| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Surat Kepada Keluarga bulan Juli 2012

Kenangan Manis itu namanya kebersamaan

Waktu pelukan sayang dinikmati dalam haru dan rasa nyaman

Saat itu menjadi perpanjangan pengharapan

Bahwa keberadaanku diperhitungkan dan diterima baik



Terima kasih masa lalu

Engkau membawaku terbang tinggi ke tengah lautan manusia

Membuatku merasa lebih berarti di dunia ini

Melalui penggalan saat masa lalu bersama orang tuaku





Selamat berjumpa lagi keluarga-keluarga di Keuskupan Agung Jakarta!

Semoga Anda semua mengalami saat-saat liburan bersama keluarga, khususnya anak-anak, yang menggembirakan. Semoga Anda telah berani memperjuangkan saat bersama yang membawa sukacita yang akan dikenang oleh orang-orang yang Anda kasihi. Sekali lagi saya ucapkan selamat berlibur dan menikmati saat bersama!

Waktu saya kanak-kanak, ayah-ibu saya selalu memberi waktu untuk kami, anak-anaknya, berlibur mengunjungi nenek dan paman-bibi serta sepupu-sepupu di Semarang. Pulang kampung merupakan saat yang menyenangkan, meskipun hanya 1-2 minggu bersama kerabat yang jauh. Ayah ibu saya memberi waktu juga untuk kami bermain di rumah Oom dan tante saya di belahan lain kota Jakarta ini. Semua itu kami lakukan bersama, tanpa biaya banyak, karena ayah saya memang belum mapan ekonominya.

Ketika saya SMA, saya ingat ibu saya selalu minta maaf, karena tidak dapat memberi kesempatan banyak untuk tamasya dan jalan-jalan; tidak mampu mengajak kami waktu kecil ke tempat-tempat wisata yang mahal. Saya dan kakak serta adik merasa heran dengan pernyataan yang diulang-ulang itu. Kami tidak pernah merasakan kekurangan saat menyenangkan, tetapi mengapa ibu selalu “minta maaf” karena hal itu? Kakak adik saya juga merasakan yang sama: tak merasa kehilangan masa kecil hanya karena tidak wisata ke tempat-tempat mahal dan menakjubkan.

Kami justru menikmati saat bersama secara berkelimpahan! Saya hanya ingat Ayah saya menemani kami beberapa hari dengan ambil cuti kerja. Ibu saya, seorang ibu rumah tangga, juga selalu menemani kami berlibur dan malah memasak buat kami dan keluarga besar di tempat liburan. Permainan murah dan bersama sampai hari ini masih menjadi kenangan manis saya, kakak-adik, dan bahkan sepupu-sepupu saya.

Barangkali kita berpikir bahwa sekarang saat bersama itu saat mahal. Akan tetapi, jika Bapak-Ibu sekalian mengerti apa yang dibutuhkan batin setiap anak-anak, Anda akan tahu bahwa saat itu akan menjadi sekaligus kenangan manis dan berharga tanpa harus membayar mahal. Kenangan itu membawa keyakinan pada anak-anak bahwa mereka diterima, diperhatikan, dididik, dan diberi hadiah atas kesibukan dan kerja keras selama ini.

Kenangan itu dihias dengan pelukan ayah ibu, kerepotan mereka, kecerewetan mereka, komentar-komentar, dan perintah-perintah mereka yang menyentuh ingatan anak-anak. Sebaliknya, saat-saat bersama menjadi mahal karena kita membiarkan kebutuhan melambung dan menakutkan kita akan masa depan yang entah bagaimana akan terjadi. Kebersamaan itu mahal, karena kita harus “menjual” rasa takut, rasa cemas, rasa sibuk, dan ketidakpercayaan kita akan hal-hal sederhana.

Kita mengkhawatirkan masa depan, padahal masa depan itu diciptakan sekarang ini. Kita telah membayar sangat mahal untuk setiap ketakutan kita. Waktu-waktu habis untuk pekerjaan; kesehatan kurang diperhatikan; dan orang-orang yang dicintai ditinggalkan. Ketika saat bersama diciptakan, inilah re-kreasi sebenarnya. Anda dan keluarga diciptakan kembali, di-charge dan dibawa kembali ke Nazareth Anda masing masing.

Para orang tua terkasih, jangan membawa terlalu banyak peraturan dan disiplin yang membuat Anda menjadi menakutkan dan meresahkan keluarga. Bawalah hati Anda sepenuhnya. Ciptakan suasana nyaman dan penuh cinta melalui kehadiran Anda. Jangan menipu dan bersandiwara. Anak-anak akan tahu apakah Anda menerima dan mengasihi mereka, melalui bahasa tubuh, kata-kata, mendengarkan, pemberian, doa-doa, dan apapun yang Anda lakukan bersama mereka dan pasangan.

Hargailah anak-anak bila mereka berprestasi, melakukan hal-hal baik, memberi Anda sesuatu yang baik, atau sekedar mengambilkan minum untuk Anda. Pujian, hadiah kecil, adalah hal-hal yang membesarkan hati bila disampaikan dengan tulus dan asli. Ciptakan kenangan indah bukan hanya dengan “kehadiran tubuh” atau “setor muka”, tetapi seluruh keberadaan lahir batin yang akan membuat Anda sekeluarga merasa nyaman bersama.

Ada pesan kecil yang ingin saya sampaikan, semoga di sela-sela masa bersama ini, Anda mengingat saat berdoa sebagai yang menyempurnakan “quality time” (saat berharga) keluarga Anda. Jangan membiarkan hari minggu tanpa mengikuti ekaristi/misa kudus. Berilah kesempatan membangun kebiasaan berdoa untuk memulai makan bersama, tidur bersama, atau sebelum berangkat dan pulang tamasya.

Keluarga-keluarga Keuskupan Agung Jakarta yang terkasih, tentu sebagian dari Anda ada yang sibuk mempersiapkan sekolah anak-anak. Berilah waktu bersama juga untuk melatih mereka memikirkan pendidikan mereka sendiri. Jangan paksakan sesuatu yang memang tidak mereka sukai sendiri. Kebebasan memilih dan melatih anak-anak memilih harus dimulai dari hal-hal sederhana, seperti memilih tempat liburan, tempat makan bersama, sampai hal-hal penting seperti jurusan sekolah, dll.

Anda bisa menghadirkan diri sebagai penasihat yang bijaksana, inspiratif, informatif, tetapi tidak memaksakan kehendak. Berilah anak-anak informasi yang baik dan lengkap, termasuk informasi iman dalam hal pendidikan formal mereka. Melalui cara ini, anak-anak akan mengenali kebutuhan, kemampuan, dan minat mereka sendiri. Jika ini telah dilakukan, lengkaplah “quality time” Anda bersama keluarga. Saat bersama menjadi saat menggembirakan, penuh berkat dan futuristik (mengarah ke masa depan) juga, bukan?





Salam dalam Keluarga Kudus Nazareth



Rm. Alexander Erwin Santoso MSF

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy