| Home | Bacaan Harian | Support Renungan Pagi | Renungan Minggu Ini | Kisah Para Kudus | Katekese Iman Katolik | Privacy Policy |

CARI RENUNGAN

>

Sabtu, 01 September 2012 Hari Biasa Pekan XXI

Sabtu, 01 September 2012
Hari Biasa Pekan XXI

“Rahmat telah mendahului; sekarang diganjar, apa yang sebenarnya utang … jasa-jasa adalah hadiah Allah” (St. Agustinus)


Antifon Pembuka (1Kor 1:27)


Apa yang bodoh di mata dunia dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat.


Doa pagi


Allah Bapa yang murah hati, kami manusia yang rapuh telah Kaupilih untuk dikuduskan dalam Yesus Putra-Mu. Terima kasih ya Bapa, atas anugerah ini. Tariklah sebanyak mungkin orang untuk bermegah dalam Kristus, Juruselamat dunia. Amin.


Umat Korintus mengalami banyak konflik, sebagaimana kota pelabuhan pada umumnya, yang menjadi pertemuan berbagai bangsa dan budaya. Di tengah tawaran beragam nilai dan ajaran, Paulus ingin mengembalikan mereka pada panggilan semula, yakni menjadikan Kristus sebagai hikmat bagi kehidupan mereka.


Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada umat di Korintus (1Kor 1:26-31)


"Yang lemah dan tak berdaya dipilih Allah."

Saudara-saudara, coba ingatlah bagaimana keadaanmu ketika dipanggil. Menurut ukuran manusia tidak banyak di antara kalian yang bijak, tidak banyak yang berpengaruh, tidak banyak yang terpandang. Namun apa yang bodoh di mata dunia dipilih oleh Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia dipilih Allah untuk memalukan yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan hina bagi dunia, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah. Tetapi Allah telah membuat kalian berada dalam Kristus Yesus, dan oleh Dia Kristus telah menjadi hikmat bagi kita. Dialah yang membenarkan, menguduskan dan menebus kita. Maka sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci, “Barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah dalam Tuhan.”

Demikianlah sabda Tuhan.
Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan

Ref. Berbahagialah bangsa yang dipilih Tuhan menjadi pusaka-Nya.
Ayat. (Mzm 33:12-13.18-19.20-21)

1. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya! Tuhan memandang dari surga, dan melihat semua anak manusia.
2. Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya; Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.

Bait Pengantar Injil

Ref. Alleluya
Ayat. Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan; yaitu supaya kalian saling menaruh cinta kasih, sebagaimana Aku telah menaruh cinta kasih kepadamu. Alleluya.

Dalam diri setiap orang, Allah memberikan modal untuk hidup, berupa potensi dasar. Potensi ini harus dikembangkan, dan pada akhir zaman dipertanggungjawabkan kepada-Nya. Yang memiliki banyak dituntut banyak, yang tidak mau mengembangkan dianggap malas. Sanksi disiapkan bagi mereka yang malas. Di sini kemalasan digolongkan sebagai kejahatan.


Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (25:14-30)


"Karena engkau setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, masuklah ke dalam kebahagiaan tuanmu."

Pada suatu hari Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-murid-Nya, “Hal Kerajaan Surga itu seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberinya lima talenta, yang seorang lagi dua, dan seorang yang lain lagi satu, masing-masing menurut kemampuannya. Lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia manjalankan uang itu dan memperoleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta pun berbuat demikian, dan mendapat laba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lubang di tanah, lalu menyembunyikan uang tuannya. Lama kemudian pulanglah Tuan hamba-hamba itu, lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta datang dan membawa laba lima talenta. Ia berkata, ‘Tuan, lima talenta Tuan percayakan kepadaku. Lihat, aku telah memperoleh laba lima talenta.’ Maka kata tuannya kepadanya, ‘Baik sekali perbuatanmu itu, hamba yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil! Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.’ Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta, katanya, ‘Tuan, dua talenta Tuan percayakan kepadaku. Lihat, aku telah memperoleh laba dua talenta.’ Maka kata tuan itu kepadanya, ‘Baik sekali perbuatanmu hamba yang baik dan setia! Karena engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara kecil, maka aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.’ Kini datang juga hamba yang menerima satu talenta dan berkata, ‘Tuan, aku tahu bahwa Tuan adalah manusia kejam, yang menuai di tempat Tuan tidak menabur, dan memungut di tempat Tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta Tuan di dalam tanah. Ini, terimalah milik Tuan!’ Maka tuannya menjawab, ‘Hai engkau, hamba yang jahat dan malas! Engkau tahu bahwa aku menuai di tempat aku tidak menabur, dan memungut di tempat aku tidak menanam. Seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerima uang itu serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya, dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, akan diberi sampai ia berkelimpahan, tetapi siapa yang tidak punya, apa pun yang ada padanya akan diambil. Dan buanglah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sana akan ada ratap dan kertak gigi’.”

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Yesus menunjukkan kepada kita bagaimana nilai-nilai kerja menurut Allah. Pelayanan diukur tidak dengan kuantitas tetapi oleh tahapan di mana orang dapat mengembangkan talenta yang Tuhan berikan. Hamba ketiga dihukum bukan karena dia hanya memiliki satu talenta, tetapi karena dia tidak melakukan apa-apa terhadap satu talenta tersebut. Bagaimana dengan kita? Kita diminta untuk bekerja dan mengembangkan bakat atau talenta yang kita miliki; bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk pelayanan terhadap sesama.


Doa Malam


Allah Bapa yang Mahabaik, dengan cermat Engkau telah merencanakan diriku untuk tujuan yang luhur. Bantulah aku dalam mempertanggungjawabkan kebaikan-Mu itu dalam segala keterbatasanku. Amin.



RUAH

renunganpagi.id 2024 -

Privacy Policy