MINGGU 24 JUNI 2012 - HR KELAHIRAN YOHANES PEMBAPTIS
Yes 49:1-6; Kis 13:22-26; Luk 1:57-66.80
Pengantar
Hari ini, kira merayakan kelahiran St.
Yohanes Pembaptis, seorang tokoh besar yang rendah hati. Ia mengakhiri zaman Perjanjian Lama dan mengantar ke
zaman Perjanjian Baru. Ia dipilih dan diutus Allah untuk
mempersiapkan kedatangan Yesus. Ia mempersiapkan umat yang layak bagi
Tuhan; dan setelah tiba saatnya Yesus tampil,
dengan rendah hati Ia mengatakan “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin
kecil” (Yoh 3:30).
Homili
Bacaan Injil hari ini berkisah tentang dua peristiwa seputar
kelahiran Yohanes Pembaptis. Bagian pertama, Luk 1:57-58, berkisah tentang
peristiwa kelahiran itu sendiri. Sementara itu, bagian kedua, Luk 1:59-66, berbicara
tentang upacara sunatan dan pemberian nama, yang sesuai adat Yahudi pada waktu
itu diadakan pada hari kedelapan setelah kelahiran.
Peristiwa kelahiran Yohanes Pembaptis merupakan peristiwa
iman, di mana Tuhan menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar. Rahmat itu tidak
hanya diperutukkan bagi keluarga Zakaria dan Elizabeth yang sangat lama
menantikan hadirnya seorang anak. Juga tidak hanya untuk para tetangga dan
sanak-saudara yang kemudian ikut bersukacita. Namun, rahmat itu untuk banyak
orang karena kelahiran Yohanes Pembaptis membuka jalan bagi kehadiran Yesus. Ia
mempersiapkan umat yang akan menerima rahmat yang lebih besar, yakni Yesus
Kristus, Sang Juru Selamat.
Sementara itu, peristiwa sunat dan pemberian nama, semakin
menegaskan rencana dan kehendak Tuhan atas diri Yohanes Pembaptis. Pada waktu
itu, datanglah tetangga dan sanak saudaranya. Mereka
menghendaki agar ia diberi nama
seperti ayahnya, yakni Zakharia. Namun, Elizabet mengatakan bahwa ia harus dinamai “Yohanes” sesuai dengan nama yang disebut oleh
malaikat Gabriel pada waktu menyampaikan berita akan dikandungnya Yohanes
kepada Zakaria (Luk 1:13). Karena
Zakaria masih bisu, maka ketika mereka
bertanya perihal nama anak itu, Zakharia menulis “Namanya
adalah Yohanes” (Luk 1:63). Kata “Zakaria” berasal dari bahasa Ibrani yang artinya “Tuhan ingat” atau “Tuhan telah mengingat.”
Sedangkan, kata “Yohanes” berarti “Allah merahmati” atau “Allah merahimi”.
Dengan demikian, nama “Yohanes” hendak menyatakan kepada
kita, bahwa Tuhan tidak sekedar ingat kepada Elizabeth dan Zakaria sehingga
memberi mereka keturunan tetapi Tuhan itu penuh rahmat dan maha rahim. Kelahiran
Yohanes Pembaptis menjadi tanda dan permulaan karya besar Tuhan yang merahmati
dan merahimi umat-Nya. Oleh karena itu, “Tangan Tuhan menyertai dia. Anak itu
bertambah besar dan makin kuat rohnya” (Luk 1:80).
Rahmat dan kehariman Tuhan ini mencapai kepenuhannya dalam
diri Yesus Kristus, yang melaksanakan karya keselamatan bagi kita semua, orang
yang beriman kepada-Nya. Maka, setelah tiba saatnya berkarya, Yohanes mengajak orang banyak untuk bertobat dan menantikan
kedatangan Yesus. “Menjelang kedatangan Yesus, Yohanes telah menyerukan
kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis.
… [dengan demikian] kabar
keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita” (Kis 13:24.26).
Yohanes diutus Allah untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa.
“Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya
keselamatan yang daripada-Ku sampai ke ujung bumi” (Yes 49:6). Memang, terang yang
sesungguhnya adalah Yesus Kristus. Namun, Yohanes Pembaptis yang mempersiapkan
umat untuk mengimani Kristus pun juga menjadi terang. Ia menerangi umat
sehingga mereka dapat melihat hidup mereka yang menyimpang dan tidak lurus
sekaligus mengajak mereka untuk meluruskan jalan hidup mereka dengan cara
menerima dan mengimani Kristus. Dengan demikian, Yohanes membuka jalan
keselamatan bagi kita.
Marilah, pada Hari Raya Kelahiran St. Yohanes Pembaptis ini,
kita semakin memperteguh iman kita akan Allah yang penuh rahmat dan maha rahim.
Ia tidak hanya mengingat kita tetapi sekaligus mencurahkan rahmat dan
kerahiman-Nya kepada kita. Sebagai orang yang selalu menerima rahmat dan
kerahiman Tuhan, kita juga diutus untuk menjadi terang, tidak hanya bagi diri
kita sendiri tetapi juga bagi orang lain. Oleh karena itu, “hendaknya
terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik
dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Mat 5:16).
Rm. Ag. Agus Widodo, Pr