Sore Menjelang Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga (Holy Day of Obligation - Hari Raya Wajib, khusus Indonesia sudah dirayakan hari Sabtu-Minggu 11-12 Agustus 2012, bacaan liturgi menggunakan bacaan Hari Rabu, Pekan Biasa XIX)
Santa Perawan Maria diangkat ke surga, dengan jiwa dan raga, untuk memerintah di sana sebagai Ratu di sebelah kanan Raja segala abad, tidak dapat mati --- Paus Pius XII
Antifon Pembuka
Sungguh mulia segala yang dikatakan tentang dikau, ya Maria. Hari ini engkau diangkat melebihi himpunan para Malaikat, dan untuk selama-lamanya engkau berjaya bersama Kristus.
Doa Sore
Ya Allah, Engkau memperhatikan kerendahan Santa Perawan Maria; dan menganugerahinya dengan karunia yang besar untuk melahirkan Putra Tunggal-Mu yang menjelma menjadi manusia. Pada hari ini Engkau memahkotai dia dengan kemuliaan yang tiada tara. Kami mohon semoga dengan bantuan doanya Engkau berkenan mengangkat kami ke dalam kemuliaan-Mu. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Pertama Tawarikh (15:3-4.15-16; 16:1-2)
Daud mengumpulkan segenap Bangsa Israel ke Yerusalem untuk mengangkut tabut Tuhan ke tempat yang telah disiapkannya untuk itu. Daud mengumpulkan bani Harun dan orang Lewi. Kemudian bani Lewi mengangkat tabut Allah itu dengan gandar pengusung di atas bahu mereka, seperti yang diperintahkan Musa, sesuai dengan Firman Tuhan. Tabut Allah itu dibawa masuk, lalu diletakkan di tengah-tengah kemah yang dipasang Daud untuk itu. Kemudian mereka mempersembahkan kurban bakaran dan kurban keselamatan, maka ia memberkati bangsa itu demi nama Tuhan.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia 'kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 132:6-7.9-10.13-14; Ul: 8)
1. Dengarlah! Kami dengar tabut itu ada di Efrata, kami telah mendapati di padang Yaar. "Mari kita pergi ke tempat kediaman Tuhan, dan sujud menyembah pada tumpuan kaki-Nya!"
2. Biarlah imam-imam-Mu berpakaian kebenaran, dan biarlah bersorak-sorai orang yang Kaukasihi! Demi Daud, hamba-Mu, janganlah Engkau menolak orang yang Kauurapi!
3. Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, "Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya".
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (15:54-57)
Saudara-saudara, sesudah hal-hal yang dapat binasa mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah Firman Tuhan: Maut telah ditelan dalam kemenangan! Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu? Sengat maut adalah dosa, dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (Luk 11:28)
Berbahagialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan memeliharanya.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (11:27-28)
Sekali peristiwa, ketika Yesus sedang berbicara kepada orang banyak, berserulah seorang wanita dari antara orang banyak itu, dan berkata kepada Yesus "Berbahagialah ibu yang telah mengandung dan menyusui Engkau." Tetapi Yesus berkata, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman Allah dan yang memeliharanya."
Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!
Renungan
Rekan-rekan sekalian!
Empat hal mengenai Maria dinyatakan sebagai ajaran iman. Dua dari zaman para Bapa Gereja: (1) Maria tetap Perawan, (2) Maria Theotokos - Maria mengandung dan melahirkan Tuhan Yesus, dan dua lainnya dari abad 19 dan 20 meskipun sudah dirayakan sejak berabad-abad sebelumnya, yaitu: (3) Maria dikandung tanpa noda dosa asal (dinyatakan sebagai ajaran iman tahun 1854) dan (4) Maria diangkat ke surga jiwa dan badan. Yang terakhir ini baru resmi dinyatakan sebagai bagian ajaran iman Gereja Katolik pada tahun 1950 meski sudah dirayakan di pelbagai tempat sejak abad ke-4.
MENEMUKAN YANG HILANG
Merayakan peristiwa Maria diangkat ke surga dapat menjadi ungkapan kepercayaan akan masa depan kemanusiaan sendiri. Pada satu saat nanti umat manusia akan kembali berada bersama dengan Tuhan di surga. Masa depan seperti ini bisa pula terjadi karena salah satu dari kemanusiaan, yakni Maria, sudah ada di sana dan kini ia melantarkan doa-doa permohonan dari yang biasa hingga yang amat khusus kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Kita acap kali menyadari bahwa Tuhan lebih mendengarkan kita - berkat Maria - daripada kita mendengarkan-Nya. Maria tahu jalan-jalan menyampaikan doa kita kepada Yang Maha Kuasa.
Diceritakan dalam Kitab Kejadian, manusia dan istrinya diusir dari Firdaus karena melanggar larangan memakan buah pengetahuan baik dan buruk. Ini dosa. Dosa membuat kemanusiaan merosot. Sebelumnya mereka akrab dengan dunia ilahi, dapat bercakap-cakap dengan Tuhan. Manusia merasa aman di hadapan-Nya. Tapi begitu mereka sadar telah melanggar larangannya mereka takut bertemu dengan-Nya dan menyembunyikan diri. Rasa saling percaya rusak dan tidak lagi mereka dapat berdiam di Firdaus. Tuhan mengusir mereka dan bahkan menempatkan malaikat penjaga berpedang api agar mereka tak bisa mendekat ke pohon kehidupan. Manusia kini harus berjerih payah mencari makan agar hidup terus. Istrinya harus menderita tiap kali mau menjadi ibu. Dan penggoda mereka, ular, dikutuk jalan melata. Tapi juga dikatakan seorang keturunan perempuan yang diperdayakannya itu nanti akan meremukkan kepalanya. Ini semuanya ada dalam Kitab Kejadian 3, khususnya Kej 3:15.
Mari kita bayangkan kelanjutan yang tidak diceritakan dalam Alkitab, tapi bisa kita rasa-rasakan. Setelah mengusir manusia dari Firdaus, Tuhan pun mengatupkan pelupuk mata menghela nafas. Dan semua penghuni surga pun tertunduk diam. Seluruh Firdaus seperti berkabung. Suasana ini membuat Tuhan merasa kesepian. Suatu hari Ia mengambil keputusan untuk turun ke dunia mencari manusia yang sudah diusir-Nya. Maka Ia mengubah diri menjadi suara batin yang ada dalam diri manusia. Dengan demikian, manusia diam-diam dituntun-Nya melangkah, mungkin dengan jatuh bangun lewat lorong-lorong kembali ke Firdaus, lewat jalan lain yang tidak dijaga malaikat berpedang api. Begitulah Ia berharap satu ketika nanti manusia akan bisa berada kembali di surga mengusir suasana murung untuk selama-lamanya.
Hari ini dirayakan kembalinya satu dari keturunan yang telah terusir dari Firdaus tadi. Bukan itu saja. Dirayakan pulihnya suasana gembira di surga. Dirayakan kebesaran Tuhan yang dapat membawa kembali kemanusiaan ke sana. Dirayakan pula kemampuan manusia untuk bekerja sama dengan Tuhan. Dirayakan orang yang hidup tulus membiarkan diri dituntun suara batin. Dan lebih dari itu. Kandungan suara batinnya itu menjadi darah daging juga - menjadi manusia. Manusia pertama yang bangkit dari kematian dan naik ke surga. Yesus dan dia yang kini mengisi surga dengan kegembiraan. Dia itulah yang menuntun manusia kembali ke sana. Sebagai Guru. Sebagai Gembala yang baik. Sebagai Penyelamat. Tak mengherankan yang pernah membawanya masuk ke dunia ini dengan sendirinya ikut terbawa kembali ke surga. Dia itu Maria, ibu Yesus.
MAGNIFIKAT
Bacaan Injil pada perayaan hari ini (Luk 1:39-56) memuat dua bagian, yakni kisah Maria mengunjungi Elisabet (ay. 39-45) dan Kidung Pujian "Magnifikat" (ay. 46-55) yang berakhir dengan ay. 56 sebagai penutup kisah. Bagian pertama mengisahkan dua orang perempuan yang mendapati diri beruntung. Elisabet yang termasuk kaum yang kena aib karena tidak mengandung sampai usia senja kini akan melahirkan Yohanes Pembaptis. Dan dia yang masih ada dalam rahim itu melonjak kegirangan mendengar salam yang diucapkan Maria yang datang berkunjung. Maria sendiri harus melewati hari-hari tak enak memikirkan bagaimana menjelaskan keadaan dirinya kepada Yusuf, tunangannya. Ia bertanya kepada malaikat yang datang kepadanya, bagaimana mungkin semuanya terjadi. Jawab malaikat menunjuk pada peran Roh Kudus. Begitulah kisah yang disampaikan kepada kita oleh Lukas. Dan kelanjutannya kita ketahui. Maria membiarkan Roh Kudus bekerja dalam dirinya. Itu dia Tuhan yang mengubah diri menjadi suara hati manusia. Dan suara hatinya itu jugalah yang membuatnya berkata "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu!"
Roh yang sama itu juga yang membuat Maria mengidungkan pujian yang dibacakan hari ini. Kidung itu mulai pada ay. 46 dengan pujian bagi Tuhan yang turun untuk menyelamatkan. Ia membuat hidup ini berarti. Ia membuat penderitaan bermakna. Kemudian dalam ay. 48 terungkap pengakuan bahwa Tuhan menyayangi orang-orang yang kecil sehingga mereka menjadi besar di mata orang. Tak perlu kita tafsirkan ini sebagai teologi pembalikan nasib orang miskin jadi kaya dan orang kaya jadi melarat. Ayat itu mewartakan kebesaran Tuhan yang tidak takut berdekatan dengan orang kecil, bukan karena tindakan ini romantik, ideal, melainkan karena orang kecil itu dapat memberinya naungan dan mengurangi kesepiannya! Orang sederhana biasanya ingat Tuhan dan itu cukup membuat-Nya menemukan kembali secercah kegembiraan yang telah hilang dari surga dulu. Ini teologi sehari-hari.
Ayat-ayat selanjutnya, yakni 49-55, berupa pembacaan kembali sejarah terjadinya umat Israel. Ditekankan tindakan-tindakan hebat Tuhan yang membela orang-orang yang dikasihi-Nya di hadapan pihak-pihak yang mau menindas mereka. Puji-pujian yang terungkap dalam Magnifikat ini senada dengan ungkapan kegembiraan dan kepercayaan akan perlindungan ilahi seperti terdapat dalam Kidung Hana dalam 1Sam 2:1-10.
Sering ada anggapan bahwa penderitaan, kemelaratan, ketidakberuntungan, aib, semuanya ini dikenakan sebagai hukuman bagi suatu kesalahan. Juga dianggap bahwa hukuman bisa juga diturunkan kepada keturunan orang yang bersalah. Dosa menurun, hukuman berkelanjutan. Dalam Kidung Magnifikat pendapat seperti ini tidak diikuti. Malah ditegaskan bahwa Tuhan membela orang yang percaya kepadanya yang meminta pertolongan dari-Nya. Bagaimana dengan orang yang hidupnya beruntung, menikmati kelebihan, tidak kurang suatu apa? Apakah mereka itu akan dikenai malapetaka? Kiranya bukan itulah yang dimaksud. Orang-orang yang beruntung dihimbau agar mengambil sikap seperti Tuhan sendiri, yakni memperhatikan mereka yang kurang beruntung. Sama sekali bertolak belakang bila orang membiarkan kekayaan, kedudukan, kepintaran membuat sesama yang kurang beruntung menjadi terpojok atau kurang mendapat kesempatan untuk maju. Inilah yang kiranya hendak disampaikan dalam ay. 52-53 yang mengatakan bahwa kaum congkak hati akan diceraiberaikan, orang berkedudukan akan direndahkan, orang kaya akan disuruh pergi dengan tangan hampa. Kidung Magnifikat mengajak orang-orang yang merasa beruntung diberkati oleh Tuhan dengan kelebihan bukan untuk menikmatinya, melainkan untuk memungkinkan sesama ikut beruntung. Di sini tidak ditawarkan sebuah teologi penjungkirbalikan nasib, melainkan pelurusan hakikat kehidupan sendiri.
Kepercayaan akan kebesaran Tuhan tidak bisa diterapkan begitu saja untuk memerangi ketimpangan sosial yang mengakibatkan adanya ketidakadilan yang melembaga. Namun demikian, kepercayaan ini dapat membuat manusia makin peka dan mencari jalan memperbaiki kemanusiaan sendiri. Keterbukaan kepada dimensi ilahi akan membuat orang makin lurus.
MEMBESARKAN FIRMAN ILAHI
Dalam Injil bagi Misa Vigilia (Luk 11:27-28) disebutkan ada seorang perempuan yang menyebut bahagia ibu yang melahirkan Yesus (Luk 11:27). Yesus menambahkan, "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." Kata Indonesia "memelihara" ini dengan tepat mengutarakan kembali ungkapan aslinya yang memuat pengertian menjaga, menelateni, membesarkan. Agak disentuh teologi sabda seperti diutarakan dalam pembukaan Injil Yohanes. Yang menarik ialah adanya penekanan pada kegiatan pihak manusia. Dikatakan manusia memelihara sabda Allah. Berarti sabda itu juga bisa berkembang dalam diri manusia dan bahkan menjadi bagian kehidupannya. Maria ialah salah satu yang menjalankannya. Seperti diutarakan dalam Luk 1:38 "Terjadilah padaku menurut perkataanmu itu", sabda Allah yang dibawakan malaikat kepadanya menjadi kehidupan karena diterimanya dan dikandungnya. Dan Maria melahirkannya tadi dalam ujud manusia. Kata-kata Yesus yang diteruskan dalam Luk 11:28 tadi memperjelas apa artinya berbahagia karena bisa melahirkan dan membesarkannya. Maria berbahagia karena ia mendengarkan firman Allah serta memeliharanya.
Salam,
A. Gianto
Rabu, 15 Agustus 2012
Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga
Antifon Pembuka (Why 12:1)
atau
Bergembiralah kita semua dalam Tuhan, berhari raya menghormati Santa Perawan Maria. Malaikat pun bersuka ria berpesta merayakan pengangkatannya dan memuji Putra Allah.
Doa Pagi
Bacaan dari Kitab Wahyu (11:19a; 12:1-6a.10ab)
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do=d, 2/2, PS 861
Ref. Segala keturunan akan menyebut aku bahagia
Ayat. (Mzm 45:10-12.16 Ul:10d)
1. Dengarlah, hai puteri, lihatlah dan sendengkanlah telingamu, Lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya.
2. Di antara mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari ofir.
3. Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja.
Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tibalah kesudahan, yaitu bilamana Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh terakhir, yang Ia binasakan ialah maut.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do=f, 2/2, PS 953
Ref. Alleluya, alleluya.
Ayat
Maria diangkat ke surga, para malaikat bergembira.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (1:39-56)
Beberapa waktu sesudah kedatangan malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di wilayah Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring; “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.” Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memerhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah Kudus. Rahmat-Nya turun temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya, Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Perayaan ‘Bunda Maria Diangkat ke Surga dengan Mulia’ merupakan salah satu bentuk pengakuan iman Gereja akan Bunda Maria, yang karena perannya begitu besar dalam karya penyelamatan Allah, maka ia mendapatkan anugerah kemuliaan, diangkat ke Surga dengan mulia. Allah yang sejak semula berkenan memilih Maria dan memberinya peran luhur untuk mengandung dan melahirkan Yesus, pastilah akan memperhatikan Maria pada akhir hidupnya. Kemuliaan dan hidup bersama Putra-Nya di surga sangatlah pantas diberikan oleh Allah kepada Bunda Maria.
Bunda Maria telah mendapatkan tempat secara istimewa dalam hati umat Katolik, salah-satunya karena peranannya sebagai perantara doa. Kita mengakui bahwa Maria adalah Bunda yang baik dan setia dalam mendampingi kita lewat doa-doanya. Itulah sebabnya kedekatan kita dengan Bunda Maria perlu kita bangun. Selain itu, Bunda Maria memberi teladan dalam beriman. Ia memiliki kepercayaan yang mendalam, kesetiaan yang tangguh, dan penyerahan diri yang total kepada kehendak Allah. Semoga hal ini juga menjadi sikap dan cara beriman iman kita.
Ya Allah, Engkau telah memilih Bunda Maria sebagai Bunda Putra-Mu dan Bundaku. Terima kasih atas terkabulnya doa-doa yang kupanjatkan dengan perantaraannya. Semoga aku mampu meneladaninya dalam mengikuti Yesus Putra-Mu. Amin.
KHUSUS INDONESIA MENGGUNAKAN BACAAN BERIKUT INI:
Rabu, 15 Agustus 2012
Hari Biasa Pekan XIX
Yesus bersabda, "Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Mat 18:19-20)
Antifon Pembuka (Mzm 113:1-2)
Pujilah hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selamanya.
Doa Pagi
Allah yang Maharahim, Engkau senantiasa mengasihi dan mengampuni kami. Bantulah kami untuk bersikap penuh belas kasih terhadap semua orang yang kami jumpai hari ini. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin.
Yehezkiel bernubuat bagi bangsa yang ditunjuk Tuhan untuk menghukum Yerusalem. Dosa-dosa Yerusalem membuat kenistaan di mata Tuhan. Mereka diizinkan menajiskan Bait Suci, sebab Israel sendiri sudah tidak hidup dengan suci. Tuhan ingin menghajar Israel, karena dosa-dosa mereka menjadikan Tuhan sungguh kecewa. Jika Tuhan menjadi kecewa, betapa mengerikan akibatnya bagi orang-orang yang dikasihinya.
Bacaan dari Kitab Yehezkiel (9:1-7.10:18-22)
Aku mendengar Tuhan berseru dengan suara nyaring, "Maju ke mari, hai, yang harus menjalankan hukuman atas kota ini! Masing-masing dengan alat pemusnah di tangannya!" Lihat, enam orang laki-laki datang dari jurusan pintu gerbang Atas, yang menghadap ke utara, masing-masing dengan alat pemukul di tangannya. Dan satu orang di antara mereka berpakaian lenan dan di sisinya terdapat suatu alat penulis. Mereka ini masuk dan berdiri di samping mezbah tembaga. Pada saat itu kemuliaan Allah Israel sudah terangkat dari atas kerub, tempatnya semula, ke atas ambang pintu Bait Suci dan Dia memanggil orang yang berpakaian lenan dan yang mempunyai alat penulis di sisinya. Firman Tuhan kepadanya: "Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di sana." Dan kepada yang lain-lain aku mendengar Dia berfirman: "Ikutilah dia dari belakang melalui kota itu dan pukullah sampai mati! Janganlah merasa sayang dan jangan kenal belas kasihan. Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi semua orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan mulailah dari tempat kudus-Ku!" Lalu mereka mulai dengan tua-tua yang berada di hadapan Bait Suci. Kemudian firman-Nya kepada mereka: "Najiskanlah Bait Suci itu dan penuhilah pelataran-pelatarannya dengan orang-orang yang terbunuh. Pergilah!" Mereka pergi ke luar dan memukuli orang-orang sampai mati di dalam kota. Lalu kemuliaan Tuhan pergi dari ambang pintu Bait Suci dan hinggap di atas kerub-kerub. Dan kerub-kerub itu mengangkat sayap mereka, dan waktu mereka pergi, aku lihat, mereka naik dari tanah dan roda-rodanya bersama-sama dengan mereka. Lalu mereka berhenti dekat pintu gerbang rumah Tuhan yang di sebelah timur, sedang kemuliaan Allah Israel berada di atas mereka. Itulah makhluk-makhluk hidup yang dahulu kulihat di bawah Allah Israel di tepi sungai Kebar. Dan aku mengerti, bahwa mereka adalah kerub-kerub. Masing-masing mempunyai empat muka dan bagi masing-masing ada empat sayap dan di bawah sayap mereka ada yang berbentuk tangan manusia. Kelihatannya muka mereka adalah serupa dengan muka yang kulihat di tepi sungai Kebar. Masing-masing berjalan lurus ke mukanya.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan
Ref. Kemuliaan Tuhan mengatasi langit.
Ayat. (Mzm 113:1-2.3-4.5-6)
1. Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.
2. Dari terbitnya matahari sampai pada terbenamnya terpujilah nama Tuhan. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit.
3. Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat yang tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?
Bait Pengantar Injil do = g, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dalam diri Kristus dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita.
Komunitas itu memiliki kekuatan besar. Yesus menunjukkan kekuatan itu, "Jika dua sepakat meminta apa pun, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku di surga." Selain itu, dua atau tiga orang saksi membuat suatu perkara dipandang sah secara hukum. Hal ini juga menyangkut apa yang perlu diikat dan dilepaskan oleh para pengikut Kristus. Maka, komunitas adalah sumber rahmat Tuhan, jika hidup sehati sejiwa. Jika hati para penghuninya 'sepakat'.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (18:15-20)
"Jika saudaramu yang berbuat dosa mendengarkan teguranmu, engkau telah mendapatnya kembali."
Sekali peristiwa Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan dikau, bawalah seorang atau dua orang lain, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai orang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. Aku berkata kepadamu: Sungguh, apa yang kalian ikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa yang kalian lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga. Dan lagi Aku berkata kepadamu, jika dua orang di antaramu di dunia ini sepakat meminta apa pun, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di surga. Sebab di mana ada dua atau tiga orang berkumpul demi nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah mereka."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Yesus sungguh mendorong para murid-Nya untuk saling memperbaiki sebagai saudara. Pertama-tama, hal itu dilakukan secara pribadi, tetapi kalau gagal, bersama dengan orang lain atau dengan bantuan jemaat (Gereja). Kita sadar bahwa saling memperbaiki itu tidak mudah. Namun, hal itu bisa kita lakukan, kalau kita lakukan dalam dan bersama dengan Yesus.
Doa Malam
Ya Yesus, terima kasih atas sabda-Mu hari ini, yang membuat aku semakin menyadari akan kehadiran-Mu di dalam sesamaku yang mempunyai niat baik untuk menolong aku lewat nasihat dan kritikan yang membangun. Yesus, tinggallah bersamaku dalam tidurku malam ini. Amin.