Kamis, 09 Agustus 2012
Hari Biasa Pekan XVIII
“Kewaspadaan adalah penjaga hati” (Katekismus Gereja Katolik, 2849)
Antifon Pembuka (Yer 31:33)
Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka, dan menuliskannya dalam hati mereka. Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka menjadi umat-Ku.
Doa Pagi
Bapa, Engkau mengikat perjanjian yang begitu luhur dengan manusia yang lemah ini. Meski manusia sering melukai hati-Mu namun Engkau tetap mau mengampuni. Semoga hari ini aku juga dapat melakukan kehendak-Mu melalui tugas-tugasku dan berilah rahmat-Mu supaya aku mampu menerima diriku dan sesama. Amin.
Dengan pengalaman ketidaksetiaan Israel, Allah merencanakan perjanjian yang lebih baik. Perjanjian itu merupakan suara batin yang menggantikan Taurat. Dengan sendirinya, setiap orang akan mengenal dan mengerti Allah, jika mau terbuka terhadap suara hatinya. Dengan demikian Tuhan dikenal tidak lagi melalui kitab, tetapi lewat hati nurani yaitu cahaya hati yang menerangi. Inilah nubuat awali tentang Roh Kudus yang menuntun pada seluruh kebenaran.
Bacaan dari Kitab Yeremia (31:31-34)
Beginilah sabda Tuhan, “Sungguh, akan datang waktunya Aku akan mengikat perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuikat dengan nenek moyang mereka, ketika Aku memegang tangan mereka dan membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Perjanjian-Ku itu sudah mereka ingkari meskipun Akulah tuan yang berkuasa atas mereka,” demikianlah sabda Tuhan. “Tetapi beginilah perjanjian yang Kuikat dengan kaum Israel sesudah waktu itu,” demikianlah sabda Tuhan, “Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka, dan menuliskannya dalam hati mereka. Maka Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan, “Kenallah Tuhan!” Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku,” demikianlah sabda Tuhan, “Sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka, dan takkan lagi mengingat dosa mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = as, 4/4, PS 826
Ref. Curahkan rahmat dalam hatiku ciptakan hati dan semangat baru.
Ayat. (Mzm 51:12-15.18-19: R:12a)
1. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
2. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang durhaka, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 16:18)
Engkau adalah Petrus, di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya.
Tokoh sekaliber Petrus, hari ini mengalami peristiwa yang sungguh kontradiksi dalam waktu yang singkat. Baru saja dipuji Yesus karena pengakuannya ‘Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup!’ sejenak kemudian ditegur Yesus dengan keras, karena menghalangi-Nya untuk menderita sengsara. Kata yang digunakan Yesus sama dengan yang digunakan-Nya saat mengusir setan yang menggoda-Nya di padang gurun. Sungguh tragis! Petrus lupa bahwa penderitaan merupakan hakikat kehidupan manusia.
"Engkau adalah Petrus. dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku."
Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau, Simon anak Yunus, sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu, ‘Engkaulah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku, dan alam maut takkan menguasainya. Kepadamu akan kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa saja yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa saja yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.” Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya memberitahukan kepada siapa pun, bahwa Dialah Mesias. Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem, dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia, katanya, “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Tetapi Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus, “Enyahlah Iblis! Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab Engkau memikirkan bukan yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Petrus atas nama rekan-rekannya mengakui Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup. Ia lalu dipuji oleh Yesus, dan bahkan dipercayakan memegang kunci Kerajaan Surga. Namun pengakuan iman ini perlu harus dimurnikan. Petrus masih melihatnya dari sudut pandangnya sendiri. Mesias yang sesungguhnya adalah Dia yang menderita, dibunuh dan bangkit kembali untuk menyelamatkan umat manusia. Kita juga dipanggil untuk percaya kepada Dia yang datang untuk menyelamatkan kita. Dan cara yang ditempuh-Nya adalah lewat jalan derita dan salib.
Doa Malam
Tuhan Yesus, terima kasih atas penyertaan-Mu dalam kegiatanku hari ini. Engkau mengenal kelemahan dan kelebihanku dalam menjalankan kehendak-Mu. Buatlah aku untuk semakin bertumbuh dalam iman sehingga kebahagiaan selalu menyertaiku; sebab Engkaulah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Amin.
Hari Biasa Pekan XVIII
“Kewaspadaan adalah penjaga hati” (Katekismus Gereja Katolik, 2849)
Antifon Pembuka (Yer 31:33)
Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka, dan menuliskannya dalam hati mereka. Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka menjadi umat-Ku.
Doa Pagi
Bapa, Engkau mengikat perjanjian yang begitu luhur dengan manusia yang lemah ini. Meski manusia sering melukai hati-Mu namun Engkau tetap mau mengampuni. Semoga hari ini aku juga dapat melakukan kehendak-Mu melalui tugas-tugasku dan berilah rahmat-Mu supaya aku mampu menerima diriku dan sesama. Amin.
Dengan pengalaman ketidaksetiaan Israel, Allah merencanakan perjanjian yang lebih baik. Perjanjian itu merupakan suara batin yang menggantikan Taurat. Dengan sendirinya, setiap orang akan mengenal dan mengerti Allah, jika mau terbuka terhadap suara hatinya. Dengan demikian Tuhan dikenal tidak lagi melalui kitab, tetapi lewat hati nurani yaitu cahaya hati yang menerangi. Inilah nubuat awali tentang Roh Kudus yang menuntun pada seluruh kebenaran.
Bacaan dari Kitab Yeremia (31:31-34)
"Aku akan mengikat perjanjian baru, dan takkan lagi mengingat dosa mereka."
Beginilah sabda Tuhan, “Sungguh, akan datang waktunya Aku akan mengikat perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, bukan seperti perjanjian yang telah Kuikat dengan nenek moyang mereka, ketika Aku memegang tangan mereka dan membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Perjanjian-Ku itu sudah mereka ingkari meskipun Akulah tuan yang berkuasa atas mereka,” demikianlah sabda Tuhan. “Tetapi beginilah perjanjian yang Kuikat dengan kaum Israel sesudah waktu itu,” demikianlah sabda Tuhan, “Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka, dan menuliskannya dalam hati mereka. Maka Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan, “Kenallah Tuhan!” Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku,” demikianlah sabda Tuhan, “Sebab Aku akan mengampuni kesalahan mereka, dan takkan lagi mengingat dosa mereka.”
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = as, 4/4, PS 826
Ref. Curahkan rahmat dalam hatiku ciptakan hati dan semangat baru.
Ayat. (Mzm 51:12-15.18-19: R:12a)
1. Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
2. Berilah aku sukacita karena keselamatan-Mu, dan teguhkanlah roh yang rela dalam diriku. Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang durhaka, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 952
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Mat 16:18)
Engkau adalah Petrus, di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku, dan alam maut tidak akan menguasainya.
Tokoh sekaliber Petrus, hari ini mengalami peristiwa yang sungguh kontradiksi dalam waktu yang singkat. Baru saja dipuji Yesus karena pengakuannya ‘Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup!’ sejenak kemudian ditegur Yesus dengan keras, karena menghalangi-Nya untuk menderita sengsara. Kata yang digunakan Yesus sama dengan yang digunakan-Nya saat mengusir setan yang menggoda-Nya di padang gurun. Sungguh tragis! Petrus lupa bahwa penderitaan merupakan hakikat kehidupan manusia.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (16:13-23)
"Engkau adalah Petrus. dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku."
Sekali peristiwa Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi. Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka, “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis; ada juga yang mengatakan: Elia, dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus, “Engkaulah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya, “Berbahagialah engkau, Simon anak Yunus, sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku di surga. Dan Aku pun berkata kepadamu, ‘Engkaulah Petrus, dan di atas batu karang ini akan Kudirikan jemaat-Ku, dan alam maut takkan menguasainya. Kepadamu akan kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa saja yang kauikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa saja yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di surga.” Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya memberitahukan kepada siapa pun, bahwa Dialah Mesias. Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem, dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Dia, katanya, “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.” Tetapi Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus, “Enyahlah Iblis! Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab Engkau memikirkan bukan yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Petrus atas nama rekan-rekannya mengakui Yesus sebagai Mesias, Anak Allah yang hidup. Ia lalu dipuji oleh Yesus, dan bahkan dipercayakan memegang kunci Kerajaan Surga. Namun pengakuan iman ini perlu harus dimurnikan. Petrus masih melihatnya dari sudut pandangnya sendiri. Mesias yang sesungguhnya adalah Dia yang menderita, dibunuh dan bangkit kembali untuk menyelamatkan umat manusia. Kita juga dipanggil untuk percaya kepada Dia yang datang untuk menyelamatkan kita. Dan cara yang ditempuh-Nya adalah lewat jalan derita dan salib.
Doa Malam
Tuhan Yesus, terima kasih atas penyertaan-Mu dalam kegiatanku hari ini. Engkau mengenal kelemahan dan kelebihanku dalam menjalankan kehendak-Mu. Buatlah aku untuk semakin bertumbuh dalam iman sehingga kebahagiaan selalu menyertaiku; sebab Engkaulah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Amin.
RUAH