Bacaan Harian 16 - 22 Juli 2012
Senin, 16 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 1:11-17; Mzm 50:8-9,16bc-17.21.23; Mat 10:34-11:1
Siap Menderita. Suatu kali sahabat saya pergi berkunjung ke rumah temannya. Ia membawa sekantung jeruk sebagai buah tangan berhubung saat itu masih pekan Imlek. Tak disangka sang ayah mengecek jeruk-jeruk tersebut dan mendapati ada beberapa merk dalam kantung tersebut. Ia menyangka teman saya ini memberikan jeruk sisa, padahal teman saya sangat tulus dan sama sekali tidak bermaksud seperti itu. Sang ayah akhirnya tidak menyukai dan memarahi dia. Sama seperti bacaan Injil hari ini, (Matius 10:34) “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.” Menjadi pengikut Kristus bukan untuk mencari kesenangan dan ketentraman belaka, tapi harus selalu siap mengalami penderitaan dan penolakan.
Selasa, 17 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 7:1-9; Mzm 48:2-3a.3b-4.5-6.7-8; Mat 11:20-24
Menjaga Kepercayaan. Pernahkah kita merasa ditolak oleh orang lain? Bagaimana perasaan kita ketika ditolak oleh orang yang pernah kita bantu atau tolong? Pasti, kita merasa sakit dan kecewa. Dalam Injil ini, Yesus merasakan hal yang serupa ketika banyak kota tidak mau bertobat atau percaya pada-Nya. Padahal Yesus sudah melakukan berbagai mukjizat untuk menolong mereka. Kekecewaan ini membuat Yesus mengecam beberapa kota tersebut. Apakah kita ingin membuat Yesus kecewa karena tidak percaya kepada-Nya? Ataukah kita berani untuk bertobat setelah menyadari kehadiran dan pertolongan Yesus dalam hidup kita ini?
Rabu, 18 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 10:5-7.13-16; Mzm 94:5-6.7-8.9-10.14-15; Mat 11:25-27
Mengandalkan Yesus. Pada masa sekarang ini, banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi orang bijak dan pandai. Berbagai kursus dan seminar mereka ikuti demi mencapai kebijaksanaan dan kepandaian. Namun, pada Injil hari ini, Yesus justru bersyukur kepada Bapa karena orang bijak dan pandai tidak dapat mengenal-Nya. Justru, orang-orang kecillah yang mampu mengenali Yesus dan bergantung pada-Nya. Hal ini bukan berarti bahwa Yesus pilih kasih, melainkan orang bijak dan pandai terlalu mengandalkan diri dan kemampuannya sendiri sehingga tidak bisa menyadari karunia Allah yang hadir dalam hidup mereka. Maka, beranikah kita untuk menjadi orang-orang kecil yang bergantung kepada Yesus dan mengandalkan Yesus dalam hidup kita?
Kamis, 19 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 26:7-9.12.16-19; Mzm 102:13-14ab.15.16-18.19-21; Mat 11:28-30
Bersama kita bisa. Banyak orang yang melihat Injil hari ini sebagai ayat penghiburan, siapa pun yang letih lesu dan berbeban berat, yang datang kepada Yesus, akan diberi kelegaan. Namun pokok utama sebenarnya bukan soal pembebasan, melainkan bersama-sama. Sama seperti slogan SBY, “Bersama kita bisa!” Kelegaan dapat dialami ketika kita mau belajar dari Yesus bagaimana cara memikul kuk kita masing-masing. Sama halnya seperti ujian matematika, ketika kita sudah mengetahui rumus-rumus yang dibutuhkan, maka soal sepanjang apapun tidak terasa sulit. Kuk akan terasa ringan ketika kita tahu bagaimana cara memikulnya dengan belajar dari Dia yang lemah lembut dan rendah hati. Sudah siap memikul kuk kita masing-masing?
Jumat, 20 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 38:1-6.21-22.7-8; MT Yes.38:10.11.12abcd.16; Mat 12:1-8
Bersikap Bijaksana. Banyak orang yang hanya terikat dan terpaku pada aturan belaka tanpa melihat ada pengecualian-pengecualian lain di samping itu. Contohnya seperti orang-orang Farisi yang menegur Yesus karena para murid sedang memetik bulir gandum di hari Sabat, di mana menurut hukum pada masa itu setiap orang di hari Sabat tidak diperbolehkan melakukan kegiatan apapun. Bagaimana mungkin melarang orang yang sedang berusaha mencari makan di saat lapar meski saat itu adalah hari Sabat. Peristiwa ini mengingatkan kita untuk bersikap bijaksana dalam melihat peraturan. Bukan berarti kita harus melanggarnya, tapi bersikap toleran dan cermat dalam melaksanakannya. Peraturan dibuat untuk membantu kehidupan manusia dan demi kebaikan manusia itu sendiri, tetapi ada nilai-nilai lain yang lebih tinggi daripada sekedar taat pada peraturan. Di sinilah kita harus bijaksana dalam melihatnya.
Sabtu, 21 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Mi 2:1-5; Mzm 10:1-2.3-4.7-8.14; Mat 12:14-21
Bersikap Dewasa. Seringkali banyak dari antara kita yang suka terjebak dalam emosi-emosi yang muncul dalam diri kita ketika menghadapi sebuah situasi atau persoalan tertentu. Yesus mengajarkan kita untuk bersikap dewasa, bukan terjebak dalam situasi tersebut tetapi mencari jalan keluar yang terbaik. Ketika Yesus mengetahui niat jahat orang-orang Farisi untuk membunuh diri-Nya, Yesus tidak merasa takut, cemas atau bahkan malah menantang mereka. Tetapi Ia memutuskan untuk menyingkir karena ada tugas penting yang harus dia lakukan daripada terjebak dalam situasi itu. Siapkah kita untuk bersikap dewasa?
Minggu, 22 Juli 2012 : Hari Minggu Biasa XVI (H).
Yer 23:1-6; Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ef 2:13-18; Mrk 6:30-34
Istirahat itu penting. Ciri khas umat yang berada di kota besar adalah SIBUK. Rasanya waktu selalu saja kurang karena banyaknya jadwal dan aktivitas pada setiap harinya. Tak jarang waktu istirahat pun akhirnya dikorbankan untuk melakukan kegiatan yang lain. Di sini Yesus mengingatkan kita untuk tidak lupa beristirahat yang cukup karena kesehatan merupakan perkara yang penting, sama seperti Ia mengingatkan para murid untuk beristirahat setelah mereka melayani orang-orang. Bagaimana kita dapat mewartakan kebenaran apabila badan kita sendiri tidak sehat? Jadi, istirahatlah yang cukup sehingga kita selalu sehat dan siap untuk mewartakan Kerajaan Allah dan melayani sesama.
Renungan oleh: Y.L. Indra Kurniawan/Warta Regina Caeli
Senin, 16 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 1:11-17; Mzm 50:8-9,16bc-17.21.23; Mat 10:34-11:1
Siap Menderita. Suatu kali sahabat saya pergi berkunjung ke rumah temannya. Ia membawa sekantung jeruk sebagai buah tangan berhubung saat itu masih pekan Imlek. Tak disangka sang ayah mengecek jeruk-jeruk tersebut dan mendapati ada beberapa merk dalam kantung tersebut. Ia menyangka teman saya ini memberikan jeruk sisa, padahal teman saya sangat tulus dan sama sekali tidak bermaksud seperti itu. Sang ayah akhirnya tidak menyukai dan memarahi dia. Sama seperti bacaan Injil hari ini, (Matius 10:34) “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.” Menjadi pengikut Kristus bukan untuk mencari kesenangan dan ketentraman belaka, tapi harus selalu siap mengalami penderitaan dan penolakan.
Selasa, 17 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 7:1-9; Mzm 48:2-3a.3b-4.5-6.7-8; Mat 11:20-24
Menjaga Kepercayaan. Pernahkah kita merasa ditolak oleh orang lain? Bagaimana perasaan kita ketika ditolak oleh orang yang pernah kita bantu atau tolong? Pasti, kita merasa sakit dan kecewa. Dalam Injil ini, Yesus merasakan hal yang serupa ketika banyak kota tidak mau bertobat atau percaya pada-Nya. Padahal Yesus sudah melakukan berbagai mukjizat untuk menolong mereka. Kekecewaan ini membuat Yesus mengecam beberapa kota tersebut. Apakah kita ingin membuat Yesus kecewa karena tidak percaya kepada-Nya? Ataukah kita berani untuk bertobat setelah menyadari kehadiran dan pertolongan Yesus dalam hidup kita ini?
Rabu, 18 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 10:5-7.13-16; Mzm 94:5-6.7-8.9-10.14-15; Mat 11:25-27
Mengandalkan Yesus. Pada masa sekarang ini, banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi orang bijak dan pandai. Berbagai kursus dan seminar mereka ikuti demi mencapai kebijaksanaan dan kepandaian. Namun, pada Injil hari ini, Yesus justru bersyukur kepada Bapa karena orang bijak dan pandai tidak dapat mengenal-Nya. Justru, orang-orang kecillah yang mampu mengenali Yesus dan bergantung pada-Nya. Hal ini bukan berarti bahwa Yesus pilih kasih, melainkan orang bijak dan pandai terlalu mengandalkan diri dan kemampuannya sendiri sehingga tidak bisa menyadari karunia Allah yang hadir dalam hidup mereka. Maka, beranikah kita untuk menjadi orang-orang kecil yang bergantung kepada Yesus dan mengandalkan Yesus dalam hidup kita?
Kamis, 19 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 26:7-9.12.16-19; Mzm 102:13-14ab.15.16-18.19-21; Mat 11:28-30
Bersama kita bisa. Banyak orang yang melihat Injil hari ini sebagai ayat penghiburan, siapa pun yang letih lesu dan berbeban berat, yang datang kepada Yesus, akan diberi kelegaan. Namun pokok utama sebenarnya bukan soal pembebasan, melainkan bersama-sama. Sama seperti slogan SBY, “Bersama kita bisa!” Kelegaan dapat dialami ketika kita mau belajar dari Yesus bagaimana cara memikul kuk kita masing-masing. Sama halnya seperti ujian matematika, ketika kita sudah mengetahui rumus-rumus yang dibutuhkan, maka soal sepanjang apapun tidak terasa sulit. Kuk akan terasa ringan ketika kita tahu bagaimana cara memikulnya dengan belajar dari Dia yang lemah lembut dan rendah hati. Sudah siap memikul kuk kita masing-masing?
Jumat, 20 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Yes 38:1-6.21-22.7-8; MT Yes.38:10.11.12abcd.16; Mat 12:1-8
Bersikap Bijaksana. Banyak orang yang hanya terikat dan terpaku pada aturan belaka tanpa melihat ada pengecualian-pengecualian lain di samping itu. Contohnya seperti orang-orang Farisi yang menegur Yesus karena para murid sedang memetik bulir gandum di hari Sabat, di mana menurut hukum pada masa itu setiap orang di hari Sabat tidak diperbolehkan melakukan kegiatan apapun. Bagaimana mungkin melarang orang yang sedang berusaha mencari makan di saat lapar meski saat itu adalah hari Sabat. Peristiwa ini mengingatkan kita untuk bersikap bijaksana dalam melihat peraturan. Bukan berarti kita harus melanggarnya, tapi bersikap toleran dan cermat dalam melaksanakannya. Peraturan dibuat untuk membantu kehidupan manusia dan demi kebaikan manusia itu sendiri, tetapi ada nilai-nilai lain yang lebih tinggi daripada sekedar taat pada peraturan. Di sinilah kita harus bijaksana dalam melihatnya.
Sabtu, 21 Juli: Hari Biasa Pekan XV (H).
Mi 2:1-5; Mzm 10:1-2.3-4.7-8.14; Mat 12:14-21
Bersikap Dewasa. Seringkali banyak dari antara kita yang suka terjebak dalam emosi-emosi yang muncul dalam diri kita ketika menghadapi sebuah situasi atau persoalan tertentu. Yesus mengajarkan kita untuk bersikap dewasa, bukan terjebak dalam situasi tersebut tetapi mencari jalan keluar yang terbaik. Ketika Yesus mengetahui niat jahat orang-orang Farisi untuk membunuh diri-Nya, Yesus tidak merasa takut, cemas atau bahkan malah menantang mereka. Tetapi Ia memutuskan untuk menyingkir karena ada tugas penting yang harus dia lakukan daripada terjebak dalam situasi itu. Siapkah kita untuk bersikap dewasa?
Minggu, 22 Juli 2012 : Hari Minggu Biasa XVI (H).
Yer 23:1-6; Mzm 23:1-3a.3b-4.5.6; Ef 2:13-18; Mrk 6:30-34
Istirahat itu penting. Ciri khas umat yang berada di kota besar adalah SIBUK. Rasanya waktu selalu saja kurang karena banyaknya jadwal dan aktivitas pada setiap harinya. Tak jarang waktu istirahat pun akhirnya dikorbankan untuk melakukan kegiatan yang lain. Di sini Yesus mengingatkan kita untuk tidak lupa beristirahat yang cukup karena kesehatan merupakan perkara yang penting, sama seperti Ia mengingatkan para murid untuk beristirahat setelah mereka melayani orang-orang. Bagaimana kita dapat mewartakan kebenaran apabila badan kita sendiri tidak sehat? Jadi, istirahatlah yang cukup sehingga kita selalu sehat dan siap untuk mewartakan Kerajaan Allah dan melayani sesama.
Renungan oleh: Y.L. Indra Kurniawan/Warta Regina Caeli