Minggu, 15 Juli 2012
Hari Minggu Biasa XV
Pada hari Minggu dan hari-hari pesta wajib lainnya orang beriman berkewajiban untuk ambil bagian dalam Misa --- Kitab Hukum Kanonik, kan. 1247
Antifon Pembuka (Mzm 17:15)
Dalam kebenaran, aku akan memandang wajah-Mu, dan aku akan puasa waktu menyaksikan kemuliaan-Mu.
Doa Pagi
Allah Bapa kami maha pengasih dan penyayang, dalam diri Yesus Putra-Mu Engkau memilih kami menjadi putera dan puteri rahmat dan saksi-saksi kabar gembira. Berilah kami kekuatan dan ketabahan hati, agar dapat menunaikan tugas kami dengan setia dan gembira, penuh cinta kasih dan tanpa pamrih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Amos (7:12-15)
Sekali peristiwa, berkatalah Amazia, imam di Betel, kepada Amos, "Hai pelihat, pergilah, enyahlah ke tanah Yehuda! Carilah di sana makananmu, dan bernubuatlah juga di sana! Tetapi jangan lagi bernubuat di Betel, sebab Betel adalah tempat kudus raja dan bait suci kerajaan." Jawab Amos kepada Amazia, "Aku ini bukan nabi, dan tidak termasuk golongan para nabi, melainkan hanya seorang peternak dan pemungut buah ara hutan. Tetapi Tuhanlah yang mengambil aku dari pekerjaan menggiring kambing domba; Tuhan berfirman kepadaku: Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, mi = cis, 4/4, PS 815
Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 85:9ab+10.11-12.13-14)
1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Tuhan. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai? Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang yang bertakwa dan kemuliaan diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (Ef 1:3-14)
Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di surga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercela di hadapan-Nya. Dengan kasih, Allah telah menentukan kita menjadi anak-Nya oleh perantaraan Yesus Kristus sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita di dalam Dia yang dikasihi-Nya. Sebab dalam Kristus dan oleh darah-Nya, kita peroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang Ia limpahkan kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. Sebab Allah telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan segala sesuatu, baik yang di surga maupun yang di bumi, di dalam Kristus sebagai Kepala. Aku katakan "di dalam Kristus" karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan Allah, yakni yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan-keputusan kehendak-Nya; kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, ditentukan menjadi puji-pujian kemuliaan-Nya. Di dalam Dia, kamu pun telah mendengar Firman kebenaran, yaitu Injil keselamatan; dan setelah percaya akan Injil itu, kamu pun dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya itu. Dan, Roh Kudus ini adalah jaminan bahwa kita akan memperoleh seluruh warisan, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, Pelog Bem, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat (Ef 1:17-18)
Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata budi kita agar kita mengenal harapan panggilan kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:7-13)
Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat; roti pun tidak boleh dibawa, demikian pula bekal, dan uang dalam ikat pinggang; mereka boleh memakai alas kaki, tetapi tidak boleh memakai dua baju. Kata Yesus selanjutnya kepada murid-murid itu, "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu, dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, Mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Doa Malam
Tuhan Yesus, kami mendapatkan peneguhann-Mu hari ini, bahwa kami Engkau mengutus untuk menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta dan mengusir setan-setan. Tolonglah kami, kuatkanlah, lindungilah istirahat malam ini, ya Yesus. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.
Homili
MINGGU, 15 JULI 2012 – MINGGU BIASA XV/B
Am 7:12-15; Ef 3-10; Mrk 6:3-13
Hari-hari ini, banyak media massa, baik cetak maupun elektronik, memberitakan tentang pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang mengusung 6 pasang calon. Keenam tersebut sebelumnya telah mendaftarkan ke KPU Provinsi DKI (13-19 Maret 2012), kemudian berkampanye (24 Juni – 7 Juli 2012), sampai akhirnya diadakan pungutan suara tanggal 11 Juli kemarin. Proses ini menunjukkan bahwa keenam calon gubernur dan wakil gubernur yang jumlahnya menjadi 12 orang ini – kebetulan sama dengan jumlah 12 rasul – memang menghendaki jabatan tersebut. Mereka adalah orang-orang yang dengan sadar ingin dipilih menjadi pemimpin masyarakat.
Bacaan-bacaan hari ini juga memberitakan hal yang sama, yaitu mengenai Amos yang dipilih menjadi nabi (bac.I), kita yang dipilih menjadi kudus dan tak bercela (bac.II), dan 12 orang yang dipilih menjadi murid Yesus (Injil). Namun, kisah pemilihan dalam bacaan-bacaan ini amat berbeda dengan kisah pemilihan para calon gubernur DKI. Pemilihan untuk menjadi nabi dan rasul sama sekali tidak didasarkan pada kehendak yang dipilih tetapi melulu berdasar pada kehendak Tuhan yang memilih. Inilah panggilan.
Amos menjadi nabi bukan atas kehendaknya sendiri tetapi karena ia diambil oleh Allah. “Tuhanlah yang mengambil aku dari pekerjaan menggiring kambing domba. Tuhanlah yang berfirman kepadaku, ‘Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel’” (Am 7:15). Demikian pula, keduabelas murid. Mereka dipilih menjadi rasul, bukan karena mereka mencalonkan diri tetapi Yesuslah yang memanggil mereka. “Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid dan mengutus mereka berdua-dua” (Mrk 6:7). Dalam bacaan II, hal ini semakin ditegaskan oleh St. Paulus, bahwa Tuhanlah yang memilih kita sebelum dunia dijadikan. “Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan supaya kita kudus dan tak bercela di hadapan-Nya” (Ef 1:4).
Bertolak dari bacaan-bacaan ini, marilah kita memaknai panggilan dan perutusan kita sebagai pengikut dan murid-murid Kristus. Pertama, kita menjadi pengikut Kristus karena Tuhanlah yang menghendaki, memanggil, dan memilih kita. Demikian pula, kalau saat ini atau kelak kita dipanggil dan diutus menjadi imam, bruder, suster; menjadi bapak atau ibu; menjadi pelayan tertentu dalam Gereja, misalnya fungsionaris Dewan Paroki, Pengurus Lingkungan, Prodiakon, dll; itu semua juga karena kehendak Tuhan. Oleh karena itu, segala macam ambisi atau kehendak pribadi untuk aneka macam jabatan dalam Gereja, sudah semestinya dihindari.
Kedua, kesadaran bahwa segala macam jabatan dalam Gereja bahkan juga dalam masyarakat itu merupakan panggilan dari Tuhan akan membantu kita untuk membebaskan diri dari segala macam kepentingan pribadi. Karena Tuhan yang memanggil dan menempatkan kita pada posisi tertentu serta mengutus kita untuk suatu tugas dan tagung jawab tertentu, maka kita menjalankannya sesuai dengan kehendak Tuhan. Yang hendaknya kita utamakan dalam pelaksanaan tugas perutusan itu adalah pelayanan kepada sesama demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan orang-orang yang kita layani.
Ketiga, karena Tuhan yang memanggil dan mengutus kita, maka kita harus mengandalkan Tuhan. Sebab, kalau Tuhan memanggil dan memilih kita, itu berarti Dia bertanggungjawab menjamin hidup dan pelaksanaan tugas perutusan kita, seperti yang dialami para rasul. Sebelum diutus, mereka diberi kuasa untuk mengusir roh-roh jahat (Mrk 6:7b). Mereka juga dilarang membawa bekal atau uang supaya mereka sungguh mengandalkan Tuhan dan segera kembali lagi kepada-Nya (Mrk 6:30). Kalau mereka membawa bekal, mereka bisa berlama-lama, malahan bisa lupa untuk kembali. Maka, penting bagi kita untuk setiap kali kembali kepada Tuhan untuk mempertanggungjawabkan tugas perutusan kita sekaligus mohon berkat bagi tugas perutusan selanjutnya. Doa merupakan kesempatan bagi kita untuk kembali kepada Tuhan setelah kita menjalankan tugas perutusan kita.
Keempat, seperti para murid yang diutus untuk memberitakan bahwa orang harus bertobat dan untuk mengusir roh-roh jahat serta menyembuhkan orang-orang sakit (Mrk 6:13), kita pun diutus untuk hal yang sama. Apa pun jabatan kita, di mana pun posisi kita, dan apa pun tugas perutusan atau pekerjaan kita, kita harus mewartakan pertobatan dan mengusir segala macam kejahatan yang ada di sekitar kita. Yang diusir bukan orang jahatnya tetapi perbuatan jahatnya, dengan harapan supaya mereka bertobat, disembuhkan dan akhirnya menjadi orang baik.
Keempat pemaknaan mengenai panggilan dan perutusan kita sebagai murid-murid Kristus di atas, akan membantu kita untuk hidup kudus dan tak bercela di hadapan Allah (Ef1:4). Inilah panggilan setiap orang, sebagaimana ditegaskan dan dihayati oleh St. Paulus. Melalui hidup dan tugas perutusan yang kita maknai dan kita hayati demikian, kita juga memuji dan memuliakan Tuhan yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam surga (Ef 1:3). Kita telah menerima berkat melimpah dari Tuhan, maka marilah kita bagikan berkat itu dengan menghayati tugas perutusan kita sebaik-baiknya.
Hari Minggu Biasa XV
Pada hari Minggu dan hari-hari pesta wajib lainnya orang beriman berkewajiban untuk ambil bagian dalam Misa --- Kitab Hukum Kanonik, kan. 1247
Antifon Pembuka (Mzm 17:15)
Dalam kebenaran, aku akan memandang wajah-Mu, dan aku akan puasa waktu menyaksikan kemuliaan-Mu.
Doa Pagi
Allah Bapa kami maha pengasih dan penyayang, dalam diri Yesus Putra-Mu Engkau memilih kami menjadi putera dan puteri rahmat dan saksi-saksi kabar gembira. Berilah kami kekuatan dan ketabahan hati, agar dapat menunaikan tugas kami dengan setia dan gembira, penuh cinta kasih dan tanpa pamrih. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
Bacaan dari Nubuat Amos (7:12-15)
"Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku."
Sekali peristiwa, berkatalah Amazia, imam di Betel, kepada Amos, "Hai pelihat, pergilah, enyahlah ke tanah Yehuda! Carilah di sana makananmu, dan bernubuatlah juga di sana! Tetapi jangan lagi bernubuat di Betel, sebab Betel adalah tempat kudus raja dan bait suci kerajaan." Jawab Amos kepada Amazia, "Aku ini bukan nabi, dan tidak termasuk golongan para nabi, melainkan hanya seorang peternak dan pemungut buah ara hutan. Tetapi Tuhanlah yang mengambil aku dari pekerjaan menggiring kambing domba; Tuhan berfirman kepadaku: Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, mi = cis, 4/4, PS 815
Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 85:9ab+10.11-12.13-14)
1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Tuhan. Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai? Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang yang bertakwa dan kemuliaan diam di negeri kita.
2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasilnya. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Efesus (Ef 1:3-14)
"Di dalam Kristus Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan."
Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di surga. Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercela di hadapan-Nya. Dengan kasih, Allah telah menentukan kita menjadi anak-Nya oleh perantaraan Yesus Kristus sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita di dalam Dia yang dikasihi-Nya. Sebab dalam Kristus dan oleh darah-Nya, kita peroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa menurut kekayaan kasih karunia-Nya, yang Ia limpahkan kepada kita dalam segala hikmat dan pengertian. Sebab Allah telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan segala sesuatu, baik yang di surga maupun yang di bumi, di dalam Kristus sebagai Kepala. Aku katakan "di dalam Kristus" karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan Allah, yakni yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan-keputusan kehendak-Nya; kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, ditentukan menjadi puji-pujian kemuliaan-Nya. Di dalam Dia, kamu pun telah mendengar Firman kebenaran, yaitu Injil keselamatan; dan setelah percaya akan Injil itu, kamu pun dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya itu. Dan, Roh Kudus ini adalah jaminan bahwa kita akan memperoleh seluruh warisan, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = a, 4/4, Pelog Bem, PS 962
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat (Ef 1:17-18)
Bapa Tuhan kita Yesus Kristus menerangi mata budi kita agar kita mengenal harapan panggilan kita.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus (6:7-13)
"Yesus mengutus murid-murid-Nya."
Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat, dan berpesan kepada mereka supaya jangan membawa apa-apa dalam perjalanan, kecuali tongkat; roti pun tidak boleh dibawa, demikian pula bekal, dan uang dalam ikat pinggang; mereka boleh memakai alas kaki, tetapi tidak boleh memakai dua baju. Kata Yesus selanjutnya kepada murid-murid itu, "Kalau di suatu tempat kamu sudah diterima dalam suatu rumah, tinggallah di situ sampai kamu berangkat dari tempat itu. Kalau ada suatu tempat yang tidak mau menerima kamu, dan kalau mereka tidak mau mendengarkan kamu, keluarlah dari situ dan kebaskanlah debu yang di kakimu sebagai peringatan bagi mereka." Lalu pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, Mereka mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan menyembuhkan mereka.
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Doa Malam
Tuhan Yesus, kami mendapatkan peneguhann-Mu hari ini, bahwa kami Engkau mengutus untuk menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang kusta dan mengusir setan-setan. Tolonglah kami, kuatkanlah, lindungilah istirahat malam ini, ya Yesus. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.
Homili
MINGGU, 15 JULI 2012 – MINGGU BIASA XV/B
Am 7:12-15; Ef 3-10; Mrk 6:3-13
Hari-hari ini, banyak media massa, baik cetak maupun elektronik, memberitakan tentang pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang mengusung 6 pasang calon. Keenam tersebut sebelumnya telah mendaftarkan ke KPU Provinsi DKI (13-19 Maret 2012), kemudian berkampanye (24 Juni – 7 Juli 2012), sampai akhirnya diadakan pungutan suara tanggal 11 Juli kemarin. Proses ini menunjukkan bahwa keenam calon gubernur dan wakil gubernur yang jumlahnya menjadi 12 orang ini – kebetulan sama dengan jumlah 12 rasul – memang menghendaki jabatan tersebut. Mereka adalah orang-orang yang dengan sadar ingin dipilih menjadi pemimpin masyarakat.
Bacaan-bacaan hari ini juga memberitakan hal yang sama, yaitu mengenai Amos yang dipilih menjadi nabi (bac.I), kita yang dipilih menjadi kudus dan tak bercela (bac.II), dan 12 orang yang dipilih menjadi murid Yesus (Injil). Namun, kisah pemilihan dalam bacaan-bacaan ini amat berbeda dengan kisah pemilihan para calon gubernur DKI. Pemilihan untuk menjadi nabi dan rasul sama sekali tidak didasarkan pada kehendak yang dipilih tetapi melulu berdasar pada kehendak Tuhan yang memilih. Inilah panggilan.
Amos menjadi nabi bukan atas kehendaknya sendiri tetapi karena ia diambil oleh Allah. “Tuhanlah yang mengambil aku dari pekerjaan menggiring kambing domba. Tuhanlah yang berfirman kepadaku, ‘Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-Ku Israel’” (Am 7:15). Demikian pula, keduabelas murid. Mereka dipilih menjadi rasul, bukan karena mereka mencalonkan diri tetapi Yesuslah yang memanggil mereka. “Sekali peristiwa, Yesus memanggil kedua belas murid dan mengutus mereka berdua-dua” (Mrk 6:7). Dalam bacaan II, hal ini semakin ditegaskan oleh St. Paulus, bahwa Tuhanlah yang memilih kita sebelum dunia dijadikan. “Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan supaya kita kudus dan tak bercela di hadapan-Nya” (Ef 1:4).
Bertolak dari bacaan-bacaan ini, marilah kita memaknai panggilan dan perutusan kita sebagai pengikut dan murid-murid Kristus. Pertama, kita menjadi pengikut Kristus karena Tuhanlah yang menghendaki, memanggil, dan memilih kita. Demikian pula, kalau saat ini atau kelak kita dipanggil dan diutus menjadi imam, bruder, suster; menjadi bapak atau ibu; menjadi pelayan tertentu dalam Gereja, misalnya fungsionaris Dewan Paroki, Pengurus Lingkungan, Prodiakon, dll; itu semua juga karena kehendak Tuhan. Oleh karena itu, segala macam ambisi atau kehendak pribadi untuk aneka macam jabatan dalam Gereja, sudah semestinya dihindari.
Kedua, kesadaran bahwa segala macam jabatan dalam Gereja bahkan juga dalam masyarakat itu merupakan panggilan dari Tuhan akan membantu kita untuk membebaskan diri dari segala macam kepentingan pribadi. Karena Tuhan yang memanggil dan menempatkan kita pada posisi tertentu serta mengutus kita untuk suatu tugas dan tagung jawab tertentu, maka kita menjalankannya sesuai dengan kehendak Tuhan. Yang hendaknya kita utamakan dalam pelaksanaan tugas perutusan itu adalah pelayanan kepada sesama demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan orang-orang yang kita layani.
Ketiga, karena Tuhan yang memanggil dan mengutus kita, maka kita harus mengandalkan Tuhan. Sebab, kalau Tuhan memanggil dan memilih kita, itu berarti Dia bertanggungjawab menjamin hidup dan pelaksanaan tugas perutusan kita, seperti yang dialami para rasul. Sebelum diutus, mereka diberi kuasa untuk mengusir roh-roh jahat (Mrk 6:7b). Mereka juga dilarang membawa bekal atau uang supaya mereka sungguh mengandalkan Tuhan dan segera kembali lagi kepada-Nya (Mrk 6:30). Kalau mereka membawa bekal, mereka bisa berlama-lama, malahan bisa lupa untuk kembali. Maka, penting bagi kita untuk setiap kali kembali kepada Tuhan untuk mempertanggungjawabkan tugas perutusan kita sekaligus mohon berkat bagi tugas perutusan selanjutnya. Doa merupakan kesempatan bagi kita untuk kembali kepada Tuhan setelah kita menjalankan tugas perutusan kita.
Keempat, seperti para murid yang diutus untuk memberitakan bahwa orang harus bertobat dan untuk mengusir roh-roh jahat serta menyembuhkan orang-orang sakit (Mrk 6:13), kita pun diutus untuk hal yang sama. Apa pun jabatan kita, di mana pun posisi kita, dan apa pun tugas perutusan atau pekerjaan kita, kita harus mewartakan pertobatan dan mengusir segala macam kejahatan yang ada di sekitar kita. Yang diusir bukan orang jahatnya tetapi perbuatan jahatnya, dengan harapan supaya mereka bertobat, disembuhkan dan akhirnya menjadi orang baik.
Keempat pemaknaan mengenai panggilan dan perutusan kita sebagai murid-murid Kristus di atas, akan membantu kita untuk hidup kudus dan tak bercela di hadapan Allah (Ef1:4). Inilah panggilan setiap orang, sebagaimana ditegaskan dan dihayati oleh St. Paulus. Melalui hidup dan tugas perutusan yang kita maknai dan kita hayati demikian, kita juga memuji dan memuliakan Tuhan yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam surga (Ef 1:3). Kita telah menerima berkat melimpah dari Tuhan, maka marilah kita bagikan berkat itu dengan menghayati tugas perutusan kita sebaik-baiknya.
Rm. Ag. Agus Widodo, Pr
Last edited by rich; July 13rd, 2012 at 16:09 PM.