| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Minggu, 12 Agustus 2012 - Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga


Minggu, 12 Agustus 2012
Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga

Bacaan dari Kitab Wahyu (11:19a; 12:1-6a.10ab)
"Seorang perempuan berselubungkan matahari dengan bulan di bawah kakinya."
Aku, Yohanes, melihat Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu. Lalu tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung. Dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan, ia berteriak kesakitan. Maka tampaklah suatu tanda lain di langit: Seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Ekornya menyapu sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkannya. Dan perempuan itu melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. Tetapi tiba-tiba Anak itu direnggut dan dibawa lari kepada Allah dan ke hadapan tahta-Nya. Lalu perempuan itu lari ke padang gurun, di mana Allah telah menyediakan suatu tempat baginya. Kemudian aku mendengar suara yang nyaring di surga, “Sekarang telah tiba keselamatan, kuasa dan pemerintahan Allah kita! Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah! Sebab para pendakwa yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah, telah dilemparkan ke bawah!”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do=d, 2/2, PS 861
Ref. Segala keturunan akan menyebut aku bahagia
Ayat. (Mzm 45:10-12.16 Ul:10d)
1. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu, Lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya.
2. Di antara mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari ofir.
3. Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:20-26)
"Kristus sebagai buah sulung, sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya."
Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tibalah kesudahan, yaitu bilamana Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh terakhir, yang Ia binasakan ialah maut.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do=f, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat: Maria diangkat ke surga, para malaikat bergembira.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:39-56)
"Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan meninggikan orang-orang yang rendah."
Beberapa waktu sesudah kedatangan malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring; “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.” Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memerhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah Kudus. Rahmat-Nya turun temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya, Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

=============================
RENUNGAN
Hari ini, 12 Agustus 2012, kita merayakan Bunda Maria yang diangkat ke surga. Sekaligus, di bulan Agustus ini kita juga secara khusus menjadikannya sebaga Bulan Ajaran Sosial Gereja (BASG). Bagaimana kita mau mengkaitkan perayaan iman Bunda Maria diangkat ke surga dengan Ajaran Sosial Gereja?
Dalam Bacaan Injil, kita mendengarkan “Magnificat” - Kidung Pujian Maria (Luk 1:46-56). Maria bergembira dan memuliakan Tuhan karena Tuhan memperhatikan dan memihak umat-Nya yang rendah, lemah, miskin, dan tak berdaya. Dan, persis, inilah inti pokok Ajaran Sosial Gereja: Gereja harus menjadi tanda dan sarana kehadiran Allah yang memperhatikan dan memihak umat-Nya yang mengalami masalah-masalah sosial. Ajaran Sosial Gereja mengajak Gereja untuk melakukan tindakan nyata guna menolong dan menyelamatkan orang-orang yang lemah, miskin, dan difabel, yang oleh masyarakat seringkali justru direndahkan, ditindas dan disingkirkan.
Melalui kidungnya, Maria memuji Allah, karena “rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa” (ay.50-53).
Maria menyebut dua kelompok orang. Yang pertama pertama adalah “Orang-orang yang takut akan Dia”, ”orang-orang yang rendah”, dan ”orang yang lapar”. Yang kedua adalah “orang-orang yang congkak hatinya”, ”orang-orang yang berkuasa”, dan ”orang yang kaya”. Di antara dua kelompok itu, Allah berdiri di kelompok pertama. Ia memihak dan menolong mereka yang takut akan Allah, yang rendah, dan yang lapar. Kalau mau dibahasakan dengan bahasa Ardas KAS 2011-1015, berarti Allah memihak, solider, memperhatikan, dan menolong mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel.
Sebelumnya, Maria telah menerima tugas perutusan untuk mengandung dan melahirkan Sang Juru Selamat, yakni Yesus Kristus. Dengan mengatakan, “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu”, Maria secara sadar dan bebas menyediakan diri untuk dipakai oleh Allah guna menghadirkan Penyelamat dunia. Maka, amat layak dan sepantasnya kalau Maria diangkat dan dimuliakan di Surga, sebab melalui dialah, lahir Sang Penyelamat dunia, Yesus Kristus.
Yesus Kristus inilah yang melaksanakan secara sempurna dan penuh solidaritas dan keberpihakan Allah terhadap manusia yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Inilah yang dinyatakan pada saat-saat awal karya-Nya, “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang. Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya” (Luk 4:18-19.21).
Sekarang, tugas Maria untuk menghadirkan Kristus yang memperhatikan, memihak, solider, dan menolong mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel diberikan kepada Gereja. Sebagaimana 2000 tahun yang lalu, Maria telah melahirkan Yesus, kita pun dipanggil dan diutus untuk menghadirkan Yesus pada zaman sekarang. Inilah tugas perutusan utama kita, yakni menjadi tanda dan sarana kehadiran Kristus.
Bukankah kita telah merumuskan jati diri kita sebagai “persekutuan paguyuban murid-murid Yesus Kristus” (lih. Ardas KAS 2011-2015, alinea pertama). Dengan demikian, kita hendaknya semakin menyadari bahwa kita adalah murid-murid Kristus. Salah satu tugas murid adalah meneruskan apa yang telah dilakukan oleh Sang Guru. Maka, sebagaimana Yesus telah memihak, solider, memperhatikan, dan menolong mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel, kita juga harus melakukan yang sama.
Semoga, kita dapat semakin setia menjadi tanda dan sarana kehadiran Kristus, seperti Maria yang telah menjadi sarana bagi kelahiran Yesus Kristus di dunia ini. Dengan demikian, semoga kelak kita pun juga diperkenankan untuk mengalami kemuliaan surgawi, sebagaimana telah dialami oleh Bunda Maria.

Rm. Ag. Agus Widodo, Pr

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy