadi pohon yang besar, sehingga bisa memberikan kenyamanan bagi orang-orang sekitar.

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy